Kembali

169 28 2
                                    

Dokter yoon, Aina dan dong joo berdiri dengan wajah tegang sambil memperhatikan dokter ahli bedah torakoplastik memeriksa pasien yang sudah ditangani ketiga dokter itu

"Sudah berapa lama sejak operasinya?" Tanya dokter itu pada perawat
"Ini sudah 30 menit. Pasiennya dalam kondisi baik" jawab pasien itu
"Hubungi aku jika terjadi sesuatu" ucap dokter itu
"Baik dokter"

Ketiga dokter yang masih berdiri itu menunduk saat dokter ahli bedah tersebut memandang mereka dengan wajah mengeras. Terkhusus pada dokter yoon

"Kau ikut denganku" ucapnya sambil menunjuk dokter yoon

Aina yang curiga memutuskan untuk mengikuti mereka berdua dari belakang, mereka terhenti di area tangga darurat yang cukup sepi

TAK..... dokter itu menendang kaki dokter yoon, yang langsung menunduk kesakitan

"Apa kau gila? Beraninya kau membuat keputusan besar!!!! Kau pikir siapa yang bertanggung jawab jika dia mati??!?!?!!" Bentak ya pada dokter yoon

"Operasinya sukses dan pasiennya stabil sejauh ini" jawab dokter yoon menegakkan tubuhnya

"Hei, saat kau bekerja diruang darurat, tangani saja situasi darurat. Jika kau mau membuat keputusan untuk menempatkan seseorang di ECMO, KAU HARUS MENJADI SPESIALIS YANG MEMILIKI IZIN LEBIH DAHULU!!!!" Benaknya lagi

"Aku melakukan yang harus ku lakukan untuk menyelamatkan nyawanya" jawab dokter yoon menahan tangis

Aina yang sejak tadi memperhatikan mereka merasa tidak enak, padahal ia pertama kali yang menyebutkan 'ECMO' saat itu, bukan dokter yoon

"Hah.... Aku tidak akan memaafkan hal ini. Persiapkan dirimu" ucap dokter itu melangkah pergi. Sedangkan dokter yoon masih berdiri tidak meninggalkan tempatnya

Aina menghela napas merasa bersalah dengan perbuatannya itu, ia memutuskan untuk membiarkan dokter yoon sendiri. Namun saat membalikkan badan ia tak sengaja menabrak dada dong joo yang memang lebih tinggi darinya. Ia tidak menyadari kehadiran pria itu dibelakangnya.
Tampan mengatakan apapun, aina tetap berjalan menjauh meninggalkan dong joo dan dokter yoon.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, tandanya waktu shift Aina sudah berakhir, saat ia memasuki ruang ganti, aina bertemu dengan dokter yoon yang sudah rapih dengan pakaian bebasnya berdiri didepan cermin.
Aina terlihat kaget namun tetap menunduk hormat
Dokter yoon yang melihat Ainapun tersenyum
"kau baru mau pulang?" Tanya dokter yoon pada aina yang baru membuka lokernya
"Ne..." aina menjawab ragu seakan ingin mengungkapkan sesuatu pada dokter yoon
"Kau baik-baik saja?" Tanya dokter yoon menyadari perubahan sikap aina

"Dokter... baik-baik saja ?" Aina malah bertanya balik, dokter yoon mendengar itu memiringkan kepala bingung

"Aku... aku... aku ingin meminta maaf setelah apa yang terjadi hari ini. Perbuatanku sangat ceroboh. Tanpa berpikir panjang aku malah menyebut ECMO. Dan itu diluar koordinasi" jelas aina merasa bersalah

Dokter yoon tersenyum lalu mendekati aina. Aina menunduk tak berani menatap dokter yoon didepannya. Namun tak disangka dokter yoon malah mengelus kepala aina dan merapihkan rambut aina yang berantakan.

"Kau tak perlu meminta maaf, ini bukan salah mu atau salam dong joo, jantung pasien masih berdetak itu juga berkat kalian, tentang ECMO itu, aku juga berpikiran seperti itu kok. Kau sangat pintar bisa menyimpulkan keadaan tadi, saat operasi pun kau sangat cekatan. Kau sudah bekerja keras hari ini" ucap dokter yoon menenangkan aina

"Terima kasih sudah percaya padaku" ucap dokter yoon pamit pulang.
.
.

BRAK!!!

dr. Aina || Dr. Romantic side story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang