Hay!
Agak canggung dan malu sebenarnya publis cerita ini, maklum cerita pertama.
Moga kalian suka yah klo enggak sakit hati aku (emot batu)
Hehe candaGak suka skip ajah oghey!
SELAMAT MEMBACA!
***"eh ala-ala ajojing asekk."
"Ish lo bisa gak sih sehari ajh gak acakin rambut gue?! susah tau rapiin." Gadis berpipi bulat dengan ransel berwana green di pundaknya itu menggerutu sebal sembari memegang kepalanya bukan tanpa sebab gadis di sampingnya itu selalu saja mengganggu nya dan lihat sekarang dia mengacak-acak rambut indah milik nya.
Bukan nya mereda gadis itu malah menjadi-jadi tidak hanya mengacak rambut sahabatnya ia juga memutar-mutar kepala milik nya sehingga anak rambutnya juga ikut berputar seiring dengan nada yang ia nyanyikan, brutal memang, "ala-ala ajojing ajojing na na na."
Tidak mau kalah pemilik pipi bulat itu mencekal tangan sahabat nya lalu menguncinya, "makan ni!"ucap pemilik pipi bulat itu semakin menekan kunciannya.
"Ssshhh,"ringis gadis itu.
"Na Rana lepasin woii sakit ni,"lanjutnya.
"Gak gak mau!"
"Yaudah gue gak ganggu lo lagi deh." Gadis itu memohon dengan komuk wajah yang sudah tak enak di pandang.
"Bener?"tanyanya.
"Iyaa na iya bener."
Gadis berpipi bulat atau gadis yang di panggil Rana itu melepaskan tangan sahabatnya dengan kasar.
"Pelan-pelan ajh kali," ringis nya mengelus lembut tangan nya.
Rana merotasi kan bola matanya malas.
"Eh ra!" panggil Rana.
"Hm."
"Ra."
"Hm!"
"Fira!"
"Apasih lo ahh?!" Sebal gadis yang di panggil fira itu.
Rana terkekeh, "gimana?"
"Apa? gajelas lu."
"Gimana hubungan lo sama keluarga lo sekarang? maksud gue lo gak di apa-apain lagi kan?" Rana bertanya sehati-hati mungkin agar tidak melukai gadis di sampingnya itu.
"Ra," panggil Rana pelan sebab gadis itu tak menunjukkan ekspresi apa-apa bahkan gadis itu menghentikan langkahnya.
setelah beberapa detik terdiam gadis itu berucap lalu melanjutkan langkahnya, "seperti biasa."
"Jadi Lo masi sering di pukul gitu?"
"Yaa gitu deh."
"sakit hati banget gue na,"lanjutnya. Terlihat mata gadis itu hampir saja mengeluarkan bening bening air mata.
"Sabar ya Ra, suatu saat mereka pasti bakal nyesel."
"Gue gak tau na, mungkin kalo gue mati baru mereka nyesel." Gadis itu memandang kosong jalan aspal di depannya.
"Lo gak boleh ngomong gitu Fira."
"Gue salah apa sih na sampe mereka benci gue? gak orang tua kakak-kakak gue bahkan nenek kakek gue juga gak suka sama gue, gue harus apa biar mereka ilangin rasa benci nya ke gue?"
Rana diam membiarkan gadis di sampingnya mengeluarkan unek-uneknya, cukup kasihan dengan hal yang menimpa sahabat nya ini, bagaimana tidak orang yang seharusnya menjadi benteng nya malah membenci nya, sahabatnya itu haus akan kasih sayang.
"Gue mati ajah kali yah biar mereka sayang gue. Gue bener bener akan ancur banget na kalau sampe mereka gak sayang gue di saat terakhir gue, gue akan ancur banget na."
Tess.
Keluar sudah tangis gadis itu, buru-buru ia menghapus nya secara kasar, "ahh gue cengeng."
Jlebb.
"Sabar Ra sabar, Lo gak boleh ngomong gitu, Lo ada gue, gue sayang Lo Ra lo gak boleh ninggalin gue ra, Lo Jangan ngomong gitu ahh gue jadi mo nangis ni." Rana memeluk fira dengan erat gadis itu juga ikut menangis.
"Hehe maap maap."
"Gue bakal berhenti sekolah kalo lo bener ninggalin gue ra,"ucap nya melepas pelukan nya.
Fira terkekeh,"Masa...?"
"Raa,"rengek Rana.
"Iya gue minta maap nyonya Rana sahabat mu ini replek,"ucap gadis itu memberhentikan jalan nya dan menghadap rana tak lupa tangan di kepala memberi hormat.
"Jangan diulang!"
"Iya-iya."
"Maaf yah ra gue gak bermaksud buat Lo sedih, gara-gara gue lo jadi nangis gini."
"Iya Gak papa sans ajah kali, lagian siapa juga yang nangis." Gadis itu merangkul pundak Rana sembari tersenyum hangat.
Rana memutar bola matanya malas, "ck gak usah sok kuat lu, gue liat tadi lu nangis."
"Iyain penting lu seneng." Fira menatap lucu sahabatnya ini, ia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Rana.
"Buru woii udh mo hujan ni!" lanjut nya menatap langit yang tampak keabu-abuan, yaa kedua gadis itu sedang berjalan kaki dari sepulang sekolah, keduanya memutuskan untuk berjalan kaki bukan keduanya hanya saja Fira yang merengek untuk berjalan kaki saja, sekali-kali katanya, dengan keterpaksaan rana mengiyakan lagipula sudah lama ia dan fira tidak pulang berjalan kaki, terakhir pada saat ia smp kelas 3 dan sekarang ia sudah mau lulus SMA.
"Gue bilang juga apa, naek mobil gue ajah, ngotot sih!"
Tess
Gadis itu cengengesan lucu, "neduh dulu yuk disitu udah hujan ni,"tunjuk nya pada salah satu halte di sebrang jalan.
"Bentar gue ngiket tali sepatu dulu." Rana jongkok sembari memulai mengikat tali sepatunya.
"Gue duluan ahh baju gue nanti basah," ucap gadis itu berlari ke seberang sana.
Tanpa ia sadari sedang melaju mobil truk ke arah nya.
Cittttt
Brukkk
"ARGHHHHH!"
"FIRAAA!"
••••
Bersambung!Vote Nya dong.
Makasih.Publis: 18 Juni 2023
17:46
KAMU SEDANG MEMBACA
49 DAYS TRANSMIGRASI
General Fiction"saran dari gue jangan jatuh cinta!" *** Semua orang akan mati namun mati lalu hidup kembali di kehidupan yang berbeda tidak pernah sama sekali terpikirkan dalam benak, bagaikan terlahir kembali namun dengan ingatan ingatan yang berbeda. Mencoba...