Haii Guys
Welcome Back here
Jangan lupa Vote dan Comment ya biar Only lebih semangat nulisnya. Luv u 🤍
Awas Typo !!!Previously
Varo berbalik cepat lalu memeluk Aska yang sudah berdiri di samping Aaron. Wajahnya terlihat memelas, dia tidak akan menang kalau adu kekuatan dengan Arvind "Bang Aska... Bang Arvind tuhh, ganggu teruss," rengeknya.
Aska hanya tertawa pelan sebagai respon, tangannya mengusak rambut Varo. Aska tidak akan melakukan drama untuk saat ini, kasihan Aaron yang terlihat kelelahan menghadapi mereka.
Arvind mendengus kasar, diam-diam mengumpati Varo. Sedangkan di sampingnya, Vian berdiri tenang memperhatikan Varel dan sesekali melihat pertikaian dua saudaranya. Mungkin disini yang waras hanya dia, Varel dan Aaron. Selebihnya terkena gangguan otak.
🧸🧸🧸
Bagian 38
Sebuah mobil hitam membelah jalanan Ibu Kota yang begitu padat. Suasana malam yang penuh kerlap-kerlip lampu di tambah dengan indahnya langit berhiaskan jutaan bintang serta cahaya sinar rembulan yang mengintip malu-malu di balik awan yang bergerak melewatinya. Di pinggiran jalan, banyak sekali muda-mudi berkumpul membentuk beberapa kelompok.
Arthur mendengus, mengalihkan pandangan ke depan. Entah kenapa dia merasa kesal melihat orang-orang itu menghabiskan waktu mereka yang sangat berharga untuk sesuatu yang tidak berguna.
"Kau ingin merasakan hal seperti itu? Aku tidak keberatan jika memang harus bertindak layaknya anak muda belasan tahun dan menghabiskan waktu untuk bisa bersenang-senang bersama, mungkin bukan hal yang buruk. Kita bisa mengajak anak-anakmu dan James. Bagaimana?" Dylan berseru memecah keheningan.
Arthur menoleh sekilas dengan tatapan tajam "Ck, aku tidak akan menghabiskan waktuku yang berharga untuk hal seperti itu," balas Arthur tak santai.
Dylan terkekeh pelan "Jangan berbohong," Dylan menarik wajah Arthur untuk menghadap padanya "Lihat, dari pancaran matamu bahkan diseluruh sisi wajahmu menunjukkan hal sebaliknya dari apa yang kau katakan tadi," ujarnya sambil membolak-balikkan wajah Arthur yang terlihat tidak enak di pandang.
"Kau menyentuhku menggunakan tangan bekas mengupil, dasar jorok!" Arthur menyentak kasar tangan Dylan "Dokter macam apa manusia ini?" Arthur mendumel kesal seraya membersihkan wajahnya dengan tissu.
Dylan tertawa puas begitu pun James yang ikut tertawa pelan. Dia tidak seberani Dylan yang secara terang-terangan membuat Arthur kesal.
"Jadi bagaimana? Kau mau?" Dylan bertanya lagi.
"Sudah kubilang tidak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREL (TAHAP REVISI)
RandomTHE STORY OF VAREL : Varel, anak manis berusia 5 tahun yang mendapatkan keluarga adopsi overprotektif. Tinggal bersama Daddy dan 7 kakak laki-laki yang bergelimang harta tapi kurang belaian. Tingkah imutnya membuat ribut dan rebut adalah 2 hal...