"Aku kira ucapannya yang sarkas, ternyata aku lupa jika belum terbiasa dengan kehidupan yang keras."
-Keyra Zakeisha"Gue pengen hidup bukan untuk menyimpan dendam. Hidup cuma sekali, ngapain harus balas dendam kalo balasan terbaiknya itu kasih maaf."
-Juan Kevano Sagara❄️❄️❄️
Glen menatap ruangan minimalis dengan para penghuni di dalamnya. Dua orang remaja yang tak lain Brian dan Roki tengah bermain PlayStation.
Glen menghembuskan napasnya kasar, tidak ada sosok dengan pemikiran dewasa yang datang di basecamp ini. Karena Brian dengan tega melarangnya untuk datang.
Dia Juan, remaja laki-laki dengan aura positif yang selalu dibawanya berhasil membuat kagum siapa saja yang mengenalnya, salah satunya adalah Glen.
Tidak ada yang mengenal Juan lebih baik dari Glen. Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, Juan justru sering menebarkan kebaikan untuk orang-orang yang butuh uluran tangan. Juan kerap mengesampingkan kondisinya sendiri. Itu yang membuat Glen sering uring-uringan dengan Juan.
Selama Juan bisa melakukannya sendiri, laki-laki itu tidak ingin merepotkan orang lain. Termasuk dirinya, dan itu yang membuat Glen kadang berdebat dengan Juan.
"Mau ke mana lo?" tanya Roki ketika melihat Glen mengambil kunci motornya
"Ke rumah Juan."
"Ngapain?" tanya Brian pada Glen. Sejujurnya ia sudah tidak marah lagi dengan Juan.
Glen menatap datar wajah Brian. "Perlu banget gue jawab?"
"Lo marah sama gue?" Brian menaikkan sebelah alisnya, ia rasa tidak memiliki masalah dengan Glen.
"Lo pernah mikir nggak gimana ada di posisi Juan? yang dia miliki saat ini cuma kita. Bahkan kita udah dia anggep keluarganya. Jangan lo pikir dia anak broken home, lo bisa buang dia seenaknya! Juan emang nggak pernah bilang kalo dia kesepian! tapi lo sebagai sahabat minimal jangan memperburuk keadaannya!"
Jika Glen sudah berbicara panjang, artinya cowok itu tengah meluapkan emosinya.
"Mau ancem keluarin gue dari anggota basket? silahkan! persahabatan gue dengan Juan lebih penting!"
"Nggak usah lo sangkut pautin masalah pribadi dengan basket!" ucap Brian dengan sarkas.
Tidak mudah bagi Brian untuk mencari anggota basket seperti Glen, kemampuan bermain Glen sebelas dua belas dengan dirinya.
"Lo mau ikut ke rumah Juan atau nggak, gue nggak peduli." Setelah mengatakan itu Glen meninggalkan Brian dan Roki.
"Gue ikut Glen," celetuk Roki mempercepat langkahnya menyusul Glen.
Dugh!
Selepas kepergian Glen dan Roki, Brian menendang meja di depannya hingga posisinya bergeser.
"Gue cuma hukum dia biar bisa hargai persahabat! ternyata nggak ada yang ngerti jalan pikiran gue!"
❄️❄️❄️
Brian menatap rumah berlantai dua yang tertutup pagar dengan cat di pagarnya yang mulai mengelupas.
Setelah hati nuraninya berperang dengan pikirannya, Brian akhirnya ikut Glen mendatangi rumah Juan.
"Buset, ini rumah apa kuburan, sepi banget," celetuk Roki.
"Kayaknya Juan nggak ada di rumah," ucap Glen pada Brian dan Roki.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANDRA ALDRIC [REPUBLISH]
Dla nastolatkówSepasang remaja dengan traumanya masing-masing. *** Hadirnya seorang siswi baru mampu mengacaukan hari-hari Brian, dia adalah Keyra Zakeisha. "Kak Brian, kenalin aku Keyra, pacar baru Kakak." "Gue nggak mau pacaran sama lo!" *** "Anterin ke kelas a...