Muak

142 28 1
                                    

"Hummm ini enak sekaliii" sembari memakan jjajangmyon

"Seo jung, kau mengagumkan hari ini, kau menakjubkan!!" Puji rekannya sambil mengunyah
"Aku beruntung" jawab dokter yoo dengan melahap makanannya
"Ikan paus gila. Ini julukan lain untukmu. Ratu jari telunjuk" ucap rekannya yang lain sambil menunjukkan telunjuknya disambut kedua rekannya yang ikut menyatukan telunjuknya

"Bagaimana kau bisa makan?!" Suara dokter Park yang lebih tua dari mereka menginterupsi tawa mereka

Mereka bertiga langsung berdiri dengan menunduk hormat
"ada apa dokter? Uhukk" tanya mereka sambil membersihkan sisa makanan di bibir

"Kenapa kau tidak memberi tahuku saat ada radang paru paru?" Tanya dokter  Park  pada dokter yoon
"Ah... itu... aku harus membawa pasien dengan perut tertembus ke ruang operasi" jawab dokter yoon
"Aku dengar pasien itu datang setelah pasien radang paru-paru" ucap dokter Park seperti sedang mengomel
"Tanda vitalnya stabil, dan dia hanya sedikit demam-" penjelasan dokter yoon di potong
"Maksudmu sedikit demam bukan keadaan darurat? Lalu, apakah pasien harus berdarah hebat dengan arteri tertembus? Apakah itu menurutmu keadaan darurat?" Tanya dokter Park  dengan emosi
"Bukan itu maksudku-"lagi lagi ucapan dokter yoon terpotong
"Pasien itu memiliki sindrom pernapasan dewasa berbahaya, jika dong joo dan Aina terlambat lima menit, dia bisa meninggal!! Bukankan dong joo memintamu memeriksa dada dan melakukan tes darah? Dia meminta dua kali, tapi kenapa kau mengabaikannya?!?!!" Ucap dokter Park dengan nada tinggi
"Aku tidak mengabaikannya-" dokter yoon asih berusaha menjelaskan
"LALU APA?!?!! Tidakkah kau tau? Bagaimana bisa residen mengabaikan? Bahkan dokter magang mencurigainya?!!!" Bentak dokter Park pada dokter yoon

Mendengar itu dokter yoon menyesali perbuatan lalainya itu

"Maafkan aku" ucapnya sambil menundukkan badan
"Minta maaf pada pasiennya, dasar bodoh! Kau tidak pantas makan apapun" ucap dokter Park sambil melangkahkan kaki keluar dari ruangan

"Ini makanan pertama kita, itu sangat kejam" omel rekannya dengan emosi mendengar amarah dokter Park tadi
"Dong joo yang salah, bagaimana bisa dia mengadukannya? Apa yang harus kita lakukan mengenai ini? Kau mau melakukan apa dokter yoon?" Ucap rekannya yang lain

Dokter yoon tidak menjawab melainkan membanting handuk yang ada di lehernya dengan emosi, sambil melangkahkan kaki mencari dokter magang keras kepala itu.

Sedangkan dong joo yang tengah sibuk memperhatikan laptop di meja IGD

"Hei dokter magang!" Dokter yoon memanggilnya dengan ketus
"Kau berbicara dengan ku?" Tanya dong joo sambil membaikkan badan
"Siapa nama mu?" Tanya dokter yoon sambil memegang ID Card pria didepannya itu
"Kang Dong Joo" jawab pria itu
"Itu kau, dokter magang" jawab dokter yoon sinis
"Nama ku KANG.... DONG... JOO" ucap pria itu sembari menekan namanya
"Benar... nama mu Dokter... Magang..." jawab dokter yoon dengan mengekan kata itu

Aina yang tidak sengaja lewat mendengar suara dokter yoon menoleh, dan berjalan ke sumber suara. Ia melihat dokter yoon yang sedang berhadapan dengan rekannya dong joo, ditambah lagi kedua rekan seniornya terlihat berdiri di belakang dokter yoon.

Dengan penasaran akhirnya Aina mendekat pada kedua seniornya
"Ada apa dengan mereka?" Tanya Aina
"Eh? Wah kebetulan kau ada disini, kau harus melihat sampai akhir" jawab seniornya itu dengan antusias
"Memangnya terjadi apa?" Tanya Aina penasaran
"Rekan mu itu akan terkena amukan dokter yoon" jawab mereka

Aina mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang dikatakan seniornya, ditambah lagi para perawat juga memandangi mereka penasaran

"Kau mengadukan ku kepada dokter Park dari departemen obat dalam?" Tanya dokter yoon
"Aku hanya melaporkan bagaimana kau menangani pasien diruang darurat" ucap dong joo
Mendengar itu dokter yoon tersenyum menahan emosi
"Kau terlihat terlalu sibuk dengan pasien yang mengalami pendarahan darurat" lanjut dong joo
"Lalu, Apakah pasien dengan ARDS baik-baik saja?" Tanya dokter yoo dengan sabar menahan amarah
"Untungnya, di memabaik. Aku membawanya ke ruang perawatan" jawab dong joo
"Waahhh... itu sangat mengesankan... kau menyelamatkan nyawa, padahal hanya seorang dokter magang, kau melakukan pekerjaan dengan baik, berkat kau dan Aina, aku bisa bersantai satu bulan kedepan, benarkan?" Puji dokter yoon terlihat dibuat-buat
"Aku akan berusaha yang terbaik" jawab dong joo
"Banar kah? Kalian semua dengar itu? Dokter magang baru saja bilang dia akan berusaha yang terbaik, dia akan menangani semua pasien MK di ruang darurat mulai sekarang" ucap dokter yoon pada seluruh pegawai yang disekitar mereka

Aina yang mendengar itu menepuk jidatnya

"Apa maksudnya itu?" Tanya dong joo mendengar ucapan dokter yoo
"Para pasien MK diruang darurat ini sangat sensitif , itu sangat bermanfaat jika kau memeriksa mereka, semoga berhasil"  jawab dokter yoon dengan senyum

Saat berbalik badan dokter yoon melihat Aina bersama dengan kedua temannya itu, ia menghampiri ketiganya sambil menyambut tepukan tangan rekannya.
"Dan kau, tadi aku memberikanmu tugas kan?" Tanyanya pada Aina
"Iya dokter... sudah selesai" jawab Aina datar sambil memberikan beberapa lembar kertas
"Kau sudah megerjakannya?!" Tanya senior disampingnya
"Iya... aku sudah membacanya sebelumnya jadi hanya tinggal menyimpulkan" jawab Aina
"Wahh,.. ternyata IQ mu itu betulan ya? Aku tidak menyangka" ucap senior yang lain
"Semua disimpulkan dengan benar" ucap dokter yoon sambil membuka lembaran demi lembaran dan membaca hasil kerja Aina
"Karena kau sudah melakukannya dengan baik, kau tidak harus menangani pasien MK bersama dong joo. Lagi pula pasien yang ku alihkan padamu sudah membaik kan?" Tanya dokter yoon pada Aina dengan bangga
"Iya" jawab Aina singkat
"Bagus... kau boleh istirahat" ucap dokter yoon meninggalkan ruangan diikuti kedua rekannya

Kini tersisa dong joo yang masih menatap Aina tak percaya, ditambah lagi para perawat yang tersenyum usil.
"Kanapa kau mengadu pada dokter Park?" tanya Aina mendekati dong joo
"Bukan urusan mu" jawabnya masih jengkel
"bagaimana pun aku juga itu menanganinya" ucap Aina
"Dan kenapa kau ingin menanganinya lalu menyuruhku untuk menonton ke ruang emergency?" Tanya dong joo geram
"Bukan kan kau juga terlihat kagum saat itu?" Aina bertanya kembali pada pria dihadapannya itu

Mendengar itu dong joo terdiam, ia menyadari pada saat itu ia juga merasa kagum dan terkesima

"Kau terdiam berarti sudah mengakui hal itu" ucap Aina mendekat satu langkah
"Biar ku perlihatkan pada mu 'menyelamatkan orang' dengan sudut pandang berbeda. Yang kau lakukan pada pasien itu tidaklah salah, yang dilakukan dokter yoon juga tidak salah. Yang salah hanyalah sudut pandang mu dengan keegoisan dan keras kepala mu itu" ucap Aina dingin

Seketika satu ruangan menjadi tegang dengan Aura Aina yang terasa menyeramkan, para perawat yang memperhatikan mereka menatap ngeri pada Aina.

"Jadi ku peringatkan kau untuk tidak egois dan keras kepala, walau punya kepintaran bagaimanapun kalau dokter magang seperti dirimu sama saja dengan kali nol" ucap Aina dingin menatap mata dong joo tajam

Setelah Aina meninggalkan ruangan, dong joo menghela napasnya berat, ia merasa ngeri ketika berhadapan dengan Aina dibanding terkena omelan dokter yoon

dr. Aina || Dr. Romantic side story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang