"Aku demam sejak tadi pagi, perutku terasa berat, kukira ini salah pencernaan" seorang pasien menjelaskan keluhannya pada dong joo
Dong joo pun memutuskan untuk memeriksa perut pasien tersebut dengan menggunakan stetoskop miliknya.
"Kau mau aku memanggil dokter yoon?" Tanya perawat pada dong joo, namun dong joo tidak menjawab
"Anda akan menjalani pemeriksaan dasar lebih dahulu, aku akan merontgen dada dan mengambil samper darah anda" ucap dong joo pada pasien
"Iya dokter" jawab pasien pasrah"Pasangkan kardio gram padanya juga" ucapnya pada perawat yang mengikutinya di belakang
Perawat itu mengangguk, namun belum menunggalkan dong joo, ia melangkah kesamping dong joo dan ingin mengatakan sesuatu dengan ragu
"itu bukan memelonco"
Mendengar itu Aina menghentikan aktivitasnya lalu menoleh keperawat itu"Dan aku juga tau dokter yoon, aku sudah lama mengenalnya. Dia peduli pada kalian karena kalian berdua andal. Nama julukannya adalah ikan paus gila, sebenarnya dia hanya ikan paus berhati lembut. Aku mengatakan hal ini pada dokter aina agar tidak begitu terbawa emosi dengan perlakuan dokter yoon" jelas perawat itu dengan pelan
"Aku akan menyiapkan elektrokardiogram" lanjutnya pamitDong joo masih terdiam mendengar ucapan perawat tadi. Ia sadar bahwa ia terlalu terbawa suasana akhir-akhir ini, perselisihannya dengan seniornya dokter yoon dan rekannya Aina bersikap sangat tegas padanya karena aina menganggap dong joo adalah orang yang egois dan kesat kepala dengan tidak mendengarkan arahan senior.
"Sayang!! Astaga !!" Teriakan yang datang dari keluarga pasien yang tadi ditangani dong joo mengagetkan seisi ruangan
Dong joo langsung berlari memeriksa pasien yang sudah tidak sadarkan diri
"Ada apa dengannya?" Tanya dong joo pada perawat yang memeriksa nadi di leher pasien
"Tidak ada denyut, kurasa dia mengalami gagal jantung" ucap perawatMendengar itu dong jo langsung menepuk dada pasien untuk menyadarkan sambil menanyakan keadaan pasien
"Pak!!!" Panggil dong joo pada pasien
"Dokter ! Kau harus melakukan CPR" ucap perawat mengingatkan dong joo
"Benar" dong joo langsung membenarkan posisi pasien dan memberikan CPR
"Segera panggil dokter yoon!" Ucap perawat di belakang dong joo pada rekannya. Dan mulai menggunting pakaian agar melonggarkan tubuh pasien.Aina yang baru kembali dari taman, menatap heran dengan keributan kecil, ia pun memutuskan untuk mendekat dan melihat dong joo melakukan CPR pada seorang pasien
"Apa yang terjadi?" Tanya aina mendekat pada pasien
"Dia mengeluh demam dan tiba-tiba mengalami gagal jantung" jawab dong joo sambil memompa
"Demam?! Apakah dia menderita miokarditis?" Ucap aina
"Sudah berapa lama dia mengalami gagal jantung?" Tanya aina pada perawat
"Sudah satu menit" jawab perawat itu sambil melihat jam tangannya
Aina segera mengambil suatu alat yang dibawa beberapa perawat"Haruskah ku hubungi dokter ahli bedah torakoplastik?" Tanya perawat
"Kudengar hari ini mereka sedang berkumpul, butuh 30 menit lagi bagi mereka untuk datang" ucap dokter Ah Ra yang baru datang"Hahhhh... bawakan aku defibrilator dan selang intubasi, segera suntikkan adrenalin" suruh Aina pada perawat
"Baik dokter" jawab perawat menjauh
Tak lama menunggu perawat tersebut datang dengan membawa apa yang diminta AinaDengan teliti dan hati-hati Aina melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan seseorang dimasa-masa suramnya. Tiba-tiba ia kembali membayangkan peristiwa itu, yang membuatnya memutuskan untuk menjadi dokter dan menentukan masa depannya.
"Tekan lebih keras!! Itu tidak akan membantu!!" Tegur Aina pada dong joo yang masih memompa dada pasien.
Namun karena kelelahan, dong joo masih memompa dengan pelan, alhasil Aina menghentikan tindakannya dan memberikan alat alat itu pada dokter Ah Ra disampingnya. Aina mendorong dong joo untuk turun dari ranjang, lalu menggantikan dong joo dengan memompa dada pasien dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aina || Dr. Romantic side story
ActionJeon Ai Na merupakan seorang gadis remaja yang dikenal dengan kecerdasannya, mempunyai IQ 187 membuatnya memasuki perguruan tinggi di usia yang cukup belia. Namun kepintarannya membuat orang-orang menjauhinya, namun Aina tidak peduli dengan hal itu...