Hampir

358 47 7
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Setelah pembicaraan saat itu, Panji jadi lebih sering lagi nemuin sosok Juna. Gak secara terang-terangan, cuma menjadi sosok pengagum dari jauh.

Dia emang gak mau gegabah, takutnya Arjuna salah tangkap dengan sikapnya dan berakhir menjauh lagi.

Panji gak mau memulai usaha nya dari awal lagi, apalagi sekarang dia sudah mendapatkan izin dari kedua orangtua Juna.

Seperti kali ini, Panji mendapatkan informasi dari mamanya Juna soal kegiatan si anak. Arjuna kerja biasa kok, memakai kemampuannya sendiri.

Panji juga baru tahu setelah beberapa hari ngikutin, makanya sekarang dia lagi ikut makan siang diacara kantor Arjuna.

Kayak family gathering gitu, cuma lebih bebas aja soalnya pas nyampe tempat tuh mereka gak ada kegiatan bareng-bareng lagi.

Panji liat, Arjuna asik ngobrol sama satu laki-laki yang perawakan nya jelas jauh berbeda dengan dirinya.

Sampe di jam makan siang, Panji melipir buat beli makanan dulu. Lapar dia, sedari pagi belum makan, soalnya Juna berangkat kerjanya pagi terus.

Mana jarak hotel Panji ke rumah Arjuna tuh, yah lumayan jauhlah. Makanya nih, perjuangan banget.

"Sorry..."

Panji menoleh, ternyata ada yang bertanya soal keberadaan nya disana. Disangka pegawai yang sama, tapi Panji langsung jelasin kalo dia cuma pengunjung lain.

Setelah dipahami, Panji kembali sendirian dan pas nyoba liat kearah awal, ternyata Arjuna udah gak ada.

"Lah... Kemana anjir?" Bingung Panji.

Gak tinggal diam, Panji langsung nyoba buat nyari ke arah beberapa kumpulan tapi nihil, Arjuna tidak ditemukan.

"Halahhh... Masa ilang lagi?"

---

"Kok bisa dompet mu ilang?"

Juna ngerjap, melirik sang kakak yang baru saja menjemput nya.

"Gak ilang sih, kayaknya ketinggalan di kantor."

Abimanyu mencebik, dia lagi ada kerjaan di sini dan menginap di rumah adiknya.

"Jadi sekarang ke kantor mu dulu?"

"Iya mas, nyoba nyari dikantor."

Arjuna berusaha memperkuat alasannya, padahal pada kenyataannya, dia hanya menghindari sosok yang selalu mengikuti dia akhir-akhir ini.

Bodoh kalo Arjuna gak sadar, lelaki yang sialnya masih jadi pemilik hatinya itu, terlalu mencolok untuk melakukan pengintaian.

Kalo gak penampilan nya yang mencolok, pasti posisinya terlalu dekat, sampe-sampe Arjuna bisa ngeliat ujung hidung lelaki itu dengan jelas.

Another Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang