Chapter 32

48 5 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Kenapa kau masih berada disini?" Tanya Vira pada Tian, kini mereka sudah berada diruang utama.

Tian kembali berlutut di hadapan Vira, "Aku akan menerima hukuman"

"Kenapa? Aku sudah memberi mu kesempatan, kenapa tidak kau manfaatkan untuk bisa bersama kekasih mu itu"

"Tidak Queen, aku bukan lelaki pengecut, yang lari dari masalah"

"Aku kasih satu lagi kesempatan, pergilah"

"Tidak"

"Pergi!"

"Tidak Queen" Kata Tian sembari menunduk dan menggeleng kan kepalanya.

"Queen, sebenarnya ada apa?" Tanya Hans, ia tidak tau masalah apa yang membuat Tian seperti ini.

"Dia yang membebaskannya"

"Apa?!"

Yuan mencengram kuat kerah baju Tian, sampai Pria itu mendongak, "Apa yang ada dipikiranmu?" Marah Yuan.

"Maafkan aku"

"Lepaskan dia Yuan" Perintah Vira.

"Dia sudah hampir membunuh Queen, dan dengan seenaknya kau membebaskannya!" Bentak Yuan pada Tian, tanpa mendengarkan Vira.

"Kau tak memikirkan pengorbanan Queen dari dulu untuk kita, kau melupakan nya? Apa yang kau pikiran hah?!!"

"Tadi Queen berkata kekasih, apa dia kekasih mu?" Tanya Hans.

"B-bukan"

"Lalu?"

"Kakaknya"

Bugh

"Apa kau sebodoh itu?"

"Sudahlah Hans, Yuan. Pergi lah Tian"

"Queen berhenti lah menyuruhku pergi! Aku bilang akan menerima hukuman" Jawab Tian dengan sedikit emosi.

"Kenapa kau sangat keras kepala?"

"Aku tak mungkin meninggal kan mu Queen, bagaimana pun kau seseorang yang paling berharga dihidup ku, kau satu-satunya orang yang perduli padaku dulu, disaat orang lain meninggal kan ku. Atas kesalahan ku ini, aku sangat-sangat meminta maaf, aku ingin menebusnya dengan hukuman yang kau berikan, asal jangan menyuruhku pergi"

"Lakukanlah Hans" Kata Vira lalu pergi menuju ruang pribadi miliknya, ia pun duduk di kursi besarnya, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu sedikit terdengar isakan tangis, pundaknya bergetar.

"Aku berusaha untuk tidak menyakiti mu Tian"
-
-
-
-
-
Vira baru saja keluar dari markas SB, ketika diperjalanan yang masih dikelilingi hutan, ia berbelok menuju rumah yang cukup tak terlihat dari jalan.

Setelah memarkirkan motor miliknya, ia berjalan menuju pintu rumah itu, lalu mengetuk nya, cukup lama ia menunggu, pemilik rumah pun membukakan pintunya, terlihat wajah pucat itu terkejut melihat nya.

"Hai, lama tidak bertemu"

"I-ini beneran kamu Vira?"

"Ya"

"Ada apa kamu kesini?"

"Boleh aku masuk?"

"B-boleh boleh, silahkan"

Vira melihat-lihat isi rumah itu, dan ia menemukan foto dua gadis terpajang diatas nakas.

"Duduklah, kamu mau minum apa?"

"Gausah, aku buru-buru"

"Beneran?"

"Beneran"

"Yaudah" Sabrina pun duduk disamping Vira.

The Fight ll [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang