18

118 10 2
                                    

Karina menatap malas laki-laki di depannya yang tertawa menampakkan gigi taringnya setelah mengaku menjadi mantannya. Tampaknya ia sangat senang membuat Karina berdecak malas menanggapi omong kosong tersebut.

"Enak aja, kita cuman hts aja ya Gar"

Bukannya tersinggung, Sagara justru menyibakkan rambutnya sambil tersenyum meledek ke arahnya. 

"Iya iya mantan HTS, yang penting ga bertepuk sebelah tangan kayak pacar lo."

"Dih lo nyindir gue?"

Astaga. Apakah manusia setengah vampire di depannya ini sedang mengoloknya secara langsung? Dirinya sedikit tersindir meskipun sebagian dari dirinya menampik kenyataan tersebut. Orang dia ini sudah suka dengan Rey kok.

Sagara mengendikkan bahunya acuh, "kalo lo merasa sih bagus"

Sudah habis kesabaran Karina dibuatnya, ia sontak melangkahkan kakinya masuk lagi ke dalam minimarket dengan hentakan kaki yang menandakan bahwa ia tengah kesal. Hal tersebut mengundang gelak tawa Sagara yang menatap punggung mantan gadisnya meninggalkan ia seorang diri.

Karina masa bodoh saja, dia segera memilih beberapa cemilan kesukaannya dan es krim vanila untuk acara begadangnya melembur tugas nanti malam. Kini ia tengah merapalkan doa agar si rese yang mengganggunya tadi sudah pergi. Ia berjalan keluar setelah membayar dan menenteng satu kantong yang cukup besar dan masih menemukan Sagara yang tak beranjak sama sekali dari tempat yang tadi.

"Ngapain masih disini?" tanya Karina sembari menatap Sagara sengit.

"Nungguin lo buat pulang bareng lah"

"Gue ga bilang mau pulang bareng lo deh?"

Sagara justru menarik Karina menuju motor matic kesayangannya dan mengambil helm yang ada di jok motor. Dia memang selalu membawa 2 helm untuk persiapan takut-takut jika harus terpaksa menebengi temannya seperti ini, alasan simple-nya ia hanya tak mau kena tilang. 

Tak berhenti mengomel membuat Sagara langsung memasangkan helm miliknya pada Karina, "ya bodoamat, kan gue yang mau"

Percuma saja Karina mendebat laki-laki ini, dia akhirnya menurut saja memperhatikan Sagara yang telah menaiki motor kemudian ia pun ikut bergerak hendak menaiki motor, namun Sagara justru menghentikannya. Karina mematung dengan apa yang dilakukan, kini jaket milik pemuda ini telah terpasang apik di pinggangnya.

Sepanjang perjalanan Karina hanya diam, sepertinya otaknya masih belum berfungsi dengan baik. Pikirannya masih melayang jauh pada kejadian bagaimana tangan kekar Sagara memasangkan jaket pada pinggangnya. Jangan lupakan tangan Sagara yang kemudian menarik tangannya lembut untuk bertumpu pada bahu kokoh tersebut sehingga memudahkannya naik.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sesampainya pada pekarangan rumah milik Karina, keduanya disambut oleh seorang perempuan paruh baya yang tengah menyirami tanaman kesayangannya. Senyumannya terukir cantik sama persis seperti milik Karina, namun setelah itu mengerutkan keningnya setelah sadar melihat anak gadisnya diantar oleh seorang laki-laki yang tak asing menurutnya.

"Eh ini Saga ya?" ucap beliau saat pemuda tersebut tersenyum sambil mencium tangannya.

"Iya tante"

"Eh ayo masuk aja dulu, di dalem udah ada Rey juga lagi main game sama Yogi"

Karina sontak membelalakkan matanya lalu celingukan melihat sekitar, "tapi kok gaada mobilnya mah?"

"Tuh ditaruh di halaman rumah Gema, tadi niatnya cuman mampir habis main katanya"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Oiya Saga kemana aja kok ga pernah mampir kesini lagi?"

"Baru balik study exchange dari Aussie dia mah" 

Bukan Sagara yang menjawab, justru Yogi yang tiba-tiba menyahut disertai cengiran khasnya. 

"Loh sama kayak Mahesa ya jadi?"

Yang ditanya hanya mengangguk menampilkan senyuman canggung sambil melirik pada seseorang yang kini tengah menyesap minuman yang disuguhkan oleh pemilik rumah dengan wajah yang nampak tenang. Mendengar ucapan mamanya sontak membuat Yogi menyenggol lengan perempuan yang berstatus sebagai ibunya itu.

"Emangnya dulu dia sering main kesini kah tan?" tanya Rey santai seolah tak terjadi apa-apa.

Mata perempuan paruh baya tersebut tampak melirik Saga dan Rey bergantian, "loh kirain kamu udah tau kalau Saga ini mantan pertama Karin"

"Uhukk" 

Terkejut mendengar fakta tersebut, Rey yang kembali menyesap minumannya tersebut langsung terbatuk. Sementara Yogi hanya menepuk jidatnya sambil melirik Karina yang baru saja turun dengan pakaian rumah. Kakaknya itu tengah menatapnya masam, pasti setelah ini ia akan dikuliti hidup-hidup karena tidak menahan sang mama.


























MAAF TELAT UP YAAAA 

Eh ini kenapa jadi oleng ke hoonrina ya hehe :DDDD

Anw jangan lupa dukungan dan tanggapannya ya cintaku

Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang