01

314 33 0
                                    

Suasana yang mencekam kini sedang dirasakan oleh kelas 12 MIPA 2. Satu per satu murid harus maju menghadapi tes lisan mata pelajaran kimia. Semuanya terlihat panik. Ada yang mondar-mandir sambil menghafal, ada yang meminta temannya untuk mengoreksi hafalabnya, dan ada juga yang pasrah karena tidak ada satu pun materi yang dapat masuk ke otaknya. Berbeda halnya dengan salah satu murid yang kini menatap lurus ke depan, tatapannya nampak kosong walaupun mulutnya sibuk berkomat-kamit seperti membaca mantra.

"Heh! Lo lagi hafalan apa ngelamun sih?" Sean menegur Karina yang tampak tak fokus. Sementara yang ditegur hanya menampakkan deretan gigi rapinya.

"Nyengir lo" tambah Sean galak.

Karina memutarkan bola matanya malas, "gue bingung, gaada yang nyantol sama sekali di otak"

"Yaudah gausah diterusin, mau usaha kayak gimana pun paling juga tetep remidi"

Shenina yang mendengar hal itu tergelak, "Kalo boleh jujur sih gue setuju sama Sean"

"Malah ikut ngatain anjir" Karina memalingkan wajahnya dari dua orang yang kini tengah tertawa di hadapannya. Ia menatap Juan yang sudah selesai dengan tesnya.

"Gimana Ju? Aman?" Juan menghampiri Karina sembari memasang wajah puas.

"Suren" mereka berempat lantas tergelak bersama.

"Juan yang juara kelas aja suren apalagi kita?" Karina dan Shenina langsung mengangguk dengan cepat menyetujui perkataan Sean.

"Ya abis baru naik kelas seminggu langsung tes lisan. Yang bener ajalah Bu Fara, coba kalo dijelasin dulu kan gue pasti bisa" Juan membela diri yang dihadiahi tatapan malas oleh teman-temannya.

"Percaya deh si paling pinter, tapi ini beneran susah ga sih? Lo bertiga enak udah maju, lah gue? Jangan nakut-" omelan Karina terpotong karena namanya kini disebut. Bukannya segera maju, ia malah langsung membuka bukunya dan membaca setiap kalimatnya secepat kilat.

"Karina ayo cepat maju! Tinggal kamu yang belum, kalo kamu ga cepet nanti waktu istirahatnya Ibu potong"

Mendengar hal itu seisi kelas langsung ricuh menyuruh Karina maju dan memberinya semangat agar waktu bersantai mereka tidak berkurang.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Saat ini, Karina dan teman-temannya sedang berada di kantin. Waktu istirahat baru terlewat 5 menit yang lalu, tapi Karina sudah sangat bosan mendengar tawaan akibat Shenina yang menceritakan hal bodoh tentangnya selama tes lisan pada Winda dan Gisel.

"Dan asal lo tau, selain dia cuman cengo doang waktu tes. Nih anak sampe dikasih tebak-tebakan tabel periodik. Lo tau kan unsur B di kimia tuh apa?"

"Boron bukan sih?" jawab Gisel yang baru saja datang membawa makanan mereka. "Nih makan dulu" tambah Gisel sambil membagikan mie ayam dan es teh yang mereka pesan.

Shenina mengangguk sembari menyenggol lengan Karina, "tuh Gisel yang anak IPS aja tau, masa lo jawab boraks"

Winda yang sedang minum pun tersedak, "anjir yang bener aja lo jawab gitu?!" mereka bertiga tertawa puas setelah mengejek Karina.

Sementara Karina hanya menaikkan bahunya acuh sambil menguncir bibirnya, "udah napa sih? makan nih makan"

Tiba-tiba kantin yang awalnya biasa saja menjadi ramai. Mereka menatap beberapa orang yang baru saja datang dengan riang.

"Cowo lo keren amat dah" Winda melanjutkan suapannya setelah mengintip siapa yang datang.

Shenina mengangguk menyetujui, "temen-temennya juga oke tuh, gue gebet ah" Karina pun ikut melirik sekilas lalu ber-oh ria, "perasaan biasa aja" Gisel yang sedang sibuk dengan makanannya menyempatkan untuk minum dan membalas ucapan Karina.

"Bener Karin, aslinya mah b aja. Pada belum tau aja kalo di kelas gimana. Gue kata sih kayak orang gajelas"

Winda berdecih, "wajar kali itu mah, lucu malah kalo random"

"Tau nih gimana sih selera lo berdua"

Karina dan Gisel tak berniat untuk menjawab. Mereka fokus ke makanan masing-masing.

Tiba-tiba seseorang menyodorkan botol air minum pada Karina. Ia tau siapa dibalik tangan itu.

"Aku tau kamu paling gabisa ga minum air putih abis minum yang manis-manis" Karina tersenyum tipis mendengarnya lalu mendongak.






Duh siapa tuh kira-kira? Ayo tebak!
Jangan lupa vote dan comment!!!

Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang