06

132 21 0
                                    

Di tengah lapangan kini Karina tampak meratapi nasibnya. Ia bersama beberapa murid lainnya sedang dihukum untuk membersihkan halaman tengah dikarenakan terlambat. Ada hampir 10 orang yang kali ini dihukum bersamanya. Karina tersenyum masam, untung saja ada orang yang ia kenali.

"Sel, lo tiap hari kayak gini?"

Gisel yang sedang menyapu pun ikut duduk bersama Karina, "ya engga tiap hari juga Rin pas mapel matematika wajib aja, lagian hukumannya bervariasi kok jadi ga akan bosen"

Karina mengernyit heran dengan kelakuan temannya yang satu ini, "aneh lo ah, gaada kapoknya"

"Daripada bosen di kelas ye kan. Udahlah gue mau ke kantin nih aus, lo mau ikut ga?"

Karina sontak menggeleng cepat, "ogah bolos sama lo, mau tidur aja gue ngantuk"

"Yaudah mana sini sapu lo, sekalian gue balikin"

Keduanya berjalan berlawanan arah dan ini waktunya pergantian jam pelajaran. Karina menghembuskan nafasnya lega tanpa harus mengintip terlebih dahulu apakah sedang ada guru yang mengajar atau tidak di kelasnya.

Ia berjalan menuju bangkunya dengan wajahnya yang memerah karena beberapa teman kelasnya menertawainya sebab terlambat. Shenina dan Juan selaku tetangga dari bangku Karina pun menoleh.

"Tumbenan lo telat dah, perjalanan dari Merauke apa gimana?" tanya Juan meledek.

Karina meletakkan kepalanya yang terasa berat, "brisik ah lo Ju, gue gabisa tidur semalem"

"Lah bukannya lo tuh nempel sama bantal dikit langsung ga sadarkan diri?" Shenina heran, pasalnya sahabatnya ini tidak bisa begadang.

Karina hanya mengendikkan bahunya, "gatau, kaget kali kebanyakan tugas kelas 12 makanya jadi insom"

"Sayangnya sih tugasnya udah nambah double ini gara-gara Bu Sana ke luar kota" Sean yang bangkunya berada di depan Karina ikut menimbrung juga.

"Udah lo bertiga kerjain gih, ntar gue salin di perpus ya hehe"

Tanpa mendengarkan jawaban dari ketiganya, Karina sudah memposisikan diri untuk tidur. Ia bisa mendengar makian dari teman-temannya itu sebelum dirinya benar-benar terlelap.

--------------------------------------------

"Rin, gue rasa lo di kelas aja deh sampe pulang"

Karina yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya setelah tidur pun mengernyit pada Arwinda yang baru saja datang. Ditambah Shenina yang ikut mengangguk setuju.

"Apa deh dateng-dateng malah posesif, gue baru bangun juga"

"Astaga Karin, pantesan kita chat ga dibales ternyata masih cosplay putri tidur" Shenina berdecak melihat Karina yang tengah merapikan rambutnya dan seperti mengambil sesuatu di tasnya.

"Udah diem gue ngasih bekal ke Rey dulu"

----------------------------------------------

Karina awalnya ingin ke toilet dulu untuk cuci muka, tapi ia urungkan niatnya itu karena jam istirahat yang hampir selesai. Sepertinya rencananya untuk memberi bekal Rey bisa dibilang gagal karena ia tidur terlalu lama.

Setelah berjalan melewati beberapa koridor, ia kini sampai di kantin yang biasa Rey dan teman-temannya tempati. Benar saja, mereka semua ada disana. Rey yang tak sengaja melihat Karina langsung melengkungkan bibirnya.

"Nyenyak tidurnya sayang?" tanya Rey sambil mengusap surai halus Karina dan menggandeng tangan Karina untuk duduk di sampingnya.

Karina yang ditanya pun bingung, "kok kamu tau?"

"Tadinya aku mau ke kelas kamu, trus dikasih tau Shen sama Winda"

Karina hanya mengangguk-ngangguk kecil lalu memberikan kotak bekal yang ia bawa pada Rey, "aku bikinin kamu sandwich walaupun telat hehe"

"Weh kebetulan masih laper"

Rey sontak melotot pada Gema dan Juan yang berebut kotak tersebut.

"Kan lo udah makan njir"

Juan menyetujui perkataan Gema, "hooh bagi ke kita lah"

"Taro."

Niko dan Sean yang melihat hal tersebut pun tergelak. Seperti itulah Rey kalau sudah masalah Karina.

Sementara Karina terdiam setelah indra penciumannya tak sengaja menangkap aroma yang sangat tidak asing baginya. Dia sangat hafal siapa pengguna parfum ini, ia menggeleng pelan. Rey pun menoleh pada Karina yang tampak tidak biasanya seperti itu.

"Kenapa sayang? Pusing?"

Karina sontak terkejut saat suara Rey memecahkan lamunannya, "kayaknya aku mau ke toilet dulu"

Setelah itu Karin langsung berdiri tanpa melihat keadaan sekitar yang menyebabkan dirinya menabrak seseorang yang sedang membawa bakso.

Semua yang ada di kantin heboh. Begitupun dengan Karina yang reflek menggenggam tangan orang tersebut. Karina bisa mendengar ia mendesis kesakitan karena tumpahan kuah panas di tangannya. Karin masih berusaha meniup dan mengusap pelan tangan dari korban dengan harapan itu bisa mengurangi rasa sakitnya.

"I know you miss me Katarina, tapi situasi tangan gue lagi ga baik"

"Kalau mau lepasin rindu, nanti ya" tambahnya dengan berbisik di telinga Karina.

Tubuh Karin membeku, ia mendongak ragu pada si pembicara.

"Hesa?"



AAAAAA LAMA GA UP
SORRY BANGET GUYS
Ini udah lanjut kok tapi hehe
Jangan lupa streaming Drama - Aespa yaaaaa, author lagi dimabok Karinaa

Moth To A FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang