PART 16 | KOREA

440 45 3
                                    

•CRAZY RICH•

•KOREA•

"Kak, kak Jiwoong gak minta restu sama orangtuanya kakak?" tanya Ricky memikirkan nasib kedua orangtuanya Jiwoong yang tidak tahu bahwa Jiwoong akan menikah.

"Pengen sebenarnya kesana. Kita kesana yuk! Kamu mau kan? Kita cuma minta restu aja kok," kata Jiwoong dan Ricky mengangguk mengiyakan. Bagaimanapun juga ia harus mau karena orangtua Jiwoong juga nantinya akan menjadi orangtuanya.

"Kak Jiwoong selama di Malaysia. Pernah ke Korea gak?" tanya Ricky dan Jiwoong mengangguk.

"Tapi gak ke rumah ayah dan ibu. Mereka masih gak suka sama aku."

Ricky yang awalnya hanya berbaring berbantalkan paha Jiwoong akhirnya duduk dan menyimak Jiwoong yang siap bercerita mengenai latar belakangnya.

"Mereka katanya sudah memaafkan aku. Tapi aku tidak yakin mereka melakukannya," kata Jiwoong dengan nada yang sedih.

"Mereka dulu mengusirku karena aku menjijikan. Itulah alasannya kenapa aku bisa berakhir di Malaysia. Aku ke Malaysia ada niatan untuk pergi menyembuhkan diri dan berhenti menyukai laki-laki."

"Tapi aku urungkan dengan memilih bermukim di kota kecil saja ketimbang bermukim di kota sekitar Kuala Lumpur, tapi aku sempat di Kuala Lumpur selama 2 tahun."

"Di kota kecil kan kesempatanku untuk memiliki kekasih seorang lelaki itu sangat sulit. Bahkan selama aku di sana, aku tak menemukan seorang homo."

"Masa sih kak?" tanya Ricky tak percaya dan Jiwoong malah mengendikkan bahunya.

"Mungkin mereka sudah terbiasa bersembunyi sehingga mereka sangat handal menyembunyikannya. Tapi aku tidak bisa," kata Jiwoong yang merasa tersiksa terkadang disana karena harus mengendalikan nafsunya dan identitasnya yang ingin diekspresikan.

"Aku pernah 2 kali kembali ke Korea. Dan saat aku pulang kesana setelah mereka memaafkan aku. Mereka selalu menyindirku karena aku seorang gay dan tidak menyukai perempuan lalu membuat mereka malu dan semacamnya."

"Sekembalinya kunjunganku kedua kalinya ke Korea. Aku putuskan mereka tak usah datang kalau aku wisuda. Mereka juga tidak tahu kalau aku di Malaysia kuliah lagi."

"Jadi, pantas saja kak Jiwoong kok kesannya beda saat wisuda. Sedih ya orangtuanya gak datang?" kata Ricky dan Jiwoong mengangguk lemah. Ricky benar, suasana hatinya saat menaiki panggung untuk menerima ijazahnya terasa sendu. Apalagi dirinya menjadi wisudawan terbaik saat itu.

"Makanya aku takut kamu sampai adu mulut sama orangtuamu. Aku takut hal sama terjadi sama kamu."

Ricky tersenyum mendengarnya. Tangan Jiwoong yang mengepal ia genggam lembut. Sesekali jemarinya mengelus halus kepalan tangan Jiwoong.

"Sudah biasa seperti itu. Budaya parenting kan berbeda-beda. Dan disini memang seperti itu budayanya. Orangtua harus mau mendengarkan apa kata anaknya dan tidak boleh otoriter."

"Disini anak boleh membantah orangtuanya jika tidak setuju. Namun tetap mengedepankan sopan santun yaitu tidak sambil marah-marah."

Jiwoong mengangguk mengerti. Ia sudah tahu sebenarnya akan budaya parenting orang barat. Namun dirinya masih tetap takut hal serupa terjadi pada Ricky. Dimana orangtua membenci anaknya atas sesuatu termasuk membantah.

CRAZY RICH | WOONGRI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang