Bab 16: Rindu

127 15 0
                                    


Cahaya kuning itu kini mulai menurun menjadi berwarna orange kemerahan dengan sedikit cahaya bintang mulai berkilauan diatas jajaran awan yang mulai menggelap. Kini kota B kembali dibasahi oleh derasnya bulir air yang turun dari angkasa, membuat jalanan kota menjadi sedikit licin daripada biasanya. Sama seperti halnya pria cantik itu, kini tubuhnya telah dibasahi oleh derasnya air yang mengalir dari atas shower. Seperti halnya air yang terus turun dan mengalir, sama seperti kondisi pikiran pria itu. Kini didalam benaknya berkecamuk gemuruh, berisik seolah sedang stress. Hatinya gundah, entah kenapa suasana hatinya tiba-tiba menjadi sedih. Ia khawatir dengan keadaan kekasihnya di luar sana, padahal baru beberapa menit lalu ia telah menghubungi kekasihnya itu.

Tak ingin terus merasa cemas, kemudian memutuskan untuk menyudahi kegiatan mandinya itu. Keluar dengan piyama hitam berkain satin dengan payetan garuda di kerah kiri. Membuat gesture mengambil benda kotak pipih tipis itu, menekan sebuah kontak yang sering ia hubungi. Dilanjutkan dengan menekan tombol panggilan dan mengarahkan benda itu didekat cupingnya. Berdering, bunyinya 'tut' 'tut' bergantian melewati indera pendengarannya. Beberapa saat kemudian bunyi suara operator berbicara tanda sang pemilik handphone diseberang sana tidak mengangkat panggilan darinya.

Mulai timbul sedikit kegundahan hati yang berasal dari hati pria cantik itu, kemudian memutuskan memanggil kembali untuk kedua kalinya. Cukup lama untuk telepon terangkat hingga akhirnya dari seberang sana muncul suara yang ia khawatir kan sedari tadi. Diseberang sana terdengar bahwa pria jakung itu seperti telah selesai dari kamar mandi. Kemudian memutuskan untuk mengangkat telepon dari kekasihnya itu. Menekan layar telepon dengan tombol hijau diatasnya dan mendekatkan benda kotak itu ke telinganya.

"Ada apa sayang?" ujar pria jakung diseberang sana membuat pria cantik ini yang awalnya cemas kini menjadi tenang

"Tidak ada Dew.. aku hanya mempunyai kekhawatiran mengenai dirimu.." jawab Nani sembari mulai menetralkan nafasnya

"Apakah ini bisa dikatakan bahwa kamu sedang merindukanku ya?" goda Dew disebelah sana membuat Nani tersenyum iblis

"Jikalau aku tau bahwa jawaban mu seperti ini maka aku tidak akan menelepon mu!" sahut Nani kesal memuat lawan bicaranya itu terkekeh ringan

"Baiklah sayangku, sepertinya kamu baru selesai mandi ya? bisakah kita memulai panggilan video?" pertanyaan Dew membuat Nani tak berpikir panjang kemudian mulai menekan tombol panggilan video di benda kotak itu

"Sudah, apa yang ingin kamu lihat?" tanya Nani membuat Dew yang awalnya melamun kemudian kembali sadar

"Baju apa yang kamu pakai sayang? kenapa tidak pakai celananya hm?" pertanyaan Dew membuat Nani menelan ludahnya kasar pasalnya ia baru sadar jikalau dirinya memakai piyama yang belum terpasang sempurna di badannya

"Ee.. maafkan aku, tadi aku terburu-buru jadi tidak sempat memakai celana piyama ini" balas Nani kemudian mulai memakai celana piyama itu dengan tergesa-gesa lain hanya diseberang sana, pria jakung itu terus menahan dirinya agar tidak meledak didalam sana

"Kali ini kamu selamat sayang.. coba kalau aku ada disana, pasti saat ini kita sudah selesai dengan empat ronde" ucapan Dew barusan nyaris membuat mata Nani melotot, bagaimana bisa kekasihnya itu begitu mesum kepadanya

"Dew! dasar pria mesum!" bentak Nani kesal sembari membuat pergerakan seolah-olah sedang memukul Dew yang dibalas kekehan oleh kekasihnya itu

"Sudah kubilang berapa kali sayang... aku mesum hanya kepadamu saja" ujaran Dew barusan membuat Nani mengucapkan banyak kalimat sumpah serapah dari mulut kecilnya itu yang masih dibalas kekehan oleh kekasih jakung-nya itu

"Apakah kamu tidak merindukanku Dew?" pertanyaan pria cantik itu membut dahi sang kekasih berkerut kamudian mulai mengangguk singkat

"Tentu saja sayang... aku merindukan semuanya, kak Bright, kak Win, para pegawaiku, teman-teman ku dan yang terpenting dirimu seorang..." ucapan tersebut berakhir dengan bulir air yang mulai turun membasahi pipi seorang pria jakung diseberang sana

Tentang Kita-DewNani (B×B) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang