Kita itu satu

812 50 0
                                    

Lo pernah berharap buat hidup gak chan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lo pernah berharap buat hidup gak chan?

Kalo gak ada lo gua udah bundir dari dulu

Happy reading..

Haechan membuka pintu kamarnya dengan hati hati untuk melihat kondisi rumah, kakinya berjalan se-pelan mungkin menuju dapur. Haechan membuka perlahan kulkas dan mencari makanan yang bisa dia makan bersama saudaranya

Haechan mengambil roti tawar dua dan segera menutup kulkas itu kembali, ia kemudian bergegas untuk ke kamarnya sebelum ayahnya melihatnya

"Suruh siapa kamu ambil makanan?", Suara berat itu seketika menghentikan langkahnya, haechan membalikkan badannya dan menemukan ayahnya yang berada di belakangnya

"Ha...haechan sama jaemin laper yah...kita belum makan dari pagi", haechan menunduk ketakutan, dirinya tidak berani untuk menatap sosok didepan nya

Ayahnya mendekati haechan, kini jarak mereka hanya dua langkah. Haechan semakin takut, ia takut jika ayahnya akan menyiksa nya dan jaemin lagi

Rambut haechan di jambak oleh ayahnya, haechan kini dapat melihat sorot mata marah ayahnya dengan jelas. "Maafin haechan yah...jangan siksa jaemin...ini salah haechan.."

Plak!

Tamparan keras itu membuat pipi haechan memanas, ia memegang pipinya yang terasa begitu perih akibat tamparan yang di berikan ayahnya

"Kalo kamu berani lagi ngambil makanan tampa izin kaya tadi", Tubuh haechan bergetar hebat ketika melihat wajah ayahnya sendiri, "saya tidak akan memberi uang sepeserpun kepada mu"

Tubuh haechan di dorong begitu keras, setelah itu ayahnya pergi menuju kamar meninggal haechan sendiri. Roti tawar yang ia bawa di rampas oleh ayahnya, namun haechan tersenyum. Setidaknya jaemin tetap mendapatkan uang dari orang tuanya untuk membeli makanan di esok hari

Haechan kembali ke kamarnya, ia menatap sendu jaemin yang dari tadi berharap mendapatkan makanan. Raut wajah kecewa terlihat jelas di wajahnya, ia duduk di samping jaemin dengan rasa bersalah ketika melihat adiknya kelaparan

"Maaf ya, aku gak bisa ngasih makanan", haechan merasa bersalah karna tidak bisa memberikan apapun untuk mereka makan

"Ya udah gapapa, aku tau kalo haechan ketauan ayah kan? Kita tidur aja. Besok kan sekolah, pasti di kasih uang jajan buat jajan di sekolah", jaemin tersenyum kepadanya kemudian menidurkan tubuhnya di ranjangnya

Haechan menatap adiknya, senyum tipis terbentuk di bibirnya. Haechan ikut menidurkan tubuhnya di sebelah jaemin dan ia mulai menutup kedua matanya. Namun untuk tidur saja haechan kesulitan, insomnia yang ia derita selalu membuatnya kesulitan untuk tertidur lelap

H DAN J  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang