Tidak akan lupa sampai kamu menyesal.
Orang bijak bilang apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai. Maka, tanamlah benih benih kebaikan supaya kelak kamu juga akan memetik hasil hasil yang bagus.
Nasihat bijak, kalau semua orang mengikutinya mungkin hidup di dunia ini akan lebih indah.
Tapi ya, manusia. Beberapa dari mereka terlalu bodoh untuk mengerti.
Akar masalah ini sebenarnya bermula dari bertahun tahun lalu. Ketika seorang anak kecil mendapatkan perlakuan dewasa oleh seseorang yang lebih berumur darinya.
Apa yang mereka lakukan adalah satu tindakan tidak manusiawi, yang sepertinya tidak pantas diketahui atau dilakukan siapapun.
Korbannya seorang anak laki laki polos yang ceria. Sementara pelakunya adalah pamannya sendiri.
Dunia gila, semua orang tahu itu. Dan beberapa makhluk ditugaskan untuk mengurusi para warga gila ini.
Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tanam. Apabila benih itu baik, maka kebajikan akan membanjirimu. Dan apa bila apa yang kamu tanam itu trauma dan pelecehan, maka kamu akan dibanjiri sesuatu yang lain dari diriku.
Aku menatap seorang pemuda yang tidak bisa tertidur di tengah malam ini. Matanya berair karena kepingan masa lalu yang berusaha dia lupakan kembali datang menusuk.
Anak malang, beruntungnya kamu bertemu denganku. Sekarang, kita berdua akan kembali padanya dan membalas apa yang sudah dia lakukan ke kamu.
***
Namanya adalah Yoga.
Usianya sekarang menginjak umur tiga puluhan akhir, dan dia yang sekarang tidak berbeda jauh dengan dia yang berumur delapan belas tahun. Yang bodoh, naif, nakal, dan sembrono. Hal yang membedakan hanyalah badannya saat ini yang lebih matang.
Yoga orang gampang penasaran dan kadang tidak berhati. Keponakannya adalah satu dari sekian banyak korban tindak tanduk di luar nalar Yoga.
Di usianya sekarang dia sudah memilik istri, karir yang bagus, serta harta yang tidak banyak. Bekas tindakan masa lalunya tidak tampak, seolah karma menutup mata.
Tapi itu berakhir sekarang, ketika aku datang maka keadilan akan ditegakkan.
Penasaran membunuh kucing, ada yang bilang seperti itu. Dan kurasa aku menyetujuinya, karena memang lebih mudah menangkap mangsa yang penasaran.
Mereka gampang dipancing keluar kandang, tidak perlu repot repot mendatanginya.
Yoga menerima tawaranku, sebelumnya aku memang sudah menghubunginya dan bilang kalau ditempatku kita bisa melakukan sesuatu yang baru dan seru untuk dilakukan.
Punya istri dan tidak sepenuhnya gay, kalau orang waras mungkin akan susah ku perdaya, tapi memang dasar Yoga bodoh dan tidak bisa bersyukur. Lelaki yang suka berpetualang dalam kubangan nafsu itu tetap tertarik ketika aku menawarkan kenikmatan lewat belakang.
Sebentar lagi adalah waktu yang sudah kami sepakati untuk bertemu. Sementara menunggunya aku memastikan semua sudah siap, alat alat dalam laci, yang terjejer diatas meja sampai yang bersembunyi dibalik tirai, semuanya siap. Ya, sekarang tinggal menunggu.
Tok... Tok...
"Permisi..." Sebuah suara terdengar. Tidak terlalu berat tapi masih cukup terdengar jantan.
"Ya, silahkan masuk."
Dan Yoga pun masuk ke ruangan ku. Sang mangsa sudah masuk perangkap.
Dia terlihat gagah dengan apa yang dia kenakan. Hanya kaos kutang puting yang dirangkap kemeja kotak kotak merah lengan panjang yang tidak terkancing. Lengan kirinya di lingkari jam tangan hadiah ulang tahun dari sang istri sementara dia sendiri sudah menyisir rambutnya dengan rapih, memiringkan semua helakaian rambut pendeknya ke kanan, membuatnya terlihat seperti ombak ganas. Bawahannya sendiri cukup untuk membuat aku terkikik dalam hati, celana panjang krem punya Yoga berwarna terlalu identik dengan kulitnya sendiri, sekilas membuatnya seperti tidak memakai celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Than The Top
Historia Corta"Who's higher than the top? That's me." Aku datang kepada mereka, bermacam macam latar belakang dan masalah. Aku mengatasi mereka dengan caraku sendiri, kadang dengan hukuman, tak jarang juga dengan berkah. Yang manapun tidak terlalu beda, semuanya...