𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐈𝐗

51.8K 2.9K 47
                                    

💌 : hayyie cintahhh💋 selamat membaca yo, do not forget Bintang kecil nya cintahhh

enter the story

•••
••

"Van??"

Aku mengalihkan pandangan pada seseorang yang berdiri tak jauh dari ku . Ternyata benar, dia adalah wanita yang sendari pagi mengusik pikiranku

Lebianca Dysis

"Kau disini Bi?" tanya ku

Dia mengangguk dengan wajah bengong tak percaya. sungguh menggemaskan

"Kalian saling mengenal?" Tanya seseorang yang tak lain adalah Geo

"hm"

Lebianca dan Geo pun mendekat ke tempat ku. lalu Geo mengatakan sesuatu yang entah mengapa membuat ku senang (?)

"Bagus kalo kalian udah saling kenal. Jadi xav, Bianca boleh gabung sama lu disini gak? Soalnya Ruang VVIP yang lain udah penuh"

"Hm" dehem ku dengan mata menatap bianca.

Ekhem

"Yang bicara siapa, yang dilihat siapa. Gw curiga kalian ada hubungan hahahaha"

Celetuk Geo yang membuat ku dan Bianca menatap nya tajam.

"Apasi Ge. Udah sana pergi, anter pesenan ku"

Bukan aku yang menjawab, namun Bianca. Aku mengalihkan pandanganku ke bianca lagi. Bisa kulihat telinga nya yang memerah. Dia malu ?

"Hahaha iya iyaa, nikmati waktu berduaa Tuan Xavier dan nyonya Bianca. Saya yang rendah ini pamit undur diri"

Untung Geo cepat pergi, kalau tidak sepatu mahal ku ini akan melayang dikepala nya

•••

Setelah Geo pergi, Bianca mendekat dan duduk tak jauh dari ku

" aku tak menyangka kita akan bertemu lagi Van. Kebetulan yang sangat menarik" Ucap nya sambil tersenyum manis

"Bukan kebetulan but takdir maybe" Jawab ku dengan nada bercanda namun wajah tetap datar

Kami pun saling menatap dan tertawa bersama. Sebenarnya aku tak ingin tertawa, dan ingin  mempertahankan sifat dingin ku, namun entah mengapa tawa Bianca itu menular hingga aku ikut tertawa saat menatap nya

"Hahaha Van. Kau sangat tidak cocok memerankan karakter penggoda!! Lihat, saat bercanda pun wajah mu sangat datar Hahahaha"

Tawa nya lagi yang membuat ku meringis malu. Oh, ayolah ini bawaan dari lahir. jangan salahkan aku

"Sudah lah Bi. jangan menertawakan ku" Ucap ku dengan nada kesal, dan tak menyadari kini kedua telinga ku sudah memerah karena malu

"Hah..hah..baiklah baiklah, maaf kan aku okee? Tuan Xavier mau memaafkan Bidadari ini kan?" Ucap nya dengan kepercayaan di atas rata rata

Bidadari katanya? Hahaha

"Bidadari kata mu? kau pede sekali huh~" Jawab ku bercanda

"Heyy- Kau ini !! tak bisa ya, memuji ku sedikit " ucap nya kesal yang membuat ku tambah gemass

"Kau lebih dari sekedar Bidadari Bi"

"Benarkah?"

"he'em" aku mengangguk mengiyakan

"Memang aku seperti apa?"

"Emmmm.. kau seperti wanita hebat yang sering ada di dalam dongeng kerajaan. wanita hebat yang sering menunggangi sapu lidi dengan jubah hitam nya" Ucap ku mendeskripsikan sosok yang berada di kepala ku. entah kenapa aku ingin ketawa sekarang. namun aku mencoba menahan nya

𝐓𝐄𝐀𝐒𝐄𝐑  [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang