17

117 15 3
                                    

Kini dirinya menghempaskan bokongnya ke sofa. Kepalanya disandarkan seraya memejamkan matanya. Sungguh ia benar-benar pusing.

"Ada masalah?" tanya Hesa yang melihat Karin pulang tanpa semangat.

Tidak ada balasan apapun dari Karina. Hal itu membuat tangan Hesa terulur mengelus surai Karin lembut seolah bisa menenangkan pemiliknya.

"Menurut lo gimana kalo gue tunangan sama Rey abis lulus?" tanya Karin masih dengan mata terpejam.

Kini giliran Hesa yang diam dan menarik kembali tangannya. Karina membuka matanya dan melihat Hesa yang entah sedang menatap Karina dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Karina menghembuskan nafasnya kasar lalu beranjak mengambil sesuatu.

Hesa masih tidak bergeming dari tempatnya sampai Karin kembali setelah mengambil sesuatu.

"Sini gue obatin lagi biar cepet sembuh, Rey pasti marah kalo calon tunangannya ini malah nginep lagi di apart mantannya" kata Karin sambil melepaskan perban pada tangan Hesa.

"Lo mau?"

"Sakit ga?" tanya Karin sambil mengoleskan salep luka bakar ke tangan Hesa pelan.

"Gue lagi nanya, lo mau?" balas tanya dari Hesa dengan nada yang terkesan menuntut di telinga Karin. Hal itu dibalas anggukan oleh Karin tanpa membalas tatapan Hesa.

"Yakin sama keputusan lo?" tanya Hesa jauh lebih lembut dari sebelumnya.

Mendengar itu membuat Karin yang tadinya sibuk mengoleskan salep jadi terhenti. Kini ia mendongak menatap laki-laki di depannya ini yang menatapnya sendu.

"Maaf"

"Bener-bener gaada kesempatan buat gue ya?"

Karina menunduk. Sejujurnya ia juga tidak tau pada perasaannya. Kembalinya Hesa membuat hatinya jadi kembali ragu apakah dirinya sudah benar-benar menyukai Rey atau masih saja pada Hesa.

"I would treat you better Rin, please give me a chance"

_____________________________________

Saat ini Karin sedang berada di minimarket dekat apartemen Hesa. Dia ingin memborong beberapa snacks untuk dia bawa pulang agar dirinya tidak stres. Bagaimana Karin bisa pulang ke rumahnya? Ya, akhirnya Hesa setuju jika dirinya pulang karena banyaknya tugas di kelas akhir dan tidak mungkin juga Karin terus-terusan nginep di apart Hesa. Memangnya Karin ini cewek apaan? Begitu pikirnya.

"Loh Karin?" panggil seseorang yang membuat Karina kini seperti terciduk melakukan pencurian.

Siapa sangka jika dirinya kini harus ketauan bertemu seseorang yang juga sedang berada disana. Ia hanya bisa tersenyum dengan paksa dan mengajaknya duduk di depan kursi minimarket. Setidaknya ia harus memikirkan beberapa alasan dulu sebelum melanjutkan beli snacks.

"Kok bisa ada di minimarket sini?"

"Gapapa sih gabut aja" jawab Karina yang tidak mungkin mengaku jika dia abis dari apart Hesa.

"Sama siapa kesininya?"

"Nebeng temen tadi"

"Jangan boong, pacar lo kemana?"

"Gatau sibuk." Jujur Karin gugup ditatap orang di depannya ini dengan penuh selidik.

"Dih pinter boong, padahal Hesa udah ngasih tau gue"

Balasan dari orang tersebut membuat Karin mendelik. Minimal kalau udah tau jangan mengintrogasinya seperti tadi lah, bikin Karin pusing nyari alasan aja.

Karin merotasikan matanya lalu berdecak, "duh iya, gue lupa lagi kalo lo sohibnya si Hesa"

"Iya kan mantan lo juga"











Yey update lagi! Kira-kira siapa ya itu?
Jangan lupa vote dan comment nya ya cintaku

Yey update lagi! Kira-kira siapa ya itu?Jangan lupa vote dan comment nya ya cintaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih bonus pict Jay yg lagi rame🤗

Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang