Dia

323 48 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Sesuai dengan ucapannya, Panji pulang di minggu depan nya setelah hari-hari kacau Arjuna. Tanpa mau memberi tahu kondisinya, Juna malah mengiyakan saat temannya itu meminta tolong untuk dijemput.

Lagian dari rumahnya ke bandara gak terlalu jauh, yah kurang lebih empat jam. Gak masalah kok, lagian itu jarak tempuh kalo macet.

Tapi masalahnya ini weekend, mana ada perbaikan di jalan tol dan sudah sangat dipastikan akan sangat macet. Gak mau bikin temen nya nunggu, maka Arjuna memilih berangkat lebih awal.

Karena jam perkiraan Panji dan istrinya sampai setelah makan siang, maka Arjuna lebih memilih pergi pagi. Walaupun sampe lebih dulu, maka dia akan lebih tenang menunggu.

"Adek, mau kemana?"

Sudah seminggu memang, tapi canggung nya tetap berasa. Mungkin karena Arjuna yang semakin memberi jarak, bahkan saat papanya terlihat berharap untuk kembali bisa berbicara normal, tapi Arjuna masih belum bisa.

"Jemput Panji sama Caca."

"Kok kamu yang jemput?" Tanya papa.

Masih ada rasa takut, sakit dan sedih kala Juna mendengar suara papanya yang kembali santai.

Tahu kalo anaknya gak mau jawab, mama nya balik lagi ambil alih obrolan.

"Sarapan dulu !! Kamu belum makan dari semalem."

"Nanti aja !!" Tolak Arjuna.

"Makan, kamu mau nempuh perjalanan jauh." Paksa mama.

"Sekalian dijalan aja, Juna berangkat dulu."

Arjuna, melangkah pergi. Meninggalkan raut-raut bersalah dari kedua orangtuanya, yah... Mau gimana lagi? Hati orang beda-beda dalam mengobati lukanya.

"Sabar yah pa !! Juna masih perlu waktu." Ucap mama sembari mengusap pundak suaminya.

"Gakpapa ma, ini juga hukuman papa yang gak bisa adil sama perasaan Juna. Kalo bulan depan dan seterusnya Arjuna gak mau ikut kumpul keluarga, papa bolehin."

"Beneran?"

"Iya, masa bodo sama yang lain."

Mama senyum seneng. "Makasih pa."

---

Akhirnya Juna selesai menempuh jarak yang lumayan nyaman untuk dia pakai memulihkan hatinya, karena setelah sampai dia yakin, hatinya harus kembali kuat.

Setelah memberitahukan posisinya, Juna lebih memilih untuk tunggu dimobil. Sesekali matanya melirik sekitar, sampai sosok yang ditunggu datang.

"Kak Junaaaa."

Arjuna memasang senyum nya dengan apik, seolah tidak pernah menjadi orang paling terluka dimuka bumi.

Another Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang