CHAPTER 5

46 30 1
                                    

Hiii
Ketemu lagi!

SELAMAT MEMBACA!

***

Pukul enam lewat akhia dan raki telah tiba di kediaman Mardian jasson papanya, oma dan opa nya sudah lebih dulu disana dan menyuruh akhia datang ke kediaman papanya bersama raki, tidak hanya akhia dan raki saja tetapi ayah dan ibu raki juga sahabat sekaligus partner berbisnis papanya turut hadir disana untuk merayakan 3 tahun perusahaan yang mereka bangun dari nol.
cukup sederhana hanya 'barbequean' yang mereka adakan dan hanya di hadiri oleh mereka saja.

akhia sedikit ragu untuk ikut dalam acara ini tetapi ia terpaksa harus hadir karena ia tidak mau membuat omanya sedih, ia juga tau mama dan papanya mengizinkan nya hadir Karena keluarga itu tidak mau terlihat tidak harmonis cih!

Ia juga nanti harus bertemu abang-abang nya juga pick me itu ck! Menyebalkan sekali.

Akhia dan raki keluar dari mobil, dengan raki yang hanya memakai Hoodie hitam sama seperti khia juga celana jeans hitam panjang sebetulnya raki memakai jas hitam tetapi khia merengek menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya menjadi pakain biasa bukan tanpa sebab ia hanya tak mau beda sendiri.

"Nah lu gini ganteng," ujar khia memandang raki dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Raki merotasi kan bola matanya malas,
"Gue gimana pun pakaiannya tetep ganteng,"

"Iyain."

"Tebar pesona dulu ahh," ucapnya membuka tudung Hoodie yang sedari tadi ia gunakan sehingga menampakkan rambut tergerai indah miliknya juga poninya yang ia cepol dengan jepitan, sederhana tapi sangat cantik.

"Tumben lo pake jepitan biasanya kuncir Mulu."

"Gue ketularan pick me itu!"

Raki paham siapa yang di maksud pick me, itu adalah adik akhia, bella grashifio.

Akhia merogoh ponsel miliknya di dalamnya saku Hoodie nya untuk bercermin memperbaiki anak rambut nya yang menurutnya tidak rapi.

"Oma," ujar nya berlari kecil pada sang oma, yang sedang bercengkrama bersama seseorang pada sebuah taman di halaman rumah mama papanya yang beralaskan rumput Jepang serta beberapa pohon kecil yang di tanam dengan sengaja di sekitarannya, jangan lupakan lampu kelap-kelip sebagai penerang, sangat indah.

Akhia mengecup singkat pipi omanya.

"Opa enggak," ucap opa tama pura-pura sedih.

Akhia terkekeh geli melihat tingkah opa nya, lalu beralih mencium pipi opa nya.

"Hemm cucuku lucu sekali."

Yang akhia lakukan tak luput dari pandangan orang-orang yang berada disana.

"Pipi mu kenapa cucuku," ucap opa Tama menyentuh plester yang menempel indah di pipi khia.

"Sshh," ringis khia merasa perih.

"Iya sayang pipi mu kenapa." omamya juga ikut khawatir.

"Enggak papa Oma tadi kecakar kucing bau." Khia melirik sekilas Neal dan ghafa yang menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.

Bella mengepal kan tangannya ia merasa cemburu pada khia yang lebih dekat pada opa dan Oma nya sedangkan diri nya saling menyapa saja jarang apalagi sedekat itu.

Oma dan opa nya geleng-geleng, tak habis pikir dengan tingkah cucu nya yang berubah drastis.

"Wah benar ini akhia naletta? Cantik sekali!" Nasela belle menatap kagum akhia, sang empu yang ditatap hanya tersenyum canggung.

49 DAYS TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang