PART 11 | "LAND OF OPPORTUNITY"

582 66 2
                                    

•CRAZY RICH•

"LAND OF OPPORTUNITY"•

Di pagi harinya, dirinya mendapatkan beberapa email dari pemberi pekerjaan bahwa mereka tertarik dengan lamaran Jiwoong. Jiwoong pun membalas semua panggilan interview melalui email yang sama.

"Semoga saja ada yang berhasil satu," gumam Jiwoong penuh harap. Ia berharap hari ini juga kalau bisa dirinya bekerja. Karena ia tak nyaman harus berdiam diri di sini. Apalagi ditambah dengan sikap kedua orangtua Ricky padanya, bisa-bisa ia juga ditendang dari rumah ini.

Jiwoong sendiri saat ini jam 8 pagi telah mengkonfirmasi 4 panggilan interview. 1 interview dari universitas sebagai peneliti dan pengelola laboratorium, 1 panggilan dari perusahaan perbankan sebagai perencana keuangan, dan 2 panggilan dari perusahaan teknologi sebagai staf IT.

"Aku naik taksi aja kali ya?" tanya Jiwoong melihat jadwal interviewnya.

Saat dirinya mengecek jarak dari satu tempat ke tempat lainnya. Sayangnya jaraknya saling berjauhan. Ia tak yakin biaya taksi online murah karena di Amerika, ada budaya memberikan tip pada pelayan jasa seperti pelayan restoran dan supir taksi.

"Bareng sama asisten aku aja kak." Jiwoong menatap Ricky yang ternyata sudah bangun.

"Bareng aja sama Stephen. Dia baik kok," kata Ricky lalu menghubungi asistennya bernama Stephen.

Stephen merupakan orang kulit putih dan dulunya bekerja sebagai admin di perusahaan ayahnya. Sebelum ayahnya menyadari ketekunan Stephen dan kemampuan Stephen dalam menembak sehingga Stephen ditunjuk menjadi asisten pribadi Ricky. Tentu untuk menjaga Ricky sebagai pewaris satu-satunya sekaligus menjaga Ricky untuk tidak berbuat ulah terutama saat Ricky memutuskan untuk pergi ke Pennsylvania untuk kuliah dimana jaraknya berseberangan dengan Los Angeles.

"Baik tuan muda. Saya ke sana sebentar lagi."

"Sama dia aja ya? Dia baik kok. Nurut juga. Kak Jiwoong ajak kemana aja pasti mau."

"Daripada kak Jiwoong keluar uang buat taksi. Disini yang bikin mahal itu ngasih tip."

Ricky bangun dari ranjangnya dan langsung keluar kamar. Jiwoong otomatis mengikutinya karena Jiwoong haus sekali namun sungkan.

"Kalau haus atau ada sesuatu. Keluar aja gapapa kak," kata Ricky melihat Jiwoong pagi ini sudah habis 3 gelas air.

"Ya kan ini bukan rumahku," balas Jiwoong.

"Aku belum terbiasa juga di sini."

Ricky mengangguk-angguk mengiyakan. Ia melihat jam, sudah pukul 7 lebih. Orangtuanya sudah berangkat kalau jam 7. Mereka sebagai atasan sengaja berangkat paling lambat 15 menit sebelum jam kerja dimulai.

Ibunda Ricky sendiri juga merupakan seorang pebisnis. Ibunda Ricky mengelola bisnis butik dan klinik kecantikan yang menjadi langganan beberapa artis Hollywood untuk berbelanja atau merawat penampilan mereka.

Bisnis ibunda Ricky didukung penuh oleh sang suami yang merupakan seorang konglomerat. Sehingga bisnisnya bisa menjamur memiliki cukup banyak cabang di beberapa kota besar di Amerika Serikat seperti Los Angeles, New York, San Francisco dan Las Vegas.

CRAZY RICH | WOONGRI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang