"Jadi apa yang ingin kau bicarakan johyun?" Tanya Bae Moon dihadapan wanita yang bernama Kim Johyun itu
"Hummm, aku juga tidak tau" jawabnya santai
"Maksudmu kau tidak menanyakan apapun padaku? Atau membicarakan perihal ekstrakurikuler?" Tanya Bae Moon melongo, wanita itu hanya mengangguk menjawab
"Hahh... lalu kenapa kau menarikku kesini" ucapnya putus asa
"Sejujurnya aku hanya ingin kau menemaniku makan siang" jawab wanita itu polosMendengar itu Bae Moon mengerutkan pelipisnya menatap heran wanita didepannya itu
"Lagi pula tentang ekstrakurikuler itu, tinggal menunggu putusan dari pihak kampus kan?" Lanjut wanita itu sambil mengunyah makanannya
"Hahh... kalau begitu aku ingin menemui Aina" ucap Bae Moon pamit
Namun belum ia meninggalkan tempat duduknya, tangannya sudah ditahan untuk tidak meninggalkan tempatnya.
"Kau ini, dari kita menjadi mahasiswa baru sampai sekarang, Aina terus saja menempel denganmu. Kau tidak terganggu?" Ucap wanita itu sinisMendengar hal itu Bae Moon kembali mengerutkan keningnya, heran dengan pertanyaan wanita itu.
Namun belum ia menjawab, ia melihat Aina yang tengah mengantri mengambil makanan dengan nampan ditangannya. Tanpa menunggu lama, ia langsung mendekati Aina dan juga ikut mengambil mampan."Huh? Kau baru mau makan?" Tanya Aina menyadari sosok pria didekatnya
"Iya, kau juga baru mau makan siang ya, berarti kita bisa makan siang bersama" jawabnya sambil tersenyumMendengar itu Aina mengerutkan keningnya merasa heran, perasaannya Bae Moon sudah pergi duluan bersama wanita tadi.
"Bukannya kau sudah pergi bersama teman mu itu dari tadi?" Tanya Aina
"Benar, tapi pembicaraan kami sudah selesai jadi aku berniat untuk meghampiri mu. Tapi aku sudah melihat mu mengantri makanan jadi aku kesini deh" Jawab Bae Moon sambil mengambil lauk didepannya itu.
"Terserah kau saja" balas Aina setelah mendengar penjelasan panjang Bae Moon.Akhirnya mereka menemukan meja kosong dan segera menaruh makan mereka. Tanpa mereka sadari terdapat sepasang mata yang mengikuti mereka dari ujung meja seberang. Kim Johyun menatap sinis Aina yang menganggap bahwa Aina telah merusak momentnya dengan Bae Moon Jeong.
"Huhhh awas kau" ucapnya geram sambil meremas erat sumpit di tangannya.
Aina yang merasa sedari tadi diperhatikan, merasa kurang nyaman, kalu bertanya untuk memastikan bahwa urusan Bae Moon benar-benar sudah selesai
"Kau yakin urusanmu susah selesai tadi?" Tanyanya pada pria dihadapannya itu
"Humm... memang sudah selesai, kenapa kau bertanya? Tumben" tanya balik Bae Moon
"Tidak ada" jawab Aina melanjutkan makannya
.
.
.
.
"Kau langsung ke cafe?" Tanya Bae Moon saat mereka berdua duduk di halte menunggu bus
"Hum" jawab Aina singkat sambil membuka lembaran di bukunya
"Kalau begitu terus kau bisa sakit" ucap Bae Moon
"Tidak akan, lagi pula aku hanya mampir sebentar untuk memberikan jadwal yang ku tulis tadi" jawab Aina tanpa melepaskan pandangan dari buku yang tengah ia baca
"Baguslah... kalau begitu kau bisa istirahat dengan tenang dan BERHENTI BEGADANG HANYA UNTUK MEMBACA BUKU"ucap Bae moon sambil menekan kalimat terakhir, muat Bae Moon bukan untuk melarang Aina belajar, namun terkadang Aina kerap lupa waktu hingga jam tidurnya terlewatkan.
"Bukan urusanmu" jawab Aina
"Maksudku, buku yang kau baca itu masih terlalu berat Aina, kau bisa membacanya saat kau akan mengambil spesialis" jelas Bae moonBaru saja Aina ingin menjawab, bus yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga, dan memutuskan untuk segera masuk. Lalu Aina melanjutkan perkataannya yang sempat tertahan tadi.
"Aku memang ingin mengambil spesialis, dan satu lagi, aku sudah membaca buku-buku yang diperuntukkan untuk mahasiswa seperti kita. Maka dari itu aku sudah bisa membaca buku buku ini dengan tenang tanpa rasa bingung, dan sama seperti ketertarikanmu dengan tulang, aku sangat tertarik dengan saraf" jawab Aina dengan panjangKalau sudah begini, itu berarti Bae Monn sudah tidak bisa membantahnya lagi,
"Baiklah nona buku. Kalau begitu aku ingin mengajakmu untuk memasuki ekstrakurikuler ku nanti" ajak bae moon
"Tidak, apa kau lupa? aku dari dulu aku sudah masuk ekstrakurikuler shorijin kempo" jawab Aina yang kembali Bembaca bukunya itu
"Ohiyya. Aku lupa. Kalau begitu kau tidak perlu mendaftarkan namamu sebagai anggota. Kau hanya perlu menghadiri kegiatannya nanti kalau kau mau" Bae Moon tetap mengajak Aina
"Huhh baiklah" jawab Aina
.
.
.
.
"Wahhh,,, semester ini kau sudah mulai cukup sibuk ya Aina?" Tanya bosnya sambil melihat lembaran jadwal yang diberikan Aina padanya"Begitulah, untuk jurusan kedokteran memang begitu" jawab Aina
Aina menjawab seperti itu karena ada beberapa rekan kerja Aina yang juga merupakan mahasiswa dan seangkatan pulan dengan Aina bahkan senior angkatan Aina namun mereka berbeda jurusan dengan Aina, sehingga ia harus menjelaskan mengapa jadwalnya lebih padat, berbeda dari rekan rekan kerjanya.
"Kau benar... aku memaklumi hal itu... tapi kulihat jadwal disini sangat mepet, bahkan waktu istirahat mu sangat minim" ucap bosnya
"Emmm,, aku memutuskan untuk membagi jadwal itu karna takutnya aku bisa terlambat kalau mengambil banyak waktu jam istirahat" jelas Aina
"Eh... kau memang tidak akan terlambat... tapi kau pasti akan tumbang" jawab bosnya singkat sambil menatap Aina"Kau itu akan menjadi dokter, kalau kau tidak bisa merawat tubuhmu sendiri, bagaimana kau akan merawat orang lain?" Tanya bosnya menyadarkan Aina agar tidak berlebihan
Mendengar hal itu, Aina terdiam
"Begini saja, aku saja yang atur ulang jadwalmu. Dan mulai minggu depan kau akan masuk sesuai jadwal yang ku berikan. Tidak ada bantahan"
"Paham" jawab Aina
"Dan mulai minggu depan aku akan menggaji mu perminggu" mendengar penuturan bosnya tersebut. Aina melebarkan matanya tak percaya
"Aku tau mahasiswa sepertimu masih sangat membutuhkan uang" lanjutnya singkat
"Baiklah terima kasih" pamit Aina dengan membungkukkan badannya
.
.
.
.
Jangan lupa vote ✨🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aina || Dr. Romantic side story
ActionJeon Ai Na merupakan seorang gadis remaja yang dikenal dengan kecerdasannya, mempunyai IQ 187 membuatnya memasuki perguruan tinggi di usia yang cukup belia. Namun kepintarannya membuat orang-orang menjauhinya, namun Aina tidak peduli dengan hal itu...