𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐗𝐈𝐗

35.2K 2.2K 68
                                    

💌 : hayyie cintahhh💋 selamat membaca yo, do not forget Bintang kecil nya cintahhh

enter the story

•••
••


"Mami, Bianca gak mau jadi pelakor hiks.. bianca gamau .."

Tangisan Bianca pun pecah, membuat orang yang berada di sana tambah khawatir

"Sayang. Bianca. Aku udah bilang kan, aku gak suka dia, aku gak pernah anggap dia Bi" jawab Xavier dengan tangan menangkup kedua pipi Bianca

Mami Joanna dan Papi Edwin yang melihat itu merasa sangat bahagia. Karena untuk pertama kali nya mereka bisa melihat Xavier yang sedang jatuh cinta seperti remaja lainnya, Xavier yang hangat dan penuh perhatian.

"Tak salah lagi. Bianca adalah satu satu nya wanita yang cocok untuk Xavier" Batin Joanna

"The real calon mantu nih" Batin Edwin

Oke, tinggalkan dua orang yang seperti menonton drakor ini. Mari sorot Xavier dan Bianca

"Kalau kamu gak suka dia, kenapa kamu gak ceraikan dia Van?? Kenapa? kenapa kamu milih bertahan, kalau bukan karena suka" Tanya Bianca dengan nada lemah putus asa

Xavier yang melihat wanita pujaan hatinya seperti itu pun ikut sakit. Ini bukan keinginan nyaa

Xavier pun menarik Bianca mendekat dan memeluk nya erat. Diusap nya punggung Bianca dengan lembut penuh kasih sayang

Bianca yang diperlakukan seperti itupun hanya diam namun tetap membalas pelukan Xavierr

"Sayang, aku nikah sama dia diatas kertas. Ada peraturan, dimana aku tidak boleh menceraikan dia sebelum satu tahun pernikahan. Sabar ya sayang, aku janji, setelah satu tahun, aku akan ceraikan dia. Aku janji. Aku mohon, kamu jangan putusin aku, jangan ninggalin aku Bi" ucap Xavier dengan nada lemah

Sekarang mata nya sudah berkaca-kaca, Ia tak bisa membayangkan, orang yang memberi nya kehangatan, kasih sayang, cinta yang melimpah, orang yang sudah ia jadi kan rumah untuk pulang, akan pergi meninggalkan kan diri nya

"Jangan pergi Bi. Aku gatau gimana aku tanpa kamu" lirih xavier yang masih didengar oleh Bianca

Bianca pun melepas Pelukan nya, membuat xavier juga ikut melepas walau sangat terpaksa

Bianca menatap Xavier intens

"Kasih aku waktu yaa. Boleh kan? Aku mau nenangin diri aku dulu" Bianca tersenyum, namun kali ini bukan senyuman tulus, melainkan senyum terpaksa. Dan xavier tau itu

Bianca pun berbalik menatap Joanna dan Edwin yang sekarang sedang tersenyum sambil menatap mereka

"Mereka kenapa?" batin Bianca bingung saat melihat Joanna dan Edwin menatap berbinar ke arah nya

"Mami" panggil Bianca

"Eh- iya sayang" Jawab Joanna dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya

Bianca pum mendekat ke arah mereka, dengan senyum tipis nya

"Mami, Om. Bianca pulang duluan yaa"

"Eh- kok panggil saya Om, Manggil nya Papi dong" ujar Edwin

"I-iya papi" Gumam Bianca membuat Mami dan papi tersenyum

Joanna pun mengelus lembut kepala Bianca

"Sayang, pernikahan Xavier itu kesalahan kami. Jadi kamu jangan membenci dia ya. Jangan akhiri hubungan kalian. Mami pengen kamu terus ada disamping xavier. Mami mohon" Mohon Joanna dengan tulus, menatap penuh kelembutan pada Bianca

"Iyaa, kasih Bianca waktu ya Mi, Bianca mau nenangin diri dulu"

"Iya nak. Satu hal yang harus kamu tau, pintu rumah keluarga kita akan selalu terbuka untuk mu" Bukan, bukan Joanna, namun Edwin yang berkata demikian

"Gila, aku udah direstuin aja nih" batin Bianca

"Terimakasih, mami papi" Ucap Bianca tuluss

"Bianca pamit" Lanjut nya

"Sayang, aku anter" ucap Xavier yang hanya di jawab anggukan oleh Bianca

Mereka pun pulang bersama, namun jika biasanya kebersamaan mereka dipenuhi canda tawa, beda lagi dengan sekarang. Hanya ada keheningan. Biancaa yang hanya diam, dan menatap datar ke depan. Xavier yang mencoba mengajak Bianca berbicara, namun hanya dibalas deheman saja

"Sabar ya xavier sayangg. Kita ngedrama dulu, baru mesra mesra an lagi kaya dulu. Semua ada waktu nya, jadi sabar aja" Batin Bianca

***

Disisi lain

Disebuah ruangan bernama kamar, dengan nuansa gelap tanpa lampu namun di penuhi lilin merah sebagai penerang

Terdapat satu pria dan satu wanita yang sedang berbincang

"Aku tidak mau tau. Kau harus berhasil menculik dan menyiksa jalang itu sampai mati!!!" ucap sang wanita

"hm. kau punya foto nya?" jawab si pria

"Ya!! aku punya foto nyaa. Difoto ini wajah nya sangat jelas, dan aku yakin, anak buah mu bisa menemukan nya dengan mudah" ujar si wanita

"apa imbalan nya?" tanya si pria dengan to the point

"Uang"

"Uang ku sudah banyak nona"

"arghh. Tubuh ku. bagaimana? Aku masih perawan asal kau tau" ujar si wanita tanpa tau malu

"Baiklah"

Si pria pun mengulurkan handphone nya yang sudah menyala menampilkan sebuah nomer telepon

"kirim foto pada nya. Ia yang akan mengurus semuanya" Ucap si pria

Dan siwanita pun tanpa ba bi bu langsung menyalin nomer itu, dan mengirim beberapa potret foto yang sudah ia ambil.

Si Pria pun mulai duduk di atas ranjang sambil melepas kancing kemeja nya

"Liliyana? itu nama mu bukan" Ucap si pria dengan nada dingin nya

"Iya tuan, itu nama ku" Jawab Liliyana dengan nada sedikit menggoda

"Kemari dan Jadilah jalang ku malam ini" Ujar si priaa

Liliyana pun mendekat dan duduk di atas pangkuan si pria

"Siap Tuan Arsen, aku jalang mu malam ini. Aku akan memuaskan mu"

Liliyana pun langsung menyambar bibir Arsen, melumat nya dengan agresif

Pria yang diketahui bernama Arsen itu hanya menikmati apa yang dilakukan oleh Liliyana

Malam yang panas untuk Liliyana

***

dh dulu. selesai






𝐓𝐄𝐀𝐒𝐄𝐑  [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang