"Ngapain lo ke sini?" tanya Monic ketika melihat Kevin duduk di sofa dengan kaki yang diletakkan di atas meja. Ia tengah menonton 365 Days.
Kevin menaikkan sebelah alisnya menatap Monic. "Emang harus ada sesuatu baru gue dateng ke rumah lo?"
Memang Kevin sudah menganggap rumah Monic sebagai rumahnya sendiri. Tanpa sungkan cowok itu menonton TV dengan volume keras.
Mata Monic melotot kala tidak sengaja melihat adegan tidak senonoh. Suara menjijikkan dari film tersebut terdengar jelas memenuhi penjuru ruangan. Tangan ringan Monic langsung melayangkan bantal ke wajah Kevin.
"Pantesan tipi gue sering meledak! ternyata buat lo nonton film biru!"
"Ganggu aja lo! mana tau gue kalo itu film biru!" Mata Kevin masih mengamati layar TV yang menampilkan pergulatan panas.
Monic menatap tajam wajah Kevin yang sangat halal untuk dihujat. "Lo udah lihat pemainnya gelud di kamar masih bilang nggak tau! goblok lo udah stadium akhir ternyata."
"Berisik lo! gue jadi nggak bisa meresapi."
Monic masuk ke dapur dan kembali ke hadapan Kevin membawa botol minum tupperware. "Berhenti nodai tipi gue kalo nggak mau nih benda melayang ke moncong lo."
Monic memberi ancang-ancang melempar benda kramat tersebut ke mulut Kevin. Cowok tersebut langsung mengganti channel TV menjadi Shaun The Sheep. Ia bukannya takut untuk dilempar Monic. Namun keselamatannya akan dalam bahaya jika benda tersebut sampai lecet. Benda yang dipegang Monic adalah benda kesayangan Jihan.
Monic duduk di sebelah Kevin.
Brek!
Suara dari tupperware karena benda tersebut diletakkan di meja dengan hentakan keras.
"Heh upik abu! hati-hati letakinnya!"
Monic mengedihkan bahunya acuh. "Tinggal bilang mama pelakunya lo kalo lecet."
Kevin bertepuk tangan seolah memberi apresiasi. "Teruskan bakat sesatmu Nak."
Mereka ini satu kakek nenek namun suka menghina satu sama lain. "Vin, lo masih musuhan sama Brian?"
"Masih lah," balas Kevin melanjutkan acara menonton TV.
Meskipun film yang ia tonton tidak menggunakan bahasa manusia, ajaibnya Kevin memahami apa yang dibicarakan si kambing dengan temannya. Inilah bakat terpendam Kevin yang harus dipendam.
"Kenapa nggak damai aja sama Brian? gue yakin kalo lo ajak damai Brian, dia pasti mau."
Monic seketika mendapat tatapan tajam dari Kevin, hal itu sudah bisa untuk Monic. "Tapi gue nggak mau! apalagi dia udah rebut pacar gue!"
"Keyra maksud lo?"
"Bukan, nenek lo."
"Gila! putus dari Geska lo punya hubungan gelap sama nenek? putusin Vin sebelum azab menanti lo."
Kevin menoyor kepala Monic, malah ucapan nyelenehnya ditanggapi Monic. "Tolol! siapa yang bilang sama nenek! pacar yang gue maksud Keyra!"
Kebalik nggak sih Kevin ngatain Monic tolol?
Bisa-bisanya Tuhan mengganjar dirinya memiliki sepupu luar bisa seperti Kevin. "Pantesan SIM lo nembak!"
Mau bilang fitnah, namun ucapan Monic tidak salah.
Tak berselang lama terdengar suara sepatu pantofel mengalihkan antensi mereka berdua.
"Wah kebetulan kamu di sini Vin," ucap Rama mendekat pada Kevin dan Monic yang masih duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANDRA ALDRIC [REPUBLISH]
Teen FictionSepasang remaja dengan traumanya masing-masing. *** Hadirnya seorang siswi baru mampu mengacaukan hari-hari Brian, dia adalah Keyra Zakeisha. "Kak Brian, kenalin aku Keyra, pacar baru Kakak." "Gue nggak mau pacaran sama lo!" *** "Anterin ke kelas a...