"Haechan!", Mendengar namanya di teriaki membuatnya terhenti, sepertinya jam kerjanya akan terganggu malam iniHaechan berbalik ketika ia mendapati komplotan anak anak motor yang selalu saja mengajak ribut dengannya. Lee jeno siapa yang tak kenal pangeran tampan itu? Selain tampan ia juga anak tunggal dari keluarga kaya raya, tak salah jika dia banyak di sukai. Bahkan ketika haechan mengadu ke guru karena ia di keroyok geng itu haechan malah di nasehati dan di bilang memfitnahnya. Gila bukan
Dunia gak adil buat orang kaya kita.
"Apa lagi ini ya tuhan", haechan memberhentikan sepeda motor pembelian ayahnya, ia dan jaemin mendapatkan masing masing namun dengan warna yang berbeda, ia mendapatkan warna hitam sedang adiknya putih
Ia menurunkan kakinya dan berjalan ke arah kaki jenjang bercelana jeans hitam itu. Matanya yang sedikit sipit itu menatapnya rendah, haechan sedikit jengkel karena ini bukan keseberapa kalinya
"Gw tantang lo buat balap sama gw", mendengar tantangan itu membuat alisnya terangkat satu
"Karena lo miskin, imbalannya satu milyar. Kalo lo kalah lo harus ngajak berantem geng elang hitam, sendiri.", Mendengar satu milyar tentu membuat mata haechan yang awalnya sinis jadi melotot
"Lo kalah ya lawan mereka? Jadi lo nyuruh gw?", ia terkekeh meremehkan
"Bacot! Kalo seandainya lo bisa ngalahin geng itu gw kasih lo tiga milyar!", memang benar, ucapan orang kaya itu ngeri. Haechan lebih baik kalah balapan kalo gitu
Kini mereka berdua berada di area tanding tempat balapan motor di adakan. Haechan menatap ke sisi jalan sebelah kanan yang di penuhi oleh pendukung jeno, sedangkan di sebelah kirinya tidak ada sama sekali. Bahkan dedemit juga ogah mendukung orang sepertinya
Mereka berdua melesat dengan sangat cepat, dengan haechan yang memimpin dan jeno yang tertinggal cukup jauh di belakang. Sepanjang jalanan sepi itu haechan memikirkan dua pilihan itu, ia belum tentu akan menang melawan geng itu. Namun satu milyar harganya lebih kecil di bandingkan bertarung. Dan detik detik gari finis haechan memberhentikan sepeda motornya dan membiarkan jeno memenang pertandingan yang berlangsung sangat cepat itu
Jeno tersenyum melihat tekad anak sma kelas dua itu, ia turun dan berjalan ke arahnya. Haechan hanya menatapnya datar seakan sudah mantap dengan keputusannya
"Gw akui keberanian lo, gw gatau lo bakal mati atau hidup setelahnya, tapi sebelum lo bonyok gw kasih lo ini", jeno menempelkan gepokan uang yang mungkin bernilai dua ratus juta ke dadanya haechan
"Kalo lo menang bukan cuman uang ini yang lo dapetin. Tapi lo bakal gw anggap temen gw", mendengarnya haechan hanya terkekeh kecil
"Yaudah gw balik, adik gw takut kebangun", ia mengangkat tangan kanannya kemudian pergi untuk segera pulang ke rumahnya
Ia setengah mati menutup pintu rumah agar tidak bersuara, dengan hati hati haechan masuk ke dalam kamarnya, ia menutup pintunya dengan sangat pelan agar tidak berbunyi. Senyumnya merekah ketika melihat adiknya yang tertidur pulas di ranjang. Haechan mengelus rambutnya dengan lembut kemudian ia mendudukkan tubuhnya di kasur miliknya yang berada di sebelah kasur jaemin
Haechan menyadarkan kepalanya yang sangat pusing karena ia tidak pernah tidur di malam hari. Matanya masih menatap lurus ke arah jaemin
"Lo harus lebih bahagia daripada gw,", ia menghembuskan nafasnya yang terdengar sangat lelah, "apapun caranya."
Ia menidurkan tubuhnya di ranjangnya, matanya menatap ke langit langit kamarnya yang terdapat jaring laba laba. 'kabar bunda gimana ya?' Gumamnya lirih. Ia tidak bisa membohongi perasaannya, jauh di lubuk hatinya ia masih merindukan ibunya itu

KAMU SEDANG MEMBACA
H DAN J [END]
Teen Fiction'Dunia gak jahat, yang jahat itu takdir kita' _H and J_ (END) Menceritakan kehidupan kelam dua orang saudara kembar yang harus terus berjuang di saat kedua orang tua mereka pergi dan tidak mendukung keberlangsungan hidup mereka