7. Dada?

49.8K 3.5K 104
                                    

Haii Readers You👋

Jangan lupa VOTE & KOMEN yaa
Biar Only semangat nulisnya

Terima kasih kepada yang sudah membaca
Semoga suka...

AWAS KESANDUNG TYPO! 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING GAISEEE😘

"Ckk, nggak ada Baang Lo Bang Loan. Disini cuma lo sama gue. Kita habisin malam ini berdua aja. Gue nggak mau ada pengganggu" decak Arvind jengkel karena ulah hama petakilan itu.

Menggendong Varel ke atas kasurnya yang empuk dan besar walau tak sebesar King Bed milik Arthur. Mematikan lampu, menyelimuti tubuh Varel dan dirinya tak lupa menyalakan alat kedap suara

Cup cup cup

"Good night Baby" ucap Arvind dengan lembut sambil mencium kedua pipi dan ujung bibir Varel tak peduli dengan hama petakilan yang sedang berteriak diluar sana.

🧸🧸🧸


BAGIAN 7

Ceklek

Pintu berwarna biru itu terbuka, menampilkan seseorang yang tengah berjalan dengan perlahan menuju dua gundukan di tempat tidur.

Berdiri didekat meja belajar yang diatasnya terdapat beberapa buku pelajaran tersusun, tulisan-tulisan ala anak muda, satu lampu belajar dan sebuah jam weker yang sekarang menunjukkan sudah pukul 03.16 pagi

Haaahh

Helaan napas terdengar saat dia melihat posisi kedua orang yang sedang tidur. Sungguh membuatnya dilanda rasa cemburu. Kali ini saingannya bertambah satu setelah dua cecenguk itu.

Yap, Arthur adalah pelaku yang merentas pintu kamar Arvind, anak bandelnya yang susah diatur. Sungguh dia sangat kesal dengan anaknya yang satu ini kerena telah menculik Baby Va saat dia sedang memberi wejangan pada anaknya yang lain. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kejadian yang hampir sama seperti kasus Vian dan Varo kemarin.

Tadi Arthur sudah menghukum si kembar. Tidak parah. Hanya mencabut beberapa fasilitas seperti kendaraan dan black card untuk seminggu kedepan. Jadi mereka akan naik kendaraan umum atau apapun asal tidak dengan motor yang Arthur belikan. Itu derita mereka kalau terlambat

Dia akan memikirkan hukuman untuk Arvind besok setelah dia bisa membawa Baby Va keluar dari dekapan erat anaknya yang sudah seperti lilitan ular piton. Bisa-bisa Baby Va akan kena Asma di usia dini kalau ini dibiarkan lebih lama lagi.

Arthur melangkah lebih dekat dengan keduanya. James yang sedari tadi setia mengikuti Arthur dibelakang mengulurkan tangan untuk memberikan sebuah suntik yang berisikan obat bius.

Dengan perlahan Arthur menancapkan suntik tersebut ke lengan kanan Arvind yang melilit tubuh Varel. Terlihat sedikit gerakan dari anaknya namun tidak sampai membuat Arvind terbangun dari tidur nyenyak.

Arthur memukul pipi Arvind, tidak terlalu kuat. Setelah yakin bahwa anaknya telah dalam pengaruh obat bius. Arthur lantas langsung melepaskan kedua tangan Arvind dari Varel.

"Shhtt, Daddy disini Sayang" ucap Arthur ketika melihat Varel membuka mata bulatnya yang masih berat

Sambil menepuk-nepuk belakang Varel pelan Arthur dengan langkah lebar keluar dari kamar bernuansa biru itu.

"Istrahatlah! Pekerjaanmu selesai hari ini" ucap Arthur pada James sebelum memasuki lift menuju lantai 3.

🧸🧸🧸

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang