14. Keputusan Ares

30.8K 3.3K 419
                                    

Halo Readers Youu 👋
Jumpa lagi kitaa
Apa yang akan terjadi di part ini?
Penasaran kan? Langsung baca aja deh.

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN

AWAS TYPO BERTEBARAN 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING 😘

"Varoo, lo denger gue kan?"

Tak mendapat jawaban atas pertanyaannya membuat Vian melangkah maju lalu berdiri tepat di depan kembarannya itu lantas mendorong kuat Varo ke belakang membuat Varo mundur beberapa langkah. Mata tajamnya terus menatap Roy penuh dendam.

"AWAS LO"

Setelah mengatakan itu Varo berbalik dengan sendirinya lalu berjalan keluar dari kamar bernuansa hitam milik Arthur. Disusul Vian di belakangnya.

🧸🧸🧸

BAGIAN 14

Arvind menggendong Varel lalu membawanya ke taman belakang. Dia langsung mengambil bocah itu setelah dimandikan oleh pelayan wanita tadi. Sekarang Arvind tengah memegang mangkuk bening berisi bubur yang dicampur dengan potongan sayur dan daging ayam.

Tugasnya adalah memberi makan anak ini. Bisakah dia menganggap ini anaknya? Wah jika di masa depan nanti anaknya modelan begini mungkin dia harus cepat-cepat menikah kan?

Varel di dudukkan di atas bangku taman memanjang yang terbuat dari kayu jati dengan kualitas terbaik berwarna hitam mengkilap. Sedangkan Arvind duduk di atas tanah yang ditumbuhi rumput hijau gemuk. Di samping-samping bangku ada pohon bunga Cherry Blossom atau biasa disebut bunga sakura yang menjadi penghalang dari cahaya sinar matahari.

Taman ini dikelilingi bunga-bunga dari berbagai dunia. Tapi terbanyak adalah bunga mawar hitam karena Arthur suka itu. Bukan bunganya tapi warnanya. Apa kalian tau arti bunga mawar hitam?

Mawar hitam oleh Bangsa Irlandia di lambangkan sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan perlawanan.

Selain itu, juga ada beberapa bunga jenis lain di berbagai dunia seperti Jade Vine, Lily Kuning, Bunga Makro, Anggrek Bulan, Viola, Blue Bells, dll.

"Buka mulut aaa"

"Aaaaa"

Varel membuka lebar mulut kecilnya sambil mengikuti suara yang dibuat Arvind membuat Abangnya itu tersenyum geli karena gemas.

"Mnyamnyamnyam"

"Enak?"

"Em emnyak" jawab Varel dengan mulut penuh

Arvind terkekeh, menaruh mangkuk berisi bubur itu diatas bangku samping Varel lalu mencubit pelan kedua pipi berlemak yang menggembung seperti tupai. Varel tak masalah. Di tetap mengunyah bubur didalam mulutnya.

Mengingat sesuatu membuat Varel cepat-cepat menelan makanannya lalu menatap Arvin dengan pandangan sedih, bibirnya mengerucut lucu

"Dada napa?" Sendu Varel

Arvind melepaskan kedua tangannya dari pipi Varel dengan alis berkerut bingung.

"Dada?"

Arvind baru kali ini mendengar kata itu keluar dari mulut Varel. Itu kata yang sangat haram diucapkan anak kecil. Maksudnya disini apakah pantas anak sekecil Varel diajarkan kata-kata yang menjurus ke arah dewasa begitu?

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang