Dua minggu berlalu, hari ini adalah hari pengumuman SNBP 2023. Hari dimana pengumuman lolos atau tidaknya siswa lulusan 2023 ke kampus pilihan. Tentu semua siswa yang ikut serta telah di liputi perasaan gugup. Apakah dirinya lolos atau tidak?
Hal itu juga tak luput dari Naya dan Amel yang turut serta dalam SNBP 2023. Keduanya pun ikut merasa gugup.
"Lo nggak mau cek bareng Nay?"
"Nggak. Yang ada gue malah overthinking."
"Iya juga. Ntar kalau nggak lolos gimana?"
"Ya ikut UTBK."
"Nay, ntar jangan tanya apa-apa ya. Gue yang bakal kasih tau sendiri."
"Gue juga."
"Sip."
*****
Detik demi detik terus berjalan mundur di layar laptop. Menayangkan website pengumuman SNBP yang beberapa saat lagi akan mengumumkan hasilnya.
Beberapa helaan nafas penuh kegugupan keluar dari mulut Naya. Tangannya mendingin. Dan bibirnya tak henti mengucapkan doa.
Ayah dan Bundanya pun masih setia menemaninya. Begitu pun juga Hafidz di sebelahnya yang jelas tidak akan terlihat oleh kedua orang tuanya.
"Naya takut Ayaah."
"Apapun hasilnya, itu yang terbaik sayang."
Ucapan Ayahnya sedikit meredakan kegugupannya. Bunda mengelus rambut putrinya dengan sayang berharap ikut mengurangi kegugupannya.
Ya Allah, tolong berikanlah yang terbaik untuk hamba..
Waktu habis, dan website telah menayangkan akses untuk cek hasilnya. Dengan hati-hati Naya mengisi data tanggal lahirnya lalu mengklik tombol 'Lihat Hasil Seleksi'.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seketika Naya bungkam. Pengumuman itu bagai belati yang menusuk dadanya. Apa yang ia takutkan sejak tadi, sekarang justru terjadi. Pikirannya kosong dan perasaannya berkecamuk seakan tak terima dengan apa yang terjadi.
"Nggak apa-apa sayang. Ini semua yang terbaik dari Allah buat kamu." ucap Bunda.
"Apapun keputusan Allah buat kamu, Ayah sama Bunda akan selalu dukung. Hanya Dia-lah Yang Maha Tau mana yang terbaik buat kamu." tutur Ayah.
"Iya Ayah, Bunda. Sekarang Naya pengen sendiri dulu." ucap Naya
"Sayang.." ujar Bunda.
"Udah Bunda. Kasih dia waktu." bisik Ayah pada Bunda.
"Ya sudah. Cepat turun buat makan malam ya sayang." ujar Bunda.
Akhirnya Bunda dan Ayah beranjak pergi dari kamar Naya. Memberi waktu pada Naya untuk segera berbaikan dengan keadaan. Mereka tau hal ini pasti sulit buat Naya.