Naruhaya perlahan bangun dari kesadarannya, ia berusaha membuka matanya melihat apa saja yang bisa di lihat namun ia tak melihat apapun, gelap.
Seperkian detik ia sadar bahwa ia sedang di ikat di kursi kayu dengan posisi tangan nya berada di belakang, ia ingin melihat keadaan dirinya sendiri bahwa ia berada dimana? Namun apa dayanya jika matanya di tutupi oleh kain kecil, naruhaya mulai menggeliat di atas kursi berusaha sebisa mungkin melepaskan diri dari kursi tersebut, bukannya berhasil melepaskan ikatan tangan malahan ia terjatuh ke lantai yang dingin, kotor yang benar saja bahkan ketika ia terjatuh ke lantai bukannya terlepas dari kursi malah kursinya juga ikut terjatuh dengannya alhasil kursi seperti menyatu dengan dirinya karena posisi tangannya yang melingkar ke belakang dengan keadaan terikat membuat kursi ikut terjatuh.
Nagi yang sedari tadi melihat kelakuan naruhaya yang berusaha melepaskan diri, nagi tertawa puas di sertai dengan tawa yang kejam
"Pfft! HAHAHAH!" Nagi mulai melangkah menuju naruhaya, naruhaya memang mendengar langkah tersebut tapi ia tidak tahu dari mana langkah tersebut akan menjumpainya, arah depan? Belakang? Samping? Dan yah nagi berjongkok tepat di samping naruhaya.
"Haha...selama ini kamu pikir saya gatau apa-apa?"
Nagi mengembalikan posisi naruhaya duduk seperti semula dengan tangannya yang masih terikat.
"Bajingan..!" Naruhaya berdesis sambil ia melontarkan kata-kata kasarnya.
"Apa ya..? Kamu ini enak nya di apain?"
Nagi kembali dari arah belakang naruhaya, menarik rambut nya kebelakang sehingga membuat naruhaya menjerit kesakitan dan mendongak ke atas, entah pikiran naruhaya sudah ada dimana-mana fantasinya menguasai dirinya dengan keadaan yang tak bisa melihat apapun, nagi bisa saja melakukan hal-hal yang tidak masuk akal terhadap dirinya
"Oh ya...katanya kamu punya saudara ya? Kayanya kalo mereka gabung disini seru kali ya?"
Nagi semakin keras manarik rambut naruhaya hingga naruhaya mencapai batasnya ia menggeliat tak karuan hanya karena mendengar 'saudara' membuat ia semakin keras memberontak membuat nagi kesal nagi kemudian mengambil tongkat bisbol dan memukul perut naruhaya dengan sangat keras agar tidak memberontak lagi
"Diem." Satu kata keluar dari mulut nagi membuat naruhaya sekejap terdiam berhenti memberontak, karena jika ia tetap melawan maka tidak ada yang tahu apakah ini akan berdampak ke saudaranya atau tidak.
Nagi berkali-kali memukul naruhaya dengan tongkat bisbol tersebut entah sudah berapa kali naruhaya muntah akibat di pukuli terus menerus, kali ini nagi melepaskan ikatan dari tangan naruhaya kemudian dia menendang naruhaya jatuh ke kursi, berkali-kali ia menyiksa naruhaya hingga hampir kesadaran naruhaya hampir hilang sepenuh nya, saat naruhaya tergeletak lemah tak berdaya dengan wajah yang memar nagi kemudian meletakkan kakinya di atas kepala naruhaya sambil berucap.
"kepala kamu mau saya potong? Biar jadi bola, haha enak ga si di tendang tendang"nagi terkekeh sambil menendang kecil kepala naruhaya
"kamu ga boleh pingsan. " nagi kembali membangunkan tubuh naruhaya agar tidak hilang kesadaran meletakkan tubuh naruhaya di atas kursi kembali memperbaiki ikatan yang terlepas di tangan dan memper-erat kain kecil yang menutup mata naruhaya
"mau main game ga?" nagi bertanya dengan naruhaya yang sangat pasrah
"..... Game?" naruhaya menjawab sebisa mungkin
"kalo kamu bisa hindarin bola yang bakal saya lempar ke kamu ini, kamu boleh pergi dari sini dan jangan ganggu saya sama reo."
Naruhaya kembali memberontak lagi-lagi melontarkan kata-kata kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsessed (nagireo)
DiversosCinta seorang nagi seishiro yang perlahan lahan berubah menjadi obsessed karena trauma yang ia pikul dulu sehingga membuat nagi takut di tinggal oleh sang kekasih reo mikage contains harsh words( ・'д・') a little mature (ー。ー#) ⚠️warning⚠️🔞 - fiksi ...