epilog.
Pintu rooftop terbuka sedikit, mengembuskan angin sampai ke dalam sini.
Aku tak pernah berharap akan sampai di momen ini.
Dia sudah menunggu.
Kuhela napas satu kali. Mengepalkan tangan kemudian melepasnya. Merilekskan tubuh, kubawa diriku melangkah menujunya.
Tempat pertama kali aku berpikir hadirnya adalah pertanda baik untuk kehidupanku.
Suara ketikan di keyboard ponselnya beradu dengan embusan angin malam yang sesekali terasa. Tumben sekali dia tidak melamun menatapi langit tanpa bintang.
Dia telah berubah.
Mungkin aku bukan lagi prioritasnya.
"Yakin packing-nya nggak mau dibantu, Ray?"
Satu detik, aku langsung melepas tawa.
Oke, aku terlalu terbawa perasaan.
Aku melompat ke pijakan pagar pembatas, melihat pemandangan yang disia-siakannya karena lebih mementingkan seseorang di kolom perpesanannya.
"Sorry, wilayah privasi."
"Maksud gue packing lemari. Lemari yang waktu itu gue dorong. Kali aja mau lo bawa ke UNPAD."
"Haha, apaan, sih."
Negan terkikik. Dia akhirnya memasukkan ponselnya ke saku.
Aku penasaran tadi dia sedang chatan dengan siapa. Tapi lebih baik tak kutanyakan saja.
"Udah susah-susah gue jemput lo tiap lo melarikan diri, eh besok lo beneran melarikan diri dan sialnya nggak bisa gue jemput lagi."
Aku geleng-geleng kepala sambil senyum. "Masih bisa kali. Tiap enam bulan sekali."
"Sebulan sekali aja."
"Seminggu sekali."
"Deal?" Negan malah memberiku jari kelingkingnya seakan hendak berjanji akan suatu hal. Aku langsung menepisnya dan kami tertawa bersama.
Yah, terkadang kami masih memainkan lelucon itu. Aku tahu nanti dia tidak akan selalu mempunyai waktu pergi ke Jatinangor untuk menjemputku kembali ke Jakarta.
Negan telah berubah. Aku telah berubah.
Dia menjadi lebih ekspresif dan sering melontarkan candaan yang anehnya selalu berhasil membuatku tertawa. Barangkali itu memang sifat aslinya. Aku sendiri menjadi lebih pendiam dan tidak sering lagi berkeliaran keluar rumah ketika malam.
Dan sewaktu-waktu... aku merindukan dia yang dulu.
Bukan Negan yang mencintaiku. Negan yang perhatian dan ketulusan hatinya selalu membikinku nyaman di sampingnya dan bersyukur dia ada di hidupku.
Sekarang dia terlihat seperti sepenuhnya temanku.
Namun mungkin itu memang diperlukan. Ada sesuatu yang harus kami singkirkan di antara kami.
Aku hanya tidak siap akan perubahan. Dan aku memilih untuk meninggalkannya saja, menghilangkan harap pada seseorang yang tak boleh kuanggap lebih selain perasaan sayangnya untukku, sebagai saudara.
Tapi untuk malam ini saja....
"Negan."
Dia bergumam.
"Just tonight," aku menggigit bibir, dia menatapku, "gue kangen lo yang...."
Negan senyum. Arah matanya tertuju padaku. "Aku masih Negan yang itu kok, Ray."
Aku ingin menangis. Mataku sudah panas. "Boleh minta peluk?"
Dia tidak menjawab. Tapi kemudian langkah majunya membuat bentangan tangannya sampai ke punggungku. Negan mengabulkan inginku dan aku menangis di sana.
"Nanti...," aku berusaha membuat suaraku terdengar jelas, "kalau gue mutusin buat ke Saturnus karena di sana gue putus asa, sepi, dan sendirian, lo bawa gue balik ke Bumi, ya?"
"Ray."
"Please, take her back from the Saturn."
"Nggak akan, Ray." Dia menenangkanku seperti dulu-dulu. "Aku yakin kamu lebih kuat dari yang kamu kira."
Kenapa malah dia yang lebih yakin?
"Bukannya ini impian kamu selama ini? Dulu kamu sering banget jalan-jalan, main sama Julia dan Sarah sampai malem, nanti kamu bisa bebas ngelakuin itu tanpa perlu takut dicariin Papa Lazu."
"Lo ngarepin gue jadi cewek berandalan?"
"Haha, nggaklah." Negan melepas dekapan. "Maksud aku, lihat aja sisi positifnya. Kamu bisa ngejalanin kehidupan yang kamu mau. Dan aku percaya, Rayu bisa mandiri tanpa bisa lagi ngerengek-rengek minta bantuan ke adeknya ini."
Aku hendak ingin menghajar wajahnya. "Beda sebulan doang nggak usah ngerasa muda!"
"Nah. Kangen juga lihat kamu marah-marah."
Lalu aku benar-benar memukulnya. Seperti yang sering kulakukan di skuter. Aku akan merindukan saat-saat itu. Teman berkendaraku nanti bukan dia lagi.
Segalanya bukan Negan lagi.
Hanya aku yang bisa mengandalkan diriku sendiri.
"Kamu selalu punya tempat pulang kok, Ray."
"Siapa?"
"Aku."
Sekali lagi aku bersyukur saudara tiriku adalah Negan.
.
aku bikin cerpen lanjutannya (satu chapter aja, 9k kata) di work ku yg being a shoujo girl chapter 1 judulnya setelah meninggalkan saturnus, dan cerpen (what if) rayu dan negan ngga saudaraan tiri di work ku yg there's something so sweet about falling in love chapter 27 judulnya jupiter to saturn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Her to The Saturn [end]
Fiksi RemajaRayu tak suka saat papanya menikah lagi. Pindah rumah, pindah sekolah, kehadiran ibu tiri, saudara tiri, karenanya Rayu jadi lebih sering bertindak merepotkan. Lalu ketika Negan, si saudara tirinya itu terlalu perhatian ke Rayu, salahkah ketika seb...