Bab 9: Kepercayaan

123 16 1
                                    


Sang matahari kini mulai turun menjadi setengah tengelam. Menghasilkan lukisan di awan yang orang-orang sebut dengan Senja. Senja memang waktu terbaik untuk bercerita, karena disana banyak insan di bumi menaruh harapan pada senja. Disudut kamar milik Dew, Nani melihat kekasih jakung-nya itu sedang menatap pemandangan kota B melalui jendela besar di kamarnya. Dari posisi Dew sekarang Nani tau kekasihnya itu sedang memikirkan sesuatu di kepalanya. Dengan langkah kecil sembari sedikit berjinjit supaya tidak menimbulkan getaran dilantai. Nani melangkahkan kakinya lantas memeluk tubuh kekasihnya dari belakang. Dari perbedaan tinggi mereka bisa kita lihat bahwa Nani sedikit kesulitan saat memeluk kekasihnya itu.

Dew yang mendapat pelukan segera menoleh dan mendapati sang kekasih yang kini telah memeluk dirinya erat, sembari menahankan kepalanya ke punggung milik Dew. Sesaat setelahnya Dew memilih untuk berbalik dan mulai mengeratkan pelukannya dengan tubuh milik kekasihnya, kepalanya ia letakkan di leher putih mulus milik kekasih cantiknya. Menghirup aroma yang keluar dari sang kekasih, sang empu yang menerima desiran nafas hangat milik Dew hanya diam sembari terus memeluk tubuh jakung kekasihnya. Disela-sela pelukan itu keduanya mulai berbicara satu sama lain, menanyakan keadaan apa yang membuat hati pria jakung itu gundah.

"Apa yang sedang mengganggu mu Dew?" ucap Nani sembari mengusap surai lembut milik kekasihnya itu sambil memandangi wajahnya

"Tidak ada Nan.. aku hanya sedang mencemaskan sesuatu..." balas Dew dengan menenggelamkan wajahnya di dada Nani

"Kalau boleh tau mengenai hal apa itu Dew?" tanya Nani yang membuat Dew kini menatapnya dengan tatapan mendalam

"Kamu tau ayahku kan? beliau berencana kesini besok, aku takut dia akan membawa hal buruk kepada kita Nan.." ucap Dew yang membuat dahi Nani berkerut

"Kenapa begitu Dew? bukankah itu berita baik?" ucap Nani sembari menatap netra cerah milik sang kekasih yang saat ini sedikit sedih

"Karena..." bibir Dew bergetar mengatakan kalimat selanjutnya, ia takut akan menyakiti hati kekasihnya itu

"Karena apa Dew?" tanya Nani yang kian semakin penasaran

"Aku takut jika dia kesini dia akan menepati janjinya padaku Nan.." ucap Dew sembari menatap mata Nani dengan tatapan yang sulit diartikan oleh kekasihnya

"Janji apakah itu? apakah sangat penting sampai kamu menjadi sedih seperti ini?" tanya Nani sambil mengusap rahang milik kekasih jakung-nya itu

"Um... ayahku dulu pernah berjanji kepada sahabatnya yang saat ini sudah berpulang, beliau dan ayahku memiliki janji untuk menjodohkan anak mereka dengan ku..." balas Dew sembari mulai meneteskan liquid bening dari sudut netra terang miliknya

Nani yang mendengar hal itu sontak terkejut, tapi masih mengendalikan ekspresinya. Ia takut akan membuat kekasihnya itu semakin sedih. Kemudian memilih untuk memeluk tubuh jakung sang kekasih sambil mengusap punggungnya. Kini keduanya mulai menitihkan liquid bening yang statusnya sudah mengalir deras mengikuti perasaan sang empu. Senja hari ini menjadi saksi bisu kesedihan kedua insan di muka bumi yang memiliki sedikit kegundahan dihatinya.

"Sudah tidak usah dipikirkan Dew.. kita akan mencari solusinya bersama nanti.." ucap Nani sembari mencuri kecupan dibibir sang kekasih

Saat Dew mendapat kecupan yang berasal dari kekasihnya, ia kemudian membalas dengan sedikit lumatan. Lama-kelamaan ciuman kedua insan yang berada di sudut kamar itu mulai menjadi intens. Sang dom yang kini melumat dan menggigit bibir kekasihnya hingga sang sub yang mulai mengalungkan tangannya di leher kekasihnya sembari membuka mulutnya menerima lidah panjang milik kekasihnya. Lidah mereka saling terlilit menimbulkan bunyi kecipak basah yang memabukkan. Saat keduanya mulai memberikan jeda benang saliva membentang disepanjang ujung kedua lidah mereka. Sang sub kini mulai meraup oksigen yang tadinya telah habis didalam sana. Netranya mulai sayu saat menatap sang dom yang kini telah melihatnya dengan tatapan nafsu.

Tentang Kita-DewNani (B×B) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang