11: Sejarah Kepang Dua

281 168 857
                                    

Haiii syellders selamat malam minggu 😙

Gausah berharap dimalem mingggu, emg ada yg ngajak jalan??

Kan kita jones, wkwk.

Gak bercanda! Kita single happy, dah sblm lanjut jnlupa vote dan ramaikan komentar di setiap paragrafnya 🔥

Tandai typo!

____♡♡____

Sudah tiga hari Zenia tidak masuk sekolah. Hal itu membuat Nathan semakin khawatir dengan kondisi Zenia. Dia juga sangat kesepian ketika berada di kelas jika tidak ada Zenia.

Malam ini, Nathan ingin menjenguk Zenia di rumahnya. Tetapi Nathan tidak tahu dimana alamat rumah Zenia. Akhirnya ia merogoh saku celananya mencari nomor seseorang.

"Why?" Ucap seseorang di sebrang sana.

"Lo tau alamat rumah Zoya?" Altezza yang mendengar itu mengerutkan keningnya. Untuk apa Nathan menanyakan alamat Zoya?

"Urusan lo?"

"Ck, kasih tahu aja dimana? Gue mau jenguk Zenia bukan rebut cewek lo!"

"Mantan kalau lo lupa. Ngapain lo jenguk Zenia malam-malam gini?"

Nathan melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu menunjukkan pukul 19:15 apakah itu sudah bisa dikatakan larut malam? Sepertinya hanya Altezza aja yang lebay.

"Baru jam tujuh. Salah kalo gue jenguk dia?"

"Posisi lo?"

"Berdiri," Jawab Nathan polos.

Altezza berdecak sebal. "Maksud gue, posisi lo ada dimana?"

Nathan tertawa kecil. Bisa polos juga dia kalau di tanya Altezza. "Di pertigaan jalan Rajawali."

"Tunggu disitu, gue otw sekarang!"

"Lo mau nga-"

Tut Tut Tut

Altezza memutuskan sambungan sepihak. Membuat wajah Nathan kesal. Untuk apa dia datang kesini? Padahal Nathan hanya ingin menanyakan alamat rumah Zenia. Mau tidak mau, dia menunggu Altezza datang walaupun tubuhnya sudah di gigit banyak nyamuk.

"Kampret banget tuh anak!" Gerutu Nathan. Lalu duduk di atas motor sportnya.

____♡♡____

Lima belas menit kemudian, datang mobil berwarna hitam. Nathan sangat kenal siapa pemilik mobil itu.

"Lama lo!" Hardik Nathan. Sedari tadi dia menunggu disini sendiri seperti orang stres.

"Ikutin mobil gue!" Lepas itu Altezza pergi meninggalkan Nathan.

"Setan! Tungguin gue woi!" Buru-buru Nathan menaiki motornya dan menyalakan mesinnya. Lalu melaju mengikuti mobil Altezza.

Untung saja, mobil Altezza belum terlalu jauh. Jadi ia masih bisa mengejarnya. Kalau bukan karena Zenia, mungkin Nathan sudah membogem muka sialan itu. Jujur, sebelumnya ia tidak pernah sedekat ini dengan Altezza. Ntah mengapa semenjak kehadiran Zenia, membuat dirinya semakin dekat dengan cowok yang memakai handband.

SERPIHAN LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang