Bagian 10

534 84 5
                                    

❪ NEW WORLD ❫

Jay kembali fokus pada kegiatannya, ia benar-benar fokus kali ini karena harus membuatnya seindah mungkin, sebagus mungkin.

Tak terasa sudah 2 jam Jay melukis dan Ni-ki mulai muak, tubuhnya sudah pegal, terutama di bagian tangan dan lehernya. Lehernya terasa kaku dan tangannya sudah kram karena terlalu menangkup dagunya.

"Bang udah bang, capek gue."

"Sabar, sebentar lagi."

"Dari tadi lo bilang begitu, tau-tau nya sampe sekarang kagak kelar-kelar."

"Ya sabar makanya," jawab Jay yang benar-benar harus fokus untuk menyelesaikan lukisannya. Tapi Ni-ki malah mengajaknya ngobrol, goyah lah fokusnya.

"Stok kesabaran gue udah abis."

Jay berdecak kesal "Berisik lo, gue harus fokus," balas Jay agak ketus dan itu membuat Ni-ki sedikit kesal.

Kalau tahu ternyata berposenya selama ini lebih baik tadi dia pergi berkencan dengan Sunghoon saja.

30 menit kemudian Jay berhasil menyelesaikan lukisannya. Tidak terlalu buruk, ia merasa puas dengan hasil lukisannya. Jay kemudian melihat tubuhnya, ternyata tubuhnya sudah penuh dengan cat air. Apa lagi di tangannya, sudah berwarna-warni karena cat, tak hanya itu bajunya pun juga terkena cat.

Jay tidak pernah melukis seberantakan ini, apa mungkin karena dia terlalu niat dan fokus makanya tubuhnya berlumuran cat?

"Udah selesai, lo mau liat gak?" setelah bertanya seperti itu tanpa berlama-lama lagi Ni-ki langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke arah Jay untuk melihat hasil lukisannya.

"Santai aja kali," celetuk Jay saat melihat Ni-ki berlari ke arahnya dengan terburu-buru.

"Mana?" tanya Ni-ki lalu Jay mengambil kanvasnya dan menunjukkannya ke pada Ni-ki. Ni-ki menganga tak percaya, ia terkejut dengan hasil lukisannya karena lukisan Jay terlihat unreal. Indah, benar-benar indah, Jay benar-benar melukisnya dengan detail sampai-sampai Ni-ki tidak percaya kalau ini lukisan.

Benar-benar di luar prediksi bmkg, Ni-ki kira hasilnya akan biasa saja atau malah jelek. Tapi oh tapi ternyata Ni-ki terlalu meragukan keahlian Jay.

"Kok malah diem? rate dong hasil lukisan gue," celetuk Jay. Ni-ki yang awalnya bengong langsung sadar.

"INFINITY INI MAH, BAGUS PUOLL!" teriak Ni-ki lalu memberikan sepuluh jarinya pada Jay. Jay tersenyum, ia puas dengan reaksi Ni-ki.

"Gue janji, kalo nanti gue menang nih lukisan buat lo."

"Beneran ternyata."

"Ya beneran lah, gue gak pernah mengingkari janji" Ni-ki menggelengkan kepalanya, agak gak percaya dia sama ucapan Jay.

"Yaudah gue pulang ya, capek nih mau tidur."

"Langsung pulang?"

"Terus lo maunya gue gimana?"

"Gak tau sih, yaudah gue anter sampe depan."

"Dih, gak usah kali."

"Udah sini gue anter, sebagai ucapan terimakasih gue nih" Ni-ki sedikit bingung dan heran sebenarnya, tapi yasudah lah kalau Jay memang ingin mengantarnya sampai depan.

Setelah membersihkan alat-alatnya Jay pun mengantar Ni-ki sampai ke depan pintu pagarnya. Ia membukakan pagar untuk Ni-ki dan menunggunya sampai pergi.

"Hati-hati."

"Rumah gue cuma di sebelah doang njir."

"Ya tetep aja, siapa tau lo di culik setan."

"Jahat bet, btw semoga menang" Jay hanya mengangguk lalu menutup pagarnya setelah terlihat Ni-ki berjalan ke arah rumahnya. Jay melangkah pergi namun tiba-tiba langkahnya itu terhenti ketika mendengar suara seseorang yang tidak asing.

"Ni-ki!" Ni-ki menghentikan langkahnya, ia menoleh dan dia mendapati Sunghoon berjalan ke arahnya sembari membawa buket bunga.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Ni-ki kepada Sunghoon yang sudah sampai di hadapannya.

"Mampir bentar, nih buat kamu," ujar Sunghoon lalu memberikan buket bunga tersebut kepada Ni-ki. Ni-ki tersenyum lalu menerima bunga yang di berikan Sunghoon.

"Kamu dari rumah Jay? abis ngapain?"

"Oh itu, abis kerja kelompok" Ni-ki terpaksa berbohong, kalau dia memberitahu yang sebenarnya Sunghoon malah akan mengintrogasinya dan akan terjadi masalah besar nantinya.

"Serius? kamu gak di apa-apain kan sama dia?" tanya Sunghoon khawatir, ya tahu saja kan kalian bagaimana hubungan Ni-ki dan Jay. Apa lagi Jay itu musuh bebuyutan Sunghoon.

Ni-ki menggeleng pelan"Gak kok tenang aja, Jay udah baik," balas Ni-ki. Dia tidak mau membuat Sunghoon khawatir.

Sunghoon tak percaya dengan ucapan Ni-ki, Jay menjadi baik? suatu hal yang mustahil baginya.

"Yaudah, aku pergi dulu ya, cuma mampir bentar buat ngasih buket ke kamu," ujar Sunghoon dan menurut Ni-ki pertemuan mereka terlalu cepat.

"Gak mau mampir kerumah?" tawar Ni-ki, dia ingin menghabiskan waktu bersama Sunghoon lebih lama lagi.

"Kalo kamu yang nawarin sih aku mau," balas Sunghoon dan Ni-ki langsung memutar bola matanya malas.

Setelah itu Jay tak mendengar pembicaraan apapun, kemungkinan besar mereka sudah pergi dan masuk ke dalam rumah Ni-ki. Entah kenapa hati Jay terasa janggal ketika mendengar Ni-ki berbicara dengan Sunghoon.

Jay merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, mungkin kah Jay cemburu?

Tapi kenapa Jay harus cemburu? Jay bukan siapa-siapanya Ni-ki, lagi pula Ni-ki hanya teman. Ya Ni-ki hanya teman, sebatas teman tak ada yang lebih.

Pasti perasaan Jay salah.

─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───


Asli, tangan ku greget banget mau tamatin ini.

Tapi semoga kalian suka ya sama cerita ini walau alurnya semakin ke sini semakin ngalur ngidul gatau kemana.

new world ★ jayki✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang