Chapter 42

57 7 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Setelah memikirkan semuanya, Vira memilih untuk mengakhiri semua ini, tanpa harus menghilang kan lagi nyawa seseorang, tapi dengan pastinya, tidak akan membiarkan mereka hidup normal seperti dulu, sampai ajal akan menjemput dengan sendiri nya.

Vira kini berada di walk in closet miliknya, ketika melihat-lihat pandangannya terhenti pada beberapa kotak hitam yang tertumpuk serta koper yang cukup besar dengan warna yang senada, ia baru ingat pada barang-barang yang mereka berikan waktu itu, ia belum sempat membukanya.

Ia mengambil kotak paling atas terlebih dahulu, terdapat sebuah perhiasan yang lengkap, dan disetiap perhiasan ada liontin berwarna biru yang sangat indah, yang pastinya ia sangat menyukainya, karna itu warna kesukaannya.

Kebanyakan mereka memberinya senjata yang pastinya sangat mahal, dengan kualitas terbaik, bahkan mungkin tidak ada di negaranya ini.

Dan yang paling terakhir ia membuka koper besar itu, Vira sangat terkejut ketika melihat isi koper tersebut, sebuah senapan yang sangat ia inginkan, tapi karna dirinya sangat susah untuk menemukan barang tersebut, ia pun menyerah, tapi apa ini? Mr. Sam bisa mendapatkan nya, dan memberikan padanya secara cuma-cuma.

Tak lama Vira menghela nafas, walaupun ia sudah mempunyai barang yang ia inginkan, tapi mungkin ia akan sangat jarang memakai nya untuk saat ini, kemungkinan besar setelah mereka mengetahui semua nya, keluarga nya serta Artan takkan mengizinkannya untuk kembali bertarung, dan ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berhenti.

Vira langsung kembali membereskan barang-barang tersebut, lalu menyembunyikannya disalah satu lemari.
-
-
-
-
-
"Mau kemana Al?"

"Ke makam Nanda"

"Sama siapa?"

"Sendiri aja, Al mau ngobrol sama Nanda"

Mereka tak lagi bertanya, karna sangat mengerti perasaan Vira.

"Al udah, berangkat ya"

"Hati-hati sayang"

Vira mengangkat tangan dengan jarinya membentuk kata 'OKE' sembari berjalan.
-
-
-
-
-
Gadis itu pun memarkirkan motornya, lalu turun dan berjalan ke arah peristirahatan terakhir sahabatnya itu.

"Halo Nan"

"Gue bingung mau ngomong apa, karna gue kesini cuma pengen ketemu sama lo, gue gak jadi bunuh Emilio, jadi tolong bilangin sama Ara ya, gue cuma bisa berusaha sampai sini. Dan juga bilangin sama Dafa, sorry malah jatuh cinta sama orang yang udah bunuh dia, tolong sampain maaf gue sama mereka dan juga gue mau minta maaf sama lo, gue slalu nyusahin lo, sampai lo gaada pun gue gak ngelakuin apapun buat lo, sekali lagi maaf, ini semua salah gue"

"Kalo begitu, gue pamit ya, gue belum bisa terlalu lama disini, gue belum sekuat itu, tapi gue bakal sering jengukin lo, tenang disana ya"

Setelah menaruh bunga diatas tempat peristirahatan terakhir Nanda, Vira pun bukan berjalan ke arah parkiran, melainkan ke arah lain.

Ia berhenti di samping Nisan dengan nama Jerico Anugra Wijaya, "Rico, sorry gue baru kesini lagi, ada suatu hal yang mau gue kasih tau ke lo, walau mungkin lo udah liat dari atas sana, tapi gue mau kasih tau lo secara langsung, Ibu lo sakit, dan Leon gak ninggalin dia, walaupun Emilio ngelepas mereka, Leon tetep mau ngurus ibu lo sampai sembuh, tapi karna dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya ke lo, gue yang ambil alih, dan sekarang dia udah sembuh, setelah dia balik dari negeri orang nanti, gue bakal ajak dia kesini, seperti apa yang gue janjiin dulu, walau gue telat"
-
-
-
-
-
Sepulang dari pemakaman, Vira mendapat kabar dari art Artan, jika Pria itu demam, ia langsung bergegas menuju kesana.

The Fight ll [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang