#11

738 92 48
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Jisoo bergetar ketakutan, mengikuti langkah kaki Suho. Menuju sudut gedung terbengkalai yang minim pencahayaan.

BUGHH...

Tanpa persiapan lelaki itu langsung mendorongnya hingga jatuh tersungkur di lantai, kemudian mencumbu bibirnya secara beringas. Bahkan tak segan menggigit bibir Jisoo ketika dia hanya diam saja tak mau membuka mulut.

Jisoo merasakan kemarahan Suho ketika tidak mendapat balasan darinya. Pemuda itu melepaskan diri, mencengkram kedua lengannya dengan kasar.

"Kau bilang akan melakukannya?"

"Maka lakukan dengan benar, atau aku akan bersungguh-sungguh menghabisi adikmu!"

Sebagai reaksi, Jisoo mengeleng tak ingin itu terjadi. Dia tidak sanggup kehilangan adiknya. Jangan-jangan melukai adiknya terlalu jauh, lampiaskan saja amarah kalian semua kepadanya. Toh sejak awal permasalahannya berakar darinya, jadi dia yang harus bertanggungjawab penuh.

"Bukankah kau tak ingin adikmu mati?" Ancamannya.

Jisoo mengangguk, menjawab pertanyaan Suho. Sesegera mungkin mengiyakan permintaannya dengan menahan air mata ketika nama Lisa lagi - lagi disebut.

"Nah begitulah seharusnya kau bersikap!"

"Jangan membuatku kecewa, kau harus buat aku puas malam ini!"

"Kau mengerti kan, gadis cantikku?"

Sekali lagi Suho mencium bibirnya, dan Jisoo terpaksa meladeni permainan kotor ini. Sembari menahan air mata, Jisoo mulai membuka mulut saat Suho melumat bibirnya dengan ganas. Benda kenyal itu menari-nari, melilit lidahnya, lantas mengajaknya bertukar air liur.

Jisoo merasa jijik!!
Jika bukan demi Lisa, demi menyelamatkan adiknya. Jisoo tak sudi melakukan ini, sudah pasti dia langsung muntah.

Lima menit kemudian, Suho melepaskan dirinya. Suho butuh waktu sebentar untuk mengambil nafas setelah ciuman ganas yang berlangsung lama itu, begitu juga dengan Jisoo sendiri.

Dada Jisoo naik turun, kembang kempis lubang hidungnya, berusaha meraup oksigen sebanyak yang dia bisa. Pergulatan antar bibir itu menganggu saluran pernafasannya. Rasanya bahkan kehilangan nyawa karenanya.

TESS...

Sudut mata Jisoo mengeluarkan tangis.
Meski tak sederas beberapa saat yang lalu, tapi rasanya lebih menyakitkan ketika Suho berpindah tempat, menciumi leher jenjangnya sembari menghirup aroma tubuh Jisoo. Lantas menyesapnya dan menggigit permukaan kulitnya, meninggalkan jejak cupang di sana.

Tidak hanya sekali, tetapi Suho melakukannya berulang kali. Membuat jejak cupang, unggu  dibeberapa bagian leher Jisoo.

CUPSS...

CUPSSS...

CUPSSS...

Bahkan Suho bergerak turun. Pada tulang selangka, tepatnya tulang di bawah leher dan sejajar dengan bahu, di sanalah Suho menyesap dan menggigit Jisoo. Menyetak memar keunguan lagi.

For You (Lisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang