10

131 18 0
                                    


Keduanya kini tampak canggung, setelah kejadian tadi. Karina menyibukkan diri dengan mengganti kompresan yang ada di dahi Hesa. Sementara Hesa kali ini juga memilih untuk memandangi yang lain, asal tidak menatap netra Karina.

"Maaf kalau tadi gue lancang" ucap Hesa memecah keheningan diantara mereka.

Karina memandangi Hesa yang seperti tidak berani menatapnya, ia menghela nafas pelan, "gapapa, lagian gue yang meluk duluan"

Giliran Hesa membalas tatapan Karina. Keduanya cukup lama saling memandang yang seakan tersirat kerinduan di dalamnya. Karina juga tak menolak saat tangannya kini tengah digenggam oleh Hesa.

"Can I explain about last year Rin? Kamu masih inget?" 

Melihat Karina yang diam dan tak ada jawaban apapun, Hesa berniat untuk bangkit dan duduk menyandarkan dirinya. 

Flashback on

Di tengah keramaian pengunjung cafe, Karina tidak berhenti tersenyum kala Hesa datang dengan bunga di tangannya. Bagaimana tidak? Sekarang adalah anniversary pertama mereka. Berbeda seperti hari-hari biasanya, Karina kini tampak cantik dengan balutan dress feminim warna hitam yang sangat kontras dengan kulitnya. 

Namun, Karina mengernyit heran melihat Hesa yang berpakaian seadanya. 

"Maaf telat, aku ada yang mau diomongin"

Jujur kali ini Karina tidak bisa menyembunyikan perasaan buruknya, namun ia tetap berusaha tersenyum, "iya sini sambil duduk dulu"

Hesa menuruti Karina dan duduk dengan ekspresi yang datar sambil meletakkan bunga tersebut di meja.

"Aku mau kita udahan Rin, aku bosen"

Jangan ditanya bagaimana perasaan Karina saat itu. Jantungnya berdegup kencang, lidahnya kelu, dan tiap tetes air mata pun membasahi pipinya tanpa izin. 

"Aku ada salah apa?" tanya Karina dengan pelan.

"Gaada, aku capek aja sama kamu" 

Setelah itu, Hesa langsung pergi dari cafe, meninggalkan Karina yang terisak memeluk bunga yang telah ia berikan. 

Di dalam mobil, Hesa memukul setirnya dengan kuat. Jujur dia tidak bisa melakukan hal tersebut pada Karina, mengingatnya saja membuat Hesa ingin memukuli dirinya sendiri karena telah tega membuat Karina menangis.

Flashback off

Karina mengangguk mengiyakan bahwa ia ingat dan ia setuju ingin Hesa menjelaskan berakhirnya hubungan mereka yang tampak abu-abu.

"Lo tau kan kalo gue abis kejadian itu ngilang gitu aja?"

Dengan ragu Karina menyetujui ucapan Hesa, "study exchange ke Aussie kan?"

"Iya, waktu itu gue bingung, awalnya gue mau nolak tapi bokap gue kekeuh nyuruh gue ikut, tapi di sisi lain juga gue gabisa jauh dari lo Rin, gue gabisa LDR"

"Karena disana banyak cewe cantik?" tanya Karina dengan sarkas.

Hesa tertawa pelan menanggapi, "bahkan gue ga tertarik sama sekali dan gaada yang secantik lo"

Karina berusaha menutupi salah tingkahnya, "trus?"

"Gue gamau lo kangen sama gue dan gue juga gabisa jagain lo. Itu bikin gue ngerasa kesiksa banget Rin"

"Trus dengan lo putusin gue, masalahnya udah selesai kah?

Hesa menggeleng lalu menunduk, "gue pikir dengan kita yang udahan bisa bikin gue ga perlu khawatir kalo lo kangen ataupun kenapa-kenapa dan lo juga bisa nemuin pengganti gue yang bisa jagain langsung tanpa harus ribet nahan kangen karena LDR, nyatanya di setiap harinya disana gue makin kesiksa"

"Beberapa kali gue ga sabar pengen cepet balik buat jadiin lo milik gue lagi dan bebas meluk lo sesuka gue. Tapi ternyata gue telat ya?"

Karina mengelus surai milik Mahesa dan membiarkan Hesa menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Karina. Inilah pelukan yang Hesa rindukan, aroma vanila yang menyeruak menusuk hidung membuatnya semakin tenggelam. 

"Can we try it again Rin?"












YEYYY DOUBLE UPDATE!!!

Jangan lupa vote dan komennya ya wir

Jangan lupa vote dan komennya ya wir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang