10: Khawatir

297 182 957
                                    

Haiii selamat berbuka puasa walaupun udah kelewat beberapa menit😂

Aku tinggal terawih dulu ya? Btw ini terawih pertama aku sama besok puasa pertama 😭😭

Dah ah, sebelum lanjut jangan lupa vote dan ramaikan komentar di setiap paragrafnya 🔥🔥

Tandai typo!

____♡♡____

Pagi ini, Altezza sudah di buat pusing oleh keadaan sekolah. Sedari tadi dia terus menunggu kedatangan Zenia. Gadis berambut kepang itu belum sampai ke sekolah, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.09 WIB.


"Sialan! Lo kemana?!" Langkah Altezza terus mencari keberadaan Zenia. Tapi nihil, cewek itu tidak masuk sekolah. Hari ini adalah jadwal persentasi tugas sejarah, gawat kalau Altezza mempersentasikan sendiri.

Pikiran Altezza tertuju kepada Zoya. Setahu Altezza, Zenia itu tinggal di rumah Zoya sebagai asisten rumah.

"Ikut gue!" Altezza sudah sampai didalam kelas Zoya. Dia langsung menarik tangan Zoya untuk ikut dengannya.

Keduanya sampai di taman belakang SMA STAR. perasaan Zoya semakin tak karuan. Apakah Altezza akan memperbaiki hubungan yang telah rusak? Ah, kalau itu terjadi, Zoya akan menjadi manusia paling bahagia di bumi ini.

Zoya menghamburkan pelukan ke tubuh Altezza. "Al, aku kangen banget sama kamu.. kamu ajak aku kesini mau minta balikan, ya?" Wajah Zoya mendongak menatap Altezza.

Karena sadar, Altezza segera melepas pelukannya. "Gue ngajak lo kesini bukan ngajak balikan. Dimana Zenia?" Tanya Altezza to the point. Logat bicara Altezza juga di ubah menjadi lo-gue di depan Zoya.

"Aku nggak tau, Al." Jawab Zoya.

Zoya meraih tangan kekar Altezza. Lalu menggenggamnya dengan erat. "Kita perbaiki semuanya ya? Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Al.. aku janji, setelah kita balikan, aku bakal putusin Chandra dan gugurin anak ini." Dengan cepat, Altezza menepis tangan Zoya sedikit kasar.

"Gue tanya sekali lagi, dimana Zenia?" Tanya Altezza lagi dengan nada tegas.

"Aku nggak tahu. Tadi aku lihat dia pergi ke sekolah, mungkin dia bolos?" Ceplos Zoya.

Altezza berpikir sejenak. Apakah Zenia benar-benar bolos? Ah, sepertinya tidak mungkin. Zenia itu tipikal orang yang rajin setelah Mayra.

"Kamu ngapain sih tanya si cupu itu? Jelas-jelas disini ada aku, yang siap menemani kamu kapanpun dan di manapun." Ntah kenapa, perkataan Zoya membuat Altezza bergidik ngeri. Zoya sering sekali mengatakan seperti itu, tapi tidak ada satupun dari ucapannya yang terbukti.

"Lo yakin Zenia bolos?" Zoya mengangguk cepat. Bisa gawat kalau memberi tahu yang sebenarnya. Sebenarnya Zoya sudah menduga, pasti Altezza akan datang ke kelasnya menanyakan Zenia. Zoya juga tahu kalau mereka berdua satu kelompok di salah satu mapelnya. Dan ini rencana Zoya untuk mendekati Altezza lagi.

Tangan Altezza merogoh saku celananya. Mengambil sebuah ponsel berlogo Apple. Lalu mencari kontak seseorang.

Zen
Lo dmn?

SERPIHAN LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang