9. Kunjungan

35.4K 3K 84
                                    

Hai👋
Kembali lagi bersama Onlyy
Sebelum mulai, Only mau tanya sama Readers You. Menurut kalian cerita ini bagus gk alurnya?
Kalau ada saran silahkan komen ya

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN
Sebagai dukungan kalian untuk cerita ini

AWAS KESANDUNG TYPO 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING GAISEEE 😘

Dia dengan sembarang mengehentikan salah seorang siswa yang lewat disamping meja mereka lalu menitipkan sampah bekas permennya di kantong seragam olahraga si siswa

"Oooohhh"

"Balik kelas, jam mtk udah selesai" ajak Arvind berjalan lebih dulu meninggalkan lingkungan kantin kelas 12 di lantai 4 disusul dengan Rehan, Patrick dan Meykel yang berada paling belakang

Mereka tadi bolos ke kantin karena malas mengikuti kelas Matematika yang membosankan. Selain itu juga karena Arvind yang stress akibat hukuman sang Daddy.

🧸🧸🧸

BAGIAN 9

Saat ini Arthur, Varel dan James sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal si bocah imut itu sebelumnya bersama Almarhumah Mbok Ida.

Tadi rapat berjalan dengan lancar setelah dua kejadian yang menjatuhkan harga diri Arthur sebagai orang terpandang. Tapi, dia bisa apa jika yang melakukan itu adalah Baby Va nya?

"Tuan, kita sudah sampai"

Arthur keluar setelah James membukakan pintu mobil dengan payung hitam dalam genggamannya untuk melindungi dua orang penting dari sinar matahari yang begitu terik siang ini.

Netra Varel memandang sekitar dengan ketertarikan. Ini tampat tinggalnya bersama sang Nenek juga Bibi. Matanya menangkap gubuk yang beberapa hari lalu dia tinggalkan

"Nek Nek"

Varel memberontak dalam gendongan Arthur. Dia ingin turun memeriksa mungkin Neneknya ada dalam gubuk kecil itu

"Hei hei sabar Sayang" ucap Arthur menenangkan

Kaki jenjangnya melangkah lebar menuju ke tempat yang ingin dituju sang putra. Tidak berniat menurunkannya dari gendongan begitu melihat tanah yang kotor dan berdebu tebal. Jika bisa dia juga ingin menghalangi udara agar tidak dihirup anaknya.

"Culun, Lel culun Dada" rengek Varel dengan mata berkaca-kaca

"Tidak Sayang, Daddy tidak akan menurunkanmu. Lihat! Tanahnya kotor nanti Baby Va bisa sakit"

Arthur mencoba untuk memberi pengertian dengan nada suara yang lembut. James sekarang mulai terbiasa jika Tuannya berbicara seperti itu. Sungguh tak menyangka hari ini akan datang.

Mengalihkan pandangan menatap sekitar. James bisa melihat bagaimana kotornya lingkungan ini. Disamping gubuk bekas Tuan Mudanya terdapat gundukan sampah yang begitu banyak berserakan hingga menghalangi jalan lewat.

Tanahnya berwarna hitam dengan debu-debu yang mungkin berasal dari gunung berapi aktif di belakang pemukiman kumuh ini. Tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Tapi pasti membawa pengaruh yang sangat besar.

Memandang ke arah lain, James bisa melihat beberapa rumah penduduk dengan jarak yang cukup berjauhan satu sama lain. Hampir semua rumah berbahan kayu juga papan-papan yang sudah renyot kecuali gubuk didepannya yang hanya terbuat dari susunan acak bambu-bambu kering. Lubang dibeberapa bagian membuat bagian dalam gubuk bisa terlihat dari luar.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang