Kaget

338 51 2
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







Sudah semingguan Juna menjadi saksi temannya hidup berumah tangga, tiap hari juga, Juna harus rela membiarkan batinnya terkoyak setiap mendengarkan cerita cinta antara Panji dan istrinya.

Juna sadar kok, ini udah bukan ranah umum tapi segimana keras nya dia ngelarang Panji, tetep aja orangnya bakal cerita.

Keseharian mereka dari sebelum tidur sampai bangun lagi, kisah bagaimana senang nya Panji kala memiliki teman cerita sebelum tidur, padahal dulu cuma Juna satu-satunya teman cerita sebelum tidur nya Panji.

Cerita Panji yang tiap pagi sudah ada teman sarapan dan mengobrol, padahal dulu lelaki itu lebih sering merecoki paginya Juna hanya untuk mengajak sarapan bersama.

Intinya, semua kegiatan yang dulu sering Juna lakukan, sekarang sudah digantikan. Gakpapa, Juna berusaha buat lupain aja, soalnya salah satu cara cepat ikhlas yah dengan melupakannya kan?

Susah kalo disuruh ikhlas, tapi terus diingat dan itu juga yang Juna rasakan, memang anjim lah.

"Tunggu disini dulu !!" Juna menoleh, menatap Panji heran. "Gue ke ATM bentar."

Juna ngangguk doang, hari ini mereka ada waktu luang buat nyempetin makan siang bareng. Selesai makan siang, rencana mau pulang kerumah Juna.

Soalnya emang Panji naro mobilnya disana, lagian tempat makan itu gak terlalu jauh, jadinya mereka memilih untuk jalan kaki, sekalian olahraga aja.

Selagi nunggu Panji yang lagi ngantri ATM, Juna memperhatikan sekitar trotoar yang ramai oleh pejalan kaki.

Lagi asyik-asyiknya menelisik sekitar, Arjuna malah melihat sosok perempuan dengan pakaian minim jalan kearahnya. Raut perempuan itu keliatan kesel, sampai akhirnya dia didepan Juna.

"Ada yang bisa diban..."

PLAK

Tamparan keras itu memotong ucapan Juna, sosok yang ditampar juga membatu bingung.

"Gak sopan."

Juna langsung menatap datar perempuan didepannya. "Saya salah apa mbak?"

"Kamu yang barusan cat calling saya kan?"

Kening Juna ngerut, dia aja baru liat nih cewek tapi kok bisa-bisanya langsung kena tuduhan?

"Maaf mbak, saya aja liat mbak pas jalan kesini dan lagi pula saya gak bisa tuh cat calling."

Cuhh

Arjuna meludahkan permen karetnya ke telapak tangan, orang-orang mulai menonton mereka.

"Saya sedang mengunyah permen karet, apa saya terlihat melakukan hal itu?"

"Lalu siapa lagi kalo bukan kamu?"

"Loh kok tanya saya? Tanya diri mbak sendiri lah !! Lagian introspeksi diri mbak, kalo masih gampang tersinggung sama siulan orang, makanya gak usah pake baju minim bahan !! Merusak penglihatan aja."

Another Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang