22. Terkunci Berdua

1.6K 124 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Jika ada yang menginginkan kematianku, bahkan tidak lebih menakutkan dibanding kematian orang yang aku sayangi."

-Keyra Zakeisha

"Jika suatu saat gue nggak bisa melindungi lo dari bahaya, gue akan minta sama Tuhan buat menghadirikan sosok yang bisa melindungi lo. Bahkan yang bisa mempertaruhkan nyawanya sendiri."

-Briandra Aldric

❄️❄️❄️

Teriakan Keyra adalah alarm termanjur. Perlahan Brian mengerjapkan matanya. Rupanya teriakan Keyra menembus alam bawah sadar Brian. Otaknya memerintahkan tubuhnya untuk bangun. Kini Brian sudah dalam posisi duduk.

"Nggak jelas lo, ini perpus tempat orang belajar!" tangan Brian mengucek matanya.

Memang apa yang dilakukan dan dikatan Brian tidaklah sinkron. Siapapun tolong cubit empedu Brian biar otaknya tidak keriting.

"Lo kalo mau ngamen di lampu merah, outfit lo harusnya pake baju sobek-sobek biar menjiwai. Teriak-teriak sampe pita suara lo melar juga nggak ada yang kasih receh. Malahan lo dimarahin petugas perpus."

Sifat dingin Brian yang begitu berdamage perlahan pupus. Tersisa kebobrokan Brian yang mulai menyatu dengan Roki.

Sungguh, Keyra saat ini tidak butuh omong kosong Brian. Gadis itu menggigiti jemarinya. Berjalan mondar-mandir karena begitu panik.

Brian berjalan mendekati Keyra. "Key, lo kenapa? mau minta gue anter pulang? ayo!"

Keyra menyentakkan tangannya ketika Brian memegangnya. "Nggak bisa pulang ini! pintunya kekuci!"

"Serius lo?" Brian menggeser pintu tersebut, namun tidak bisa.

"Ohh iya bener."

Brian kembali duduk di kursi, kepalanya ia tenggelamkan di antara lipatan tangannya di atas meja.

Gitu doang? respon Brian patut diacungi jari tengah. Padahal tangan Keyra sudah panas dingin.

"Kak, ini gimana? aku nggak mau kekurung di sini."

"Nggak lo doang Key, gue juga kekurung."

Keyra membuka ponselnya untuk mencari pertolongan. "Astaga, kenapa batrenya habis."

"Kak, pinjem ponselnya bentar."

Brian mendongakkan wajah bantalnya. "Ponsel gue di tas."

"Mana tasnya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRIANDRA ALDRIC [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang