Matahari telah terbit kini bersinar terang menerangi seluruh bagian bumi. Dengan posisi tak terlalu tinggi membuat suasana kian sepi. Kota B hari ini sedikit diam, adanya suatu peringatan penting yang biasa dilakukan membuat aktivitas kota B kini sepi seperti tak berpenghuni. Jendala kaca di gedung-gedung tinggi tertutup rapat seolah-olah tak menerima sang angin untuk menerpa memasuki ruangan. Hewan-hewan yang biasanya berkicau, bermain, bahkan beraktivitas layaknya manusia kini tak terdengar lagi keberadaannya.Lain halnya dengan keempat pemuda yang tengah membicarakan sesuatu mengenai rencana yang akan diadakan seminggu lagi. Acara yang selama ini ditunggu-tunggu oleh kedua mempelai. Tentunya dalam suatu acara pernikahan membutuhkan banyak persiapan mulai dari biaya, dekorasi, mahar, undangan, katering, dan lainnya. Namun hal tersebut tak membuat keempatnya bingung, sebab mereka memiliki banyak kenalan mengenai hal-hal seperti itu.
"Undangannya udah dipesen kak?" tanya Dew kepada Win yang kemudian diangguki singkat
"Dekor udah, undangan udah, katering udah, baju mempelai udah, mahar udah. Apa lagi ya kira-kira?" ucap Bright sembari mengetuk dagunya menggunakan bulpoin
"Kayanya untuk saat ini cukup segitu dulu kak, nanti jikalau ada yang kurang kita pesan menyusul" jelas Nani membuat Bright mengangguk semangat
"Aduh ya ini, definisi 'lu nggak nikah tapi lu yang repot' capek bet gweh" keluh Win dengan penuh penekanan menyindir adik iparnya itu
"Kenapa sih kak? Ala-ala anak muda banget" cicit Dew membuat Nani mencubit singkat lengan kekasihnya itu
"Terserah gweh dong! Emang masalah?" protes Win membuat ketiganya tertawa gemas melihat keimutan kakaknya itu
"Oiya kak, Nanti sore aku mau keluar sama Dew nanti kalau semisal kakak mau sesuatu bilang aja ya, barangkali mau nitip..." ujar Nani membuat kedua kakaknya itu mengangguk
"Oh iya! Aku lupa bertanya kepadamu Dew!" sahut Bright membuat pemilik nama Dew itu menaikkan alisnya
"Kenapa kak? Mau tanya soal apa?" tanya Dew membuat kedua orang lainnya ikut penasaran
"Jadi gini.. Kan kamu bilang kalau perusahaan kamu yang ada diluar negeri itu sedang ada masalah... Nah! kakak boleh tau nggak masalahnya apa? Kok bisa sampai 1 bulan lamanya untuk mengatasi masalah itu?" pertanyaan Bright seketika membuat sang empu yang ditanyai menghela nafas panjang
"Jadi memang di bulan sebelumnya itu ada kolega perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran iklan, mereka promosi di perusahaan ku, karena bidang mereka sesuai dan cocok untuk kemajuan bisnis pemasaran yang sedang berjalan di perusahaan jadilah aku akhirnya membuat kontrak kerja sama dengan mereka. Awalnya baik-baik aja, penjualan produk juga laku banyak tapi semakin hari kok promosi yang biasanya selalu di update setiap hari malah berkurang bahkan nyaris nggak ada. Akhirnya lah ketahuan kalau ternyata perusahaan mereka itu termasuk dalam perusahaan cangkang" jelas Dew panjang membuat ketiganya mulai mengangguk tanda paham
"Ribet banget ya ngurusin perusahaan, untung aja kamu cekatan kalau nggak bisa habis uang kamu diambil cangkang busuk itu!" sahut Nani membuat ketiga pria itu mengangguk setuju
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Senja. Hari ini langit kembali ke dalam bentuk terindahnya. Berwarna orange ke kuningan dengan sedikit sisi gelap, membuat siapa saja pasti menyukai senja. Seperti sore ini kedua insan lelaki itu kini tengah memandang lurus menikmati keindahan yang terlukiskan secara luas di atas sana, dengan gelitikan lembut dari angin senja membuat keduanya lantas terus mengembangkan senyuman.
Memulai percakapan dengan saling menukar pandangan, lantas mulai tersenyum lebar. Disini ditempat inilah keduanya saling menatap dunianya. Tak pernah terduga bahwa mereka pada akhirnya telah sampai dititik ini. Kemudian memutuskan untuk menyatukan kedua tangan, sembari masih tersenyum lebar.
"Nan... Apakah kamu tau, hal apa yang membuatku merasa bahagia?" tanya Dew membuat atensi pria cantiknya itu lantas menaikkan alisnya
"Em... Aku tidak tau Dew, hal apa itu?" balas Nani dengan sedikit penasaran
"Hal yang paling membahagiakan dari hidupku adalah kau Nan, Tak pernah terbayang dalam benak ku bahwa aku akan bertemu dengan seseorang sepertimu Nan. Kamu hari ini masih sama, seperti halnya pertemuan pertama kita" ujar Dew membuat Nani kemudian menatap kekasihnya itu lamat-lamat
"Dan apakah kau tau? Bahwa setelah pertemuan kita waktu itu aku masih mencintaimu hingga sekarang. Aku berdiri disini bukan hanya untuk menanti senja, melainkan menanti bahwa kita akan menatap senja bersama sampai akhirnya waktu akan memanggil kita berdua" balas Nani membuat Dew lantas memeluk kekasihnya itu dengan erat, kini keduanya hanya akan menantikan hari yang akhirnya mereka tunggu-tunggu
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keesokan paginya, sinar kuning itu kembali menyambut dan menyinari kota B dengan semangat. Kedua insan tersebut kini tengah bersiap-siap untuk acara penting yang akan mereka lakukan hari ini. Dimana hari yang mereka nantikan akhirnya datang. Hari dimana senyuman keduanya tak henti-henti luntur dari sudut bibir mereka. Selain itu juga kedua kakak iparnya Bright dan Win saat ini juga tengah bersiap untuk mengantarkan adiknya itu menuju pelaminan.
Dekorasi kali ini sungguh indah, dengan warna putih yang di beri sentuhan ripis warna abu membuat suanasa tampak begitu menyenangkan. Dimana-mana telah tersedia meja, kursi serta beberapa makanan yang telah tersaji diatas meja. Lampu dekorasi pun tak henti-henti nya menyorot setiap sudut ruangan itu, membuat semua orang tampak takjub dengan keindahan yang disajikan di ruangan itu.
"Wah! Kamu terlihat sangat cantik, apalagi ketika kamu tersenyum!" ujar sang perias yang kini tengah mempersiapkan Nani, ia tak henti-henti nya memuji kecantikan yang terpatri di wajah Nani
"Apakah benar? Aku takut Dew tidak akan menyukainya, pasalnya aku belum pernah berdandan seperti ini didepannya" ucap Nani membuat Win yang ada disana lantas tersenyum
"Tidak apa Nan... Aku yakin Dew akan menyukainya, karena kamu terlihat sangat cantik hari ini" jelas Win yang membuat Nani mengangguk mengerti
"Karena waktu sudah berjalan, mari kita keluar. Semua orang pasti sudah menunggu!" seru salah satu teman Nani yang memang datang pada hari itu
...
Hari ini indah, rasanya alam ikut merestui hubungan antara kedua pasangan itu. Dengan terbukanya pintu altar yang disoroti dengan cahaya putih membuat Nani kemudian berjalan pelan kedepan menghampiri sang pendamping hidup. Dengan senyum mereka menampilkan dimple kecil milik Dew membuat suasana kian senang. Deretan gigi rapi itu kini terlihat jelas telah terlihat di senyum manis pria cantik itu. Sesampainya di ujung kemudian sang 'Suami' dengan senang hati menawarkan tangganya untuk menggenggam tangan sang 'Istri' .
Dengan langkah lamban keduanya memutuskan untuk terus berjalan kedepan untuk menghampiri pendeta. Dengan beberapa kata dan sumpah janji untuk hidup bersama selamanya keduanya kini akhirnya resmi menjadi pasangan. Sorak penonton tak hentinya bergemuruh ketika pasangan itu memutuskan untuk saling mencium manis pada benda kenyal itu. Sekian beberapa detik akhirnya keduanya memutuskan untuk berjalan menuju ke tengah. Kini perasaan keduanya tidak dapat dijelaskan lagi dengan kata-kata, hal tersebut sudah tergambar jelas di senyum wajah keduanya.
Kini hanya beberapa langkah lagi mereka akan menuju yang namanya kehidupan rumah tangga. Terdapat rasa lega dihati para pria ini, akhirnya impian mereka sejak lama dapat terkabul. Rasanya seluruh jiwa dan raga mereka telah tertarik dan terbang ke angkasa. Dengan hembusan nafas lega membuat keduanya kini seolah sudah siap dengan semua yang akan terjadi kedepannya. Kini mereka tidak pernah menyangka, dari pertemuan pertama mereka ditengah kota waktu itu dapat membuat keduanya telah sampai pada detik ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.hai hai haiiiii
voment cintaku
Love you all 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita-DewNani (B×B) ✓
FanfictionPernahkah kalian mendengar bahwa "Kita punya cinta tapi Dunia punya norma?" Norma dan Aturan dunia yang sudah kami langgar bersama-sama Memang benar kata orang Cinta itu Buta sampai-sampai aku tak bisa membuka mata kembali untuk mencari sosok yang...