Hard Working Teacher

810 35 6
                                    


Aku tidak pernah menggunakan kuasaku untuk hal hal yang menyenangkan pribadi, yah... Memang tugasku sudah cukup seru. Tapi bukankah kalau aku mau aku bisa saja membuat semua hal yang kulakukan menjadi lebih menyenangkan tanpa perlu adanya aturan?

Seperti mengawini laki laki mana saja yang kumau tanpa peduli apakah dia perlu bantuan atau hukuman. Bermain dengan alurku sendiri dan bukannya patuh dituntun takdir seperti ini.

Aku tidak bisa seperti itu, bukan gayaku untuk tidak tahu diri dengan meminta lebih. Dan jujur saja, tugasku ini masih sangat seru untuk dilakukan. Bahkan walau aku punya kuasa untuk melenceng pun, aku tetap tidak akan menyalahi kuasa yang diberikan kepadaku. Bukannya apa apa, ini masalah tentang bagaimana suatu pekerjaan harus diselesaikan semestinya, semua orang harusnya seperti ini.

Memang dasar manusia. Mereka suka sekali berusaha mendapatkan lebih banyak dari pada yang mereka ditakdirkan untuk dipunyai. Memelencengkan posisi berkuasanya untuk merauk untung lebih sudah menjadi budaya, ah miris sekali.

Bukan masalahku, sebagai orang yang tidak terikat oleh dunia kemanusiaan, aku dalam hal ini cuma bisa berpendapat.

Tapi, kalau ada dari mereka yang mencari kepuasan kontolnya lewat jalan yang salah seperti dengan penggunaan kuasa yang salah, baru aku dibolehkan masuk.

Masuk ke perkara ini, dan masuk ke lubangnya heheh.

Namanya Brian dan banyak orang orang disekitarnya memanggilnya pak Brian, dia masih lajang, panggilan pak-nya itu dia dapatnya karena dia berprofesi sebagai guru. Mengajar materi olahraga di suatu sekolah menengah atas yang lumayan terpencil keberadaannya, lebih jelas lagi akan kukatakan kalau dia adalah guru olahraga yang diam diam suka mencabuli muridnya.

Kemaren aku sudah menyaksikan sendiri supaya meyakinkan.

Ah, rasanya aku masih merinding ketika mengingat detik detik mengerikan itu. Jangan bilang aku lemah, siapapun yang punya hati aku yakin akan bereaksi sama denganku.

Akhir pelajaran Brian tidak langsung pulang, semua teman teman satu profesinya berlalu satu satu, menyisakan si guru olahraga itu sendiri di ruangan mereka.

Pintu ditekuk dan berayun terbuka saat Brian mengisyaratkan orang diluar sana boleh masuk.

Dan seorang anak laki laki berperawakan kecil untuk seumurannya melangkahkan kakinya mendekat, dia berwajah manis.

Brian merasakan pipinya panas, otaknya dipenuhi adegan buruk. "Jadi kamu gagal ujian olahraga lagi ya?" Katanya.

Si anak laki laki menunduk, tangannya yang semula berayun ditepi badannya sekarang bergerak reflek menahan celananya.

"Ini bukan pertama kalinya kan?"

Sahut Brian, dalam sepinya ruangan itu, suaranya yang berat khas laki laki kekar itu menjadi berkali kali lebih mengerikan.

Brian bangkit dari kursinya, "kamu tau apa yang harus kamu lakuin. Sedikit kerja keras."

Dan adegan mereka di pojok ruang guru tidak bisa kukatakan. Memerkosa orang lain itu suatu hal, dengan yang sesama jenis menjadi hal lain dan melakukan itu dengan anak yang baru secara resmi dewasa adalah juga sesuatu yang lain lagi.

Ah anak malang, gara gara rupanya yang indah dia malah jadi harus menjadi sasaran dari guru otak selangkangan macam Brian. Parahnya lagi dia bukan anak satu satunya. Laki laki atau perempuan, semua anak yang menimba ilmu di sekolah ini bisa menjadi korbannya.

Aku yakin kalau ada orang tahu, dia juga tidak akan bisa diam saja dan membiarkan kegilaan ini tetap terjadi, aku tak terkecuali.

Hari ini akan kuhentikan aksinya.

Higher Than The Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang