33. Menjaga Anak?

18.5K 1.6K 165
                                    

Hai
Welcome back
Jangan lupa Vote, Comment, Share and Follow
Awas Typo !!

HaiWelcome backJangan lupa Vote, Comment, Share and FollowAwas Typo !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previously

"Varel sama Bang Varo saja, ya?" tawar Vian halus.

Varo yang berada diseberang memutar bolat mata jengah "Yaelah bang, cembokur mulu jadi orang," celetuk Varo membuat Vian mendelik kesal.

"Ya udah, sini Abang peluk,"

Tanpa mempedulikan Varo, Vian mulai memeluk Varel lalu mengusap kepalanya. Dan bukan Varo, kalau Ia hanya diam. Varo ikut merapatkan diri, Ia lantas memeluk kedua saudaranya dengan senyum lebar.

"Selamat night, semua,"

Akhirnya, mereka mulai tidur menyambut malam yang semakin larut. Ruangan itu menjadi hening dan hanya diisi dengan lantunan lagu anak-anak pengantar tidur.

🧸🧸🧸

Bagian 33

Varel menghisap dot susunya dengan tenang sambil menyandar pada tubuh Aska. Sesekali Aska akan memperbaiki posisi Varel saat merasa bahwa anak itu sedikit melorot ke bawah, terlalu fokus pada tontonannya. Begitu pun Aska yang dari tadi celingak-celinguk mencari tahu apakah Aaron telah berhasil membujuk Ares atau tidak.

Aska menoel-noel pipi bulat Varel yang sedang menghisap rakus dot susunya "Hei,, tuyul. Ayo bermain teka-teki," usul Aska tiba-tiba.

Varel menoleh ke belakang, berkedip sekali, dua kali lalu melepas botol susu dari mulutnya "Mamain apa?" tanya Varel dengan suara cemprengnya. Sisa-sisa susu yang menempel di sekitar bibir kecil itu membuat Aska merasa gemas sendiri.

"Bermain teka-teki," balas Aska mulai memperbaiki posisi duduknya dan Varel. Dia memutar gumpalan lemak itu agar berhadapan dengannya.

Varel mengeryit. Kepalanya miring ke samping. Botol susunya sudah berpindah tempat di atas karpet. Otak kecil Varel aktif bekerja untuk memproses kata baru yang terdengar sedikit aneh di telinganya.

"Mamain kekaki?" Varel bertanya penasaran.

Aska menyemburkan tawa. Dia hampir saja menangis saking tidak tahan mendengar pengucapan aneh makhlus halus dan imut didepannya ini. Tangannya terulur , mengambil tubuh penuh lemak itu ke dalam dekapan gemasnya setelah mengusap sudut matanya yang sedikit basah karena banyak tertawa.

Dengan masih diselingi tawa, Aska berkata "Hei, ayolah! Kau membuatku ingin menjahilimu terus-menerus, hm? Apa yang kau katakan? Kekaki?" Aska menangkup kedua pipi Varel seraya menatap mata anak itu dalam-dalam tak lupa senyum jahil di bibirnya "Tapi, tunggu dulu! Kau baru saja mengucapkan huruf k dengan benar! Ini revolusi! Revolusii," Aska berseru-seru bahagia tepat di depan wajah Varel.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang