Pamit

375 54 7
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Arjuna gak tahu ini mau bahas apa lagi, soalnya sesudah makan malam dia kembali disuruh nunggu. Sebenarnya Arjuna masih jaga jarak sama papa nya, siapapun bisa lihat kalo mereka jadi canggung.

Seperti sekarang, setelah makan malam Arjuna pamit ke kamar sebentar namun tak lama, pemuda kelahiran September itu kembali menghampiri kedua orangtuanya.

Duduk di satu sofa yang diperuntukkan untuk satu orang, dia juga langsung berhadapan dengan kedua orangtuanya.

Arjuna duduk diam, bagai seorang tersangka yang tengah menunggu putusan hakim. Gak bisa bohong juga, bahwa sebenarnya Arjuna sudah tak enak hati.

Berkaca dari pengalaman yang lalu aja, setelah mengadakan pembicaraan keluarga, hubungan Juna dan papanya malah jadi canggung.

Semoga aja, kali ini tidak mengakibatkan hal fatal pada hubungan keluarga nya lagi.

"Dek." Panggil mama lembut.

Juna natap wajah mamanya. "Iya maa?"

"Sibuk banget yah belakangan ini?"

"Ya... Lumayan, kantor juga lagi rame." Jawab Arjuna bingung, buat apa nanyain urusan kantor ke karyawan kayak dia coba?

Padahal papanya kan yang punya kantor, harusnya mama dia tahu kan kondisi kantor lagi serame apa.

"Ada apa emangnya maa?"

"Enggak, cuma makin jarang aja kamu main sama Cecil."

Juna ngerjap, kalo diinget lagi, emang iya sih. Jangankan main sama Cecil, ketemu Panji aja, Juna udah terbilang jarang banget.

Panji sih selalu ngasih dia kabar bahkan sering banget tuh orang spam chat, tapi yah Arjuna emang lagi sibuk.

"Oh." Akhirnya Juna cuma jawab gitu.

"Masih baik kan hubungan kamu sama Cecil?" Tanya mama.

"Baik kok, emang lagi pada sibuk aja."

"Dek."

"Iya maa?" Tangan Juna mulai keringetan, kayaknya sekarang deh waktunya dia nerima maksud dari pembicaraan ini.

"Hubungan kamu sama Cecil itu, mau dibawa kemana?"

"Ya... Gak kemana-mana maa, kita kan temenan."

"Tapi Cecil baik loh dek."

Juna ngangguk. "Iya, adek tahu kok. Kan kita temen."

"Maksud mama tuh, emang gak mau lebih serius?"

"Cecil gak suka adek maa."

"Kenapa?"

Juna ngangkat bahunya. "Bukan tipe nya kali."

Another Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang