08

118 21 0
                                    

Karina kini sedang berjalan sepelan mungkin yang ia bisa. Matanya melirik kesana kemari memastikan tidak ada orang yang sedang ia hindari. Sebelum itu dia sudah menghubungi Rey untuk menunggunya lewat gerbang samping saja dan Rey setuju karena Karina sudah menceritakan semuanya tanpa terlewat satupun. Karina sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuka hatinya. Untung saja Rey tidak marah karena perjanjian konyol yang dibuat oleh Hesa itu. Karina tau pasti Rey akan mengerti kenapa ia menyetujui perjanjian tersebut tidak bukan karena menebus rasa bersalahnya. Lagipula Reyhan percaya dengan Karina.

Tinggal beberapa langkah lagi Karina sudah sampai gerbang. Ia menghembuskan nafasnya lega, sebelum kakinya maju selangkah tiba-tiba ada seseorang yang menarik kunciran rambutnya. 

"Akhh sakit ege"

Sang pelaku hanya tersenyum menampilkan deretan giginya kemudian seketika mengubah mimik wajahnya menjadi datar, "lupa mobil gue? atau takut keinget kenangan di mobil gue?"

"Dih males" Karina langsung berjalan terlebih dahulu menuju parkiran mobil Hesa dan meninggalkan si pemilik mobil.

Hesa menunjuk pintu mobil dengan dagunya yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Karina. Tidak menyerah dengan itu, Hesa pun terkekeh sambil sedikit menyaringkan suaranya, "tolong bukain dong sayang"

Seketika siswa-siswi yang lain melirik dan membuat beberapa siswi histeris karena mulut buaya Hesa. Jangan ditanya bagaimana keadaan Karina sekarang, mukanya merah padam. Bukan, Karina tidak salting, ia hanya malu, ralat, sangat malu. Kemudian tanpa basa-basi Karina membukakan pintu dan diakhiri dengan menutup pintunya dengan kasar. Tak lupa Karina melirik tajam pada beberapa siswi yang masih melihatnya yang membuat mereka mengalihkan pandangan. Setelah ia memasuki kursi kemudi, telinganya langsung diterpa dengan nyaringnya ketawa Hesa yang terdengar sangat puas.

"Stop bikin gue malu dan ga gini caranya", Karina yang tadinya menatap kemudi kini berbalik menatap tepat pada netra Hesa, "gue udah punya cowo dan dia juga temen lo, jadi plis jaga batesan bercandaan lo" tambah Karina tegas.

Hesa tentu membalas tatapan Karina, entahlah Karina tidak bisa memaknai tatapan apa yang diberikan Hesa kali ini.

"Okey sorry if I crossed the line, as you want it, lo bisa keluar karena gue batalin perjanjian yang tadi"

Karina mengernyit heran dengan perubahan perilaku Hesa yang sangat tiba-tiba ini, tapi tentu saja Karina tidak akan melewatkan kesempatan, ia mengangguk menyetujui, "Fine, thanks kalau gitu"

Setelah Karina turun, Hesa pun juga ikut turun dan berpindah posisi ke kursi kemudi. Kini mobil tersebut sudah melaju meninggalkan Karina yang masih terheran-heran. Ia pun mengendikkan bahunya acuh dan segera menuju ke mobil Reyhan yang pasti sudah menunggunya sejak tadi. 

"Kok bisa lepas dari Hesa?" tanya Rey saat Karina baru saja memasuki mobilnya.

Karina lagi-lagi hanya mengendikkan bahunya tak tau, "gatau juga tiba-tiba dianya batalin perjanjian, aku sih syukur ya"

"Tapi itu gapapa Hesa nya nyetir dengan keadaan tangan kayak gitu?"

Pertanyaan Rey kali ini membuat Karina sedikit khawatir, tapi ia masih mencoba tak peduli toh Hesa sudah pasti melakukan segala hal sendiri. Hesa itu bisa diandalkan dalam segala hal.

----------------------------------------------------

Sudah sejam yang lalu Karina sampai rumah, namun ia tak kunjung berganti pakaian. Kini ia sedang di balkon, duduk di kursi yang ada di sana sembari memperhatikan sibuknya aktivitas seseorang yang berhadapan dengan rumahnya itu.

Yang diperhatikan pun sepertinya merasa dan berbalik untuk memberikan reaksi padanya.

Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang