accept the situation

1.3K 109 8
                                    

Reo merasakan punggung nya sakit, mungkin sebab kegiatannya tadi malam bersama nagi membuat punggung nya sakit.

Ia membuka matanya dan menoleh ke sana kemari melihat apakah nagi masih ada atau tidak, dan ternyata tidak.

Di sebelah kiri reo hanya ada satu kertas surat dan di sebelah kanan hanya ada makanan dan minum seperti biasa, reo berusaha bangun mengambil surat tersebut yang pastinya surat dari nagi, ia  membuka surat tersebut yang berisikan

'Maaf ga sempet bangunin kamu, aku buru buru, jangan lupa makan makanan nya ya cantik sore ini aku balik'

- sei

Reo menghembus kan nafas nya, lalu beralih menuju ke kamar mandi, ia berdiri depan cermin kamar mandi dan meletakkan kedua tangannya di wastafel sambil memandangi dirinya, ia melihat banyak bekas gigitan dan tanda kepemilikan dari nagi dimana-mana memenuhi badan reo.

Reo lalu membilas wajahnya agar lebih segar, ia kembali dari kamar mandi mendekati makanan tersebut yang ada di atas meja kecil di samping kasur ia tak menyentuh makanan tersebut reo hanya memandangi nya tak berlangsung lama ia melempar makanan tersebut jatuh ke lantai sehingga membuat piring dan gelas kaca pecah, ia tak peduli bahwa ia telah menginjak pecahan kacanya walaupun kakinya telah terluka dan di penuhi banyak aliran darah yang terus keluar di telapak kakinya reo hanya terus berjalan ke sana kemari, membuat kekacauan di dalam kamar melempar semua barang yang ada di dalam kamar, reo melepaskan kemarahan nya dengan membuat keributan, walaupun sekiranya ketika nagi pulang dia akan marah, reo tidak peduli ia harus mencari cara untuk keluar dari sini secepatnya reo berjalan dengan kaki yang masih terluka ia mendekati jendela berharap jendela kamar terbuka namun mustahil jika nagi membiarkan jendela nya terbuka, reo kemudian mengambil salah satu barang yang bisa ia pegang lalu melemparkan nya ke kaca agar pecah namu masih nihil, kacanya begitu kuat kata reo lagi pun, tidak semudah itu kaca ini hancur begitu saja

Reo mulai berpikir keras, rasanya ia mau menyerah tapi ini terlalu cepat akankah jika reo bersikap patuh, adakah kesempatan ia kabur?

Reo mulai kelelahan ia merasakan nyeri pada telapak kakinya yang terluka, ia kembali ke kasur merebahkan dirinya dan berniat tidur menunggu nagi pulang entah bagaimana reaksi nagi.

Nagi memasuki kamar reo dengan senyuman hangat, namun senyuman tersebut hilang bagai di telan bumi karena melihat kamar reo yang sudah sangat berantakan.

Ia melihat ke arah reo yang masih tertidur lelap di atas kasur kata nagi bahkan reo tidak memakan makanan sedikit pun.

Nagi menghampiri reo yang terbaring dengan kaki yang terluka, ia menyentuh bagian kaki reo yang terluka dengan rasa khawatir ia tak bisa marah dengan keadaan reo sekarang, nagi menggendong reo lagi dan membawanya pergi ke ruang tamu, nagi akan menyuruh satu-satunya pelayan yang ada di rumah nya untuk membersihkan kamar dengan segala kekacauan yang reo buat.

Nagi berjalan ke ruang tamu sambil menggendong reo, ia kemudian merebahkan tubuh reo ke sofa lalu mengambil kotak p3k dan mengobati luka reo, reo sama sekali tak terbangun dari tidurnya mungkin ia cukup kelelahan.

Nagi mengambil selimut dan menyelimuti badan reo agar tidak terlalu kedinginan, untuk beberapa jam reo harus tidur di sofa dulu sambil menunggu pelayan selesai membereskan kamar tersebut.

Setelah beberapa jam nagi terus memperhatikan reo yang tidur.

"excuse me sir, kamar nya sudah saya bereskan anda bisa memakainya dengan nyaman sekarang." Ucap seorang pelayan tersebut kepada nagi

"Thanks, kembali kerjakan tugas mu seperti biasa dan jangan lupa bawakan saya makanan yang baru" ujar nagi sambil menggendong tubuh reo yang masih terlelap dari tidur nya dan memindahkan reo ke kamar yang sudah di bereskan pelayan tersebut.

Pelayan tersebut hanya mengangguk patuh dan kembali mengerjakan tugas nya seperti biasa.

Nagi melihat reo yang tak berdaya seperti ini membuat hatinya goyah akan ke khawatiran nya, ia takut reo semakin membenci nya tapi ia juga tak bisa melepaskan egonya untuk membuat reo tak berpaling dari dirinya sama sekali.

Reo kembali dari tidur nya membuka matanya perlahan-lahan,  ketika ia membuka nya dan yang pertama ia lihat adalah nagi reo kaget dan refleks menjauh dari nagi.

"reo? Kamu kenapa?" nagi menatap reo heran

Nagi semakin mendekat namun reo selalu berusaha menjauhi nya, nagi yang berada di samping reo makin mendekat dengan reo terus yang bergeser ke samping berusaha menjauhi nagi, reo hampir saja terjatuh dari kasur tetapi nagi segera menangkap nya

"jangan menjauh, nanti kamu jatuh sayang."

"lepasin."

Reo melepaskan dekapan nagi dan menjauh, lagi.

Nagi tak ingin kesal sekarang, nagi kini meraih makanan yang pelayan siapkan baru beberapa menit lalu.

Nagi berniat ingin membantu reo makan, reo dengan sengaja melempar piring makanan tersebut, nagi kini merasa ingin marah namun ia memilih untuk memegang pipi reo untuk menenangkan emosinya

Reo menepis tangan nagi, membuat nagi tak bisa menahan rasa kesal nya. nagi tak mengatakan apa-apa lalu pergi begitu saja meninggalkan reo di kamar membuat reo kebingungan serta bertanya-tanya.

Entahlah reo hanya bisa berdiam diri, dengan pikiran yang di penuhi bagaimana cara ia kabur

Beberapa menit kemudian, nagi kembali mendatangi reo yang masih berdiam diri diri di kasur, reo melihat ke arah nagi yang semakin dekat kepadanya dengan kedua tangan yang berada di belakangnya
Tampaknya nagi menyembunyikan sesuatu di belakang nya.

"sei?" reo dengan mimik muka panik dengan bercucuran keringat

Nagi tepat di depan reo mengusap keringat nya pelan dengan satu tangan.

"reo.. Kalo orang bandel itu harus di kasi hukuman kan?" nagi hanya mengatakan 1 kalimat tersebut membuat reo semakin panik dan takut.

Nagi tersenyum kepada reo membuat reo merinding, nagi kemudian mengeluarkan cutter dan meraih tangan reo dengan kasar

"sei-!" reo terbelalak kaget melihat cutter tajam menusuk sedikit kulit tangannya

"mau ngapain?!" suara reo bergetar ketakutan.

Nagi tak mengatakan apa-apa ia hanya melanjutkan aksinya, nagi perlahan mengukir tangan reo dengan cutter kata mine tertulis di lengan reo, semakin dalam cutter tersebut menyakiti lengan reo, reo berteriak kesakitan pelupuk matanya di genangi air mata perlahan membasahi pipinya.

"sei.. Please stop.. Itu sakit.." suara reo serak dan suaranya bergetar karena menangis, darah bermunculan di lengan reo membuat kata mine yang ada di lengan reo seperti di warnai kemerah merahan.

"diem re, kalo kamu banyak gerak sayatan nya bakal makin dalem" nagi tak memperdulikan reo yang menjerit kesakitan, setelah ia selesai menyayat lengan reo, ia menjilat sisa darah yang ada di lengan reo.

"mmh, darah kamu enak re"

Reo ngeri ketika nagi menjilat sisa darah di lengan nya, namun juga terasa perih di sana.

"reo, karena kamu sendiri yang lemparin makanannya ke lantai. hari ini sebagai tambahan hukuman kamu gak boleh makan sampai besok."

Nagi dalam suasana buruk sekarang bahkan ia tak mau tidur dengan reo saat ini, ia pergi begitu saja meninggalkan ruangan dengan keadaan reo yang masih berusaha menahan rasa sakit yang nagi berikan.

Gila!

obsessed (nagireo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang