04: Pelampiasan

358 258 546
                                    

Hai hai ketemu lagi sama cerita Zenia😻

Gmn kabarnya? Semoga sehat selalu ya??

Sebelum lanjut sebaiknya vote dan ramaikan komentar disetiap paragrafnya🔥🔥

Tandai typo⚠️

Lest go!

☆☆☆☆

Di kamar berwarna Lilac putih itu ada seorang gadis dengan rambut yang sengaja di kepang dua. Zenia tengah sibuk menulis sesuatu di buku diary berwarna ungu muda atau biasa disebut berwarna Lilac. Sudah beberapa menit, gadis itu menulis sambil tersenyum tipis. Pikirannya terus mengingat kejadian kemarin, ada sosok malaikat yang menolong dirinya di sekolah.

"Aku mau hubungan aku sama Nathan seperti sahabat pada umumnya."

Setelah kejadian itu, Nathan dan Zenia semakin dekat. Banyak pasang mata yang melihat keduanya saling berbincang ataupun pulang sekolah bersama. Tidak heran bagi Zoya, menurutnya Zenia itu cewek norak yang bodohnya baru punya temen seperti Nathan.

Nathan is calling...

Suara dering ponsel berhasil mengejutkan Zenia. Ponsel yang berada di atas kasur itu, segera Zenia ambil dan mengangkat nya. Dugaann Zenia benar, pasti Nathan yang menelponnya malam-malam gini.

"Hallo Zeniaaa.. " teriak heboh Nathan di sebrang sana. Zenia mendengar itu reflek menjauhkan ponselnya dari telinga kanannya.

"Ngapain telpon aku?" Tanya Zenia penasaran.

"Kangen hehe." Zenia terkekeh mendengar itu. Lalu Nathan kembali berucap, "Haha bercanda Zen, lo lagi ngapain?"

Zenia menghembuskan napas lega. Dia pikir, Nathan akan macam-macam pada dirinya. Ah, sepertinya Nathan tidak akan seperti itu. Dari wajahnya sudah terlihat aura positif, berbeda dengan Altezza. Aih, kenapa membahas laki-laki yang menggunakan handband sebagai ciri khasnya? Sejauh ini, Zenia tidak ingin membahas Altezza ataupun masalah kemarin di sekolah.

"Aku lagi nulis diary," Balas Zenia sambil menggigit bibir bawahnya.

"Diary tentang gue? Haha canda Zen. Maaf ya? Kalo gue ganggu lo. Abisnya gue gabut banget mau ngapain, alhasil gue telpon lo malam-malam gini." Ntah mengapa, menganggu Zenia menjadi hobi baru Nathan. Cowok itu sering sekali menjaili Zenia di sekolah maupun di luar sekolah.

Zenia tertawa kecil. "Kamu nggak ganggu sama sekali. Kebetulan aku juga lagi gabut nih nulis-nulis nggak jelas di buku diary ini." Katanya dengan kekehan ringan.

"Kok bisa kebetulan gitu. Jangan-jangan kita jodoh?"

"Ngaco!" Gelak tawa Nathan pecah melalui suara ponsel Zenia. Nathan selalu tidak pernah nyambung jika di ajak bicara dengan Zenia. Ntahlah seperti apa perasaan Nathan kepada Zenia, yang harap, Nathan tidak menaruh perasaan lebih.

"ZENIA! TURUN KAMU!"

Suara itu berhasil membuat Nathan berhenti tertawa. Teriakan Mawar membuat Zenia tersentak kaget begitupun dengan Nathan yang ikut kaget di sebrang sana.

"Nathan, udah dulu ya. Nanti Kita lanjut lagi." Perasaan Zenia semakin khawatir ketika Nathan menanyakan beberapa pertanyaan.

"Lo nggak apa-apa? Siapa yang manggilin lo? Zen jawab!" Zenia tidak menggubris ucapan Nathan. Gadis itu segera memutuskan sambungan sepihak. Jika Nathan tahu, Zenia tidak ingin membuat Nathan khawatir tentang kondisinya.

SERPIHAN LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang