Chapter 11

59 11 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Hari ini adalah jadwal Vira untuk pergi ke psikolog, ya Vira menerima usulan Mommy nya, untuk pergi kesana dengan syarat Mommy nya hanya boleh memberi tahu Daddy, dan jangan memberitahu kedua saudara nya apalagi Artan.

Vira sekarang pun memakai mobil miliknya, dan memasuki pekarangan kampus, karena ia akan ke psikolog setelah kuliah.

Kini ia sedang berjalan menuju kelasnya sendiri, karna teman-temannya sudah berada dikelas.

Tiba-tiba ada segerombolan pria yang berlari berlawanan arah, dan Vira pun sampai terjatuh karna ditabrak salah satu dari mereka.

"Awwww" Ringis Vira ketika terjatuh.

Vira langsung bangkit dan berbalik, "Woy, kalo jalan tuh pake mata!" Bentak Vira membuat para pria yang belum jauh itu berhenti berlari.

Mereka semua berbalik, dan seperti memberi jalan seseorang yang ada dibelakang mereka.

Terlihat seorang pria bertubuh tinggi berkulit putih, memakai kemeja yang tak dikancing dengan memakai kaos hitam didalamnya, mata tajam itu menatap Vira dengan alis sebelah yang terangkat.

"Sejak kapan jalan pake mata?" Ucap pria itu disambut tawa teman-temannya.

"Gausah kek orang tolol deh, basi"

Mata itu semakin tajam menatap Vira, ketika mendengar ucapan gadis itu.

"Maksud lo?" Tanyanya dengan suara berat.

"Gaada maksud, gue cuma bilang kalo jalan tuh pake mata, liat jalan, lo punya mata kan? Gunain bukan cuma buat pajangan. Telat gue anjing" Kata Vira dengan kesal, lalu berbalik untuk segera pergi ke kelasnya, ketika melihat jam ditangannya.

Tetapi, seseorang menahan tangannya, "Apasih?" Katanya dengan ingin melepaskan cekalan itu, tapi pria itu malah mempererat nya.

"Ohh, udah gue maafin deh soal lo nabrak gue, lepas"

"Lo budek ya? Keknya anggota tubuh lo gak pada berfungsi ya, lepas njir gue telatt"

Vira terus berusaha melepaskannya, tapi ntah kenapa tenaga nya kalah, dan pria itu hanya diam saja sambil menatapnya tajam.

"Woy!!" Beberapa pria datang menghampiri mereka.

"Lepasin dia"

"Bukan urusan lo"

'Anj gue bacot dari tadi dia cuma diem, giliran ada orang lain baru dia ngomong, perasaan gue bukan demit' Batin Vira.

"Gausah lo ganggu dia" Ucap salah satu pria itu yang langsung melepas paksa cekalan itu.

"Lo ada kelas kan? Pergi sana"

"Hah? O-oh iya makasih ya, gue duluan" Beo Vira, lalu ia segera berlari dengan cepat meninggal kan sekumpulan pria itu.

"Menarik"

"Gausah lo coba-coba ganggu dia, kalo gak, abis lo"
-
-
-
-
-
"Eh, tangan lo kenapa?"

Kelas pertama pun sudah usah, kini mereka sedang berjalan menuju kantin, dan terhenti ketika mendengar ucapan Gevan.

"Ah, tadi gasengaja jatoh" Memang siku Vira terlihat memar, begitu kentara dengan kulit putihnya.

"Kenapa tiba-tiba lo jatoh, kesandung?"

"Tadi ada yang nabrak"

"Siapa? jadi itu yang buat lo telat?"

"Gue gatau siapa, tapi udah deh gue gapapa juga. Yoklah laper gue"
-
-
-
-
-
Brakkk

Suara keras itu menyambut kedatangan kelima orang yang baru saja datang ke kantin.

The Fight ll [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang