"Hahhh, kalau dilihat lihat dia sangat lucu" ucap Bae Moon pada dirinya sendiri
Setengah hari yang ia lalui bersama Aina, membuat Bae Moon ternsenyum-senyum sendiri sambari mengingat kejadian tadi yang menurutnya Aina terlihat lucu. Wajah datarnya yang hanya bisa pasrah dengan jiwa extrovert Bae Moon.
Di waktu yang sama, akhirnya Aina bisa merebahkan dirinya dengan nafas terendah engah Karena menaiki tangga sebesti biasa. Setelah ia merasa nafasnya sudah stabil, ia memutuskan untuk minum air dingin yang terdapat didalam kulkas kecilnya.
"Hahhhh, sepertinya betis ku akan meledak" keluh AinaTing...
Ia menoleh pada ponselnya yang ia letakkan di meja belajarnya, ia heran siapa yang menghubunginya? Perasaan dia tidak punya teman dekat, ditambah lagi nomor itu tidak dikenal
"Hei ini Bae Moon Jeong, kau harus menyimpan nomorku. Aku bisa membantumu kalau kau mengalami kesusahan"Aina yang membaca pesan tersebut mengerutkan keningnya. Menatap layar ponsel digenggamannya itu dengan sinis sekaligus heran.
"Makhluk ini tidak bisa membiarkanku hidup dengan tenang" ucap aina putus asa
"Ditambah lagi,,, bagaimana dia bisa dapat nomor ku???!!!" Ucapnya geramTak ingin ambil pusing dengan hal ini, ia memutuskan untuk beristirahat, syukurlah ia diberikan izin hari ini untuk tidak bekerja.
Di lain tempat, seorang pria dengan pandangan matanya hanya tertuju ke arah ponsel digenggamannya itu terlihat bingung. Ia menunggu jawaban dari pesan yang ia kirim pada gadis yang diajaknya berteman.
"Hahh... apa yang kau harapkan Bae Moon Jeong? Tentu saja ia tetap dingin pada mu" ucap Bae Moon pada dirinya sendiri
"Tapi, suatu saat nanti kau pasti akan terbuka padaku" lanjutnya sambil meyakinkan diri sendiri bahwa Jeon Ai Na pasti bisa akrab padanya. Entah butuh waktu berapa lama hingga bisa meluluhkan es batu itu. Yang pasti Bae Moon Jeong tak akan menyerah.
.
.
.
.
.
.
.Dua tahun berlalu, kini Aina sudah menjadi mahasiswa kedokteran yang sudah lama ia impikan. Ia juga sudah terbiasa membagi waktunya untuk kuliah sambil bekerja paruh waktu.
Sekarang Ia sementara mengatur ulang jadwal bekerjanya agar tidak bertabrakan dengan jadwal kuliahnya yang sudah memasuki semester baru.
"Wahh, kurasa ini tidak mudah" ucapnya sambil memperhatikan jadwal kuliahnya,
Di perpustakaan yang hening dan Aina yang sibuk memikirkan caranya untuk membagi waktunya dengan pekerjaannya itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara pria yang selama dua tahun ini memenuhi pendengarannya.Siapa lagi kalau bukan Bae Moon Jeong, Aina sudah terbiasa dengan suaranya yang riang gembira itu, berbanding terbalik dengan Aina yang dingin.
"Hei, ternyata kau disini, aku mencarimu kemana-mana" sapa Bae Moon
"Memangnya kemana lagi aku pergi kalu bukan di perpustakaan? Dasar bodoh" jawab Aina datar naman pedas
"Huhh, mulutmu itu pedas sekali, harus didinginkan dengan Ice cream. Ayo aku traktir" ucap Bae Moon sambil menarik pergelangan tangan Aina.
"Ishh... kau tidak lihat aku tengah sibuk membagi jadwal ku? Pergilah, aku sedang sibuk" jawab Aina kembali duduk
"Humm, di tengah kesibukan kita memasuki semester baru ini, kau masih ingin tetap melanjutkan paruh waktumu?" Tanya Bae Moon heran
"Tentu saja, kau pikir bagaimana caraku bertahan hidup kaku tidak bekerja?"jawab Aina bertanya balikMendengar itu, Bae Moon memutuskan duduk disamping Aina sambil menatap dalam gadis disebelahi ya itu.
"Berhenti menatapku, pergilah" ucap Aina sambil mencatat jadwal jadwalnya
"Kau masih menganggap ku mesum ya?" Tanya Bae Moon tersenyum
"Menurut mu?" Tanya Aina balik, tanpa menoleh
"Hummm menurut ku?? Menurutku kau tambah cantik" jawab Bae Moon sambil tersenyum manisMendengar itu, Aina langsung menghentikan aktivitasnya lalu menatap Bae Moon dengan ekspresi jijik.
"Berhenti menatapku seperti itu!" Yang ditatap merasa tidak nyaman
"Hah,, terserah kau saja" ucap Aina kembali melanjutkan aktivitasnyaNamun Bae Moon tetap setia duduk disamping Aina, menunggu kawannya itu menyelesaikan pembagian jadwalnya, namun saat mereka berdua hening tanpa suara, tiba tiba datang seorang wanita yang rupanya terlihat seangkatan dengan mereka,
"Hai Bae Moon, kau sibuk hari ini? Aku ingin membicarakan perihal ekstrakurikuler yang kemarin kita bahas" ucap wanita itu pada Bae Moon
"Ohh.. emm... kita bicarakan lain kali saja ya? Aku sibuk menemani Aina hari ini, dia -"
"Pergilah" ucap Aina memotong perkataan Bae Moon yang berniat menolak ajakan wanita didekatnya itu.Mendengar ucapan Aina, mata Bae Moon membulat kaget. Sejujurnya ia hanya ingin menghabiskan sisa waktu hari ini bersama Aina, karena sepanjang hari ini ia disibukkan dengan pemilihan mata kuliah, meskipun ia memang berniat untuk membuat ekstrakurikuler yang berhubungan dengan tulang karena ia sangan tertarik terhadap hal tersebut. Namun saat ini ia lelah dan hanya ingin berada di dekat Aina saja. Entah kenapa Ia merasa tentram jika berada didekat gadis itu.
"Hah?" Bae Moon melongo dengan ucapan Aina
"Baguslah kalau Aina tidak keberatan, ayo kita bicarakan di kantin, sambil temani aku makan dong ya. Aku sangat lapar terlambat makan siang hari ini" ucap wanita itu sambil menarik pergelangan tangan Bae Moon.
"Hah... tapi..." bae Moon yang ingin menolak tapi sudah terlanjur ditarik dari tempat duduknya itu tidak bisa berkata apapun,
Ia hanya menatap Aina terlihat meminta tolong. Namun Aina yang melihatnya datar justru terlihat biasa saja dan kembali dengan aktivitasnya.
Grrrrr
Suara perut Aina menyadarkan nya bahwa ia telah menghabiskan waktu yang lama di perpustakaan dengan melupakan makan siangnya.
Aina yang menyadari hal itu, memutuskan untuk menutup bukunya lalu menyimpannya kembali ditempat semula.Sebenarnya jadwal yang ia tulis sudah selesai bahkan saat sebelum Bae Moon ditarik ke kantin. Namun ia memutuskan untuk membiarkan Bae Moon untuk menemani wanita itu. Karna ia sudah pasti akan sangat lama menghabiskan waktu jika sudah masuk diperpustakaan, ia tidak ingin Bae Moon mati kebosanan menunggunya. Kalau diusir pun ia tidak akan pergi. Jadi lebih baik ia menyerahkan nya pada wanita itu.
.
.
.
.
.
Udah time skip nih
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aina || Dr. Romantic side story
ActionJeon Ai Na merupakan seorang gadis remaja yang dikenal dengan kecerdasannya, mempunyai IQ 187 membuatnya memasuki perguruan tinggi di usia yang cukup belia. Namun kepintarannya membuat orang-orang menjauhinya, namun Aina tidak peduli dengan hal itu...