sick

2.8K 181 9
                                        

Hari ini seperti biasa menjalani kehidupan sekolah sehari-hari tak lama lagi juga mereka akan segera ujian dan lulus dari sekolah menengah ke atas.

"Re? Nagi gak masuk sekolah hari ini?" Ucap isagi bertanya kepada reo.

"Gatau isa, nagi juga gak hubungin gw" balasnya khawatir.

"Gimana kalo lo samperin aja dia di rumahnya? Selama ini kan nagi tinggal sendiri, takut aja gitu dia kenapa kenapa"

"Iya, rencana juga gw bakal ke rumah dia sih gw khawatir banget."

Sensei sudah tiba di kelas mereka mengakhiri percakapannya dan beralih fokus untuk belajar.

Selama jam pelajaran reo tidak fokus pada materi yang di sampaikan guru, pikirannya terus tertuju pada nagi yang tidak hadir hari ini biasanya, nagi selalu sigap menghubungi reo kapanpun jika terjadi apa-apa tapi hari ini tidak seperti biasanya nagi tidak menghubungi reo sama sekali.

Bel istirahat telah berbunyi reo menghela nafas dengan berat karena sulit fokus pada mata pelajaran.

"Re, buku yg lo pinjem beberapa hari yang lalu udah selesai di baca gak?" Ucap seseorang dari kejauhan perlahan mendekati reo.

"Oh udah nih yuk, seru bgt ceritanya tp jelek bgt end nya anjir masa pasangannya mati??"

"Haha iya sih re, kaya kasian bgt di tinggal mati, oh ya anw nagi kemana re?" Tanya yukimiya.

"Gatau, gw juga lagi mikirin dia nih khawatir bgt gw"

"Lo mau samperin dia ke rumahnya gak?" Tanya yukimiya sekali lagi.

"Iya sih" balas reo seadanya

"Gimana kalo barengan aja? Biar gue temenin" kata nya sambil menawarkan diri.

Reo tidak enak menolak sebenarnya tapi ia harus jaga jarak dengannya karena harus menjaga perasaan nagi, dengan berat hati reo pun menjawab

"Duh sorry bgt yuk, gk usah makasih ya tp lo tau lah ya sifat sei akhir2 ini sensitif takut dia aneh aneh lagi"

"Oh ya gpp re santai, kalo gitu gue cabut duluan ya" ia melambaikan tangan nya ke reo tersenyum lalu pergi meninggalkan reo di kelas.

Reo menghela nafas nya sekali lagi, ia melihat ke arah jendela sembari berharap nagi baik-baik saja.

Setelah jam sekolah telah selesai tanpa basa basi, reo langsung bergegas ke rumah nagi, awalnya ia sempat nyasar karena ini pertama kali nya ia ke rumah nagi, selama ini nagi yang selalu ke rumahnya reo.

Setelah ia temukan rumah nagi, terlihat bangunan rumah yang lumayan besar namun sederhana, ia pun berjalan mendekati rumah tersebut sambil memencet bel.

"Siapa sih?" Suara berat yang berasal dari dalam rumah tersebut yaitu nagi.

"Sei ini aku, reo. bukain cepet dingin nih"

Nagi kaget karena yang datang reo, ia panik lalu ia berdiam sebentar mencerna siapa sangka kalo reo ke rumah nya langsung nagi perlahan lahan membuka kan pintu untuk reo dan mempersilahkan reo masuk

Reo memperhatikan nagi ia kemudian bertanya.

"Sei, kamu kenapa hari ini gak masuk sekolah?" Katanya khawatir.

"Sei..agak pusing dikit re"

Reo perlahan mendekati nagi dan memegang kening nya ia mengecek suhu tubuh nagi

"Astaga sei, panas bgt kamu udah minum obat?" Ucap nya sambil menuntun nagi untuk duduk baik-baik

Ia kembali mengecek tubuh nagi, reo tampak khawatir dengan keadaan nagi sekarang, nagi yang melihat reo khawatir ia mengambil tangan reo lalu di arah kan ke pipinya.

"Tangan kamu dingin re" katanya sambil menggenggam tangan reo yang berada di pipinya saat ini sambil memejam kan mata.

"Sei, kamu udah makan? Udah minum obat?" Tanya reo khawatir

"Belum re..ga sempet bunda aku ga pulang hari ini" suara nagi begitu lemah saat ini bahkan untuk berdiri saja ia masih tidak kuat dari tadi ia hanya menahan untuk membukakan pintu untuk reo.

Reo tambah khawatir karena tidak ada yang merawat nagi

"Yaudah sei, aku nginep ya hari ini gapapa kan? Aku khawatir kamu nanti kenapa kenapa kalo sendiri."

Nagi hanya mengangguk anggukan kepalanya, lagipun ia tidak bisa apa-apa sendiri sekarang.

"Yaudah dapur kamu dimana sei?, biar aku yang masak!" Ucapnya dengan semangat

"Ada di belakang re..gapapa? Aku ngerepotin gak?"

"Gapapa lah, yaudah aku pinjem dapurnya ya sei"

Reo berdiri dan bergegas menuju ke dapur belakang, ia memulai memasak untuk nagi ia mempersiapkan semuanya

Setelah ia memasak ia berjalan lagi menuju nagi yang sakit lalu menghidangkan makanan yg telah ia masak.

"Sei bisa makan sendiri gak?" Tanya reo

Nagi berusaha menggapai sendok yang berada di samping makanan tersebut.

"Sei bisa kok re" tak lama ia menjatuh kan sendok tersebut karena sudah terlalu lemas.

"Yaudah reo suapin ya."

Reo mengambil sendok lalu menyuapi nagi
Setelah ia selesai membantu nagi makan, ia lalu membantu nagi untuk minum obat,
*baik bgt ya reo*

"Reo..mau peluk." Kata nagi sambil menarik tangan reo lembut dan mendekap reo dalam pelukannya.

Ya reo tidak bisa apa-apa ia harus menuruti semua yang nagi mau, karena ia lagi sakit sekarang.

Nagi memeluk reo begitu erat

"Sei, bunda kamu dimana?" Reo memulai percakapan

"Umm..gatau sei gak peduli." Nagi mengabaikan pertanyaan tersebut, reo tidak mengerti kenapa selama ini nagi menghindari mencari tentang 'keluarga'
Bahkan menghindari menceritakan dirinya sendiri

Tapi reo tidak ingin melewati batas privasi dia dengan nagi, ia menghargai keputusan nagi untuk tidak menceritakan masalah pribadinya.

Malam itu nagi dan reo bercerita banyak walaupun suara nagi terkadang serak dan tidak terdengar jelas, reo berusaha menemani nagi di kala sakit tanpa ada seseorang 'ibu' yang merawatnya.

Selama ini reo kepikiran tentang masa lalu nagi sebenarnya ada apa?

Selama ini reo kepikiran tentang masa lalu nagi sebenarnya ada apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Cr : @yng_z (Twitter)

obsessed (nagireo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang