02: Tidak Di Anggap

337 253 305
                                    

Hai hai selamat pagi!!🌻

Spam komen pakai bias kalian dong🤗

Sebelum lanjut janlupa vote dan komen disetiap paragrafnya 🔥🔥

Tandai typo‼️

☆☆☆☆

Sepulang sekolah, Zenia memutuskan untuk berjalan kaki. Jarak dari sekolah ke rumahnya lumayan jauh, tapi gadis berambut kepang dua itu tetap ingin berjalan kaki. Dengan alasan, itung-itung olahraga. Sebenarnya bisa saja Zenia menaiki angkutan umum. Namun, dirinya hanya ingin mengirit uang untuk di tabungkan.

"Ternyata jauh juga." Eluh Zenia merasa pegal berjalan dari sekolah ke rumahnya.

Ini bukan pertama kalinya Zenia pulang jalan kaki. Zenia sudah terbiasa semenjak di sekolah lama, Gadis itu sangat iri dengan adik tirinya. Zoya selalu di jemput oleh Mawar ketika pulang sekolah maupun pergi ke sekolah. Kadang, Zoya juga pulang di antar oleh Altezza—kekasihnya.

Selang beberapa menit, Zenia sampai di rumah minimalis berlantai dua dengan cat berwarna hijau tosca dan putih. Pekarangan rumah tersebut tidak terlalu luas, di halaman rumah ada terdapat taman kecil berupa tanaman hias beserta bunga mawar berwarna merah. Bunga mawar itu pemberian dari Byan kakak kandung Zenia sebelum pergi mengikuti jejak ayahnya.

Zenia membuka pintu kayu jati berwarna coklat. Di dalam sana terdapat Zoya dan Mawar sedang membicarakan sesuatu.

"ZENIA! SINI KAMU!" baru saja Zenia ingin menutup pintu, suara keras itu berhasil mengejutkan Zenia.

Dengan langkah pelan Zenia berjalan. Ada rasa takut jika Mawar sudah membentaknya. Sebisa mungkin Zenia memendam rasa takut itu.

"Assalamualaikum.. " Zenia membungkukan badannya untuk menyalami tangan Mawar. Tetapi tangan Zenia sudah di tepis oleh Mawar.

PLAK!

Bukannya membalas uluran tangan Zenia, Mawar malah menampar pipi kiri Zenia. Gadis berambut di kepang dua itu hanya bisa menahan rasa panas yang menjalar di bagian pipinya. Atmosfer di ruangan ini berubah menjadi mencekam.

"Berani-beraninya kamu duduk di samping cowoknya Zoya!" Napas Mawar naik turun. Mata tajamnya menatap tajam ke arah Zenia. Sedangkan Zenia hanya menunduk ke bawah dengan jari yang saling menautkan.

"Maksud ibu, Altezza?" Tanya Zenia dengan suara bergetar. Wajah Zenia masih tertunduk ke bawah, takut rasanya melihat wajah Mawar jika sudah marah begini.

"Pake nanya lagi!" Sahut Zoya berada di samping ibunya. Senyuman devil itu muncul ketika melihat Zenia di marahi oleh Mawar. Ini yang di sukai Zoya, melihat Zenia menderita.

Wajah Zenia mengangkat menatap Zoya. "Itu bukan kemauan aku. Zen cuma disuruh sama pak Rizal untuk duduk di kursi sebelah Altezza." Katanya.

Zoya membuang pandangan kearah lain. Tangannya melipat di depan dada. Muak sekali rasanya melihat wajah melas Zenia. Kalau bukan saudara tiri Zoya, mungkin Zoya sudah mengusir Zenia sejak lama.

"Bukan hanya itu ma, Zen juga kasih aku bekal nasi goreng di di depan Al." Mata Mawar membulat kaget. Geram sekali melihat tingkah Zenia yang notabenenya murid baru di sekolah SMA STAR.

SERPIHAN LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang